Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Saat Hati Tertusuk Duri Cinta

Saat Hati Tertusuk Duri Cinta

NINA WEBER

4.9
Komentar
587K
Penayangan
373
Bab

Kebanyakan orang mengatakan bahwa cinta adalah hal yang indah, tetapi bagi Gina tidak demikian. Dia tidak bisa mengerti mengapa kehidupannya yang sempurna tiba-tiba menjadi seburuk neraka. Setelah mengalami keguguran dan cacat wajah, karier dan reputasinya juga hancur. Kehidupan Gina yang sempurna mulai hancur setelah dia bertemu dengan Evan. Pria itu dengan kejam menghancurkan hatinya menjadi berkeping-keping. Hati Gina benar-benar tertusuk oleh duri-duri cinta.

Bab 1 Kehamilan yang Tidak Direncanakan

"Selamat, Nyonya. Usia kehamilan Anda sudah menginjak enam minggu!" ucap dokter yang tersenyum sambil menyerahkan hasil tes kehamilan.

Memegang kertas tersebut, tanganku gemetar ketika membaca kata-kata yang tertulis di atasnya. Aku hanya pernah tidur dengannya sekali. Bagaimana mungkin aku hamil?

Apa yang harus kulakukan sekarang?

Jika aku memberi tahu Evan tentang ini, apa dia akan bahagia dan melanjutkan pernikahan karena bayi kami?

Tentu saja tidak! Evan yang kukenal kemungkinan besar akan menuduhku mencoba untuk menjebaknya dengan bayi. Dia pasti tidak akan berubah pikiran tentang perceraian.

Rasa sedih dan bingung menyelimuti hatiku. Aku memasukkan hasil tes ke dalam tas dan meninggalkan rumah sakit.

Di luar gedung rumah sakit, ada mobil Maybach hitam mengilap yang terparkir dengan jendela terbuka sebagian. Wajah tampan dan dingin dari pria yang duduk di kursi pengemudi terlihat oleh semua orang.

Seperti biasa, pria ini menarik perhatian karena daya tariknya. Beberapa wanita, tua dan muda, bahkan terpana ketika mereka sedang lewat.

Pria ini tidak lain adalah Evan Korinus, pria yang bertanggung jawab atas kehamilanku. Dia kaya dan tampan. Jika ada orang yang paling tahu betapa menawannya dia, itu adalah aku. Aku sudah terbiasa dengan pemandangan ini setelah bertahun-tahun. Mengabaikan pandangan dari para wanita yang mengedipkan mata padanya, aku masuk dan duduk di kursi penumpang.

Evan, yang sedang beristirahat dengan mata terpejam, sedikit mengernyit. Tanpa membuka matanya, dia bertanya dengan suara rendah, "Apa kamu sudah selesai?"

"Ya." Aku mengangguk dan menyerahkan kontrak yang telah ditandatangani oleh kepala rumah sakit. "Pak Kresna mengirim salam."

Awalnya aku berencana datang ke sini sendirian untuk menandatangani kontrak, tetapi aku bertemu Evan di jalan. Yang membuatku terkejut, dia memberiku tumpangan tanpa aku minta.

"Kamu bertanggung jawab atas proyek ini mulai sekarang." Evan bukanlah orang yang banyak bicara. Namun, setiap kali dia berbicara, kata-katanya berwibawa, tidak menyisakan ruang untuk argumen atau saran. Dia menyalakan mesin, tidak peduli untuk mengambil kontrak di tanganku.

Aku mengangguk canggung dan menarik tanganku kembali.

Diam adalah apa yang bisa kulakukan setiap kali aku bersama Evan. Butuh usaha yang sangat besar untuk membiasakan diri. Seiring berjalannya waktu, aku menjadi sangat patuh ketika harus bekerja untuknya.

Evan tidak mengemudikan mobil untuk kembali ke vila. Sebaliknya, dia menuju pusat kota. Hari sudah menjelang malam. Ke mana dia akan pergi? Meskipun aku penasaran, aku tidak berani bertanya tentang urusannya. Aku tetap diam seperti biasanya setiap kali dia melakukan sesuatu yang tidak biasa.

Ketika pikiranku tertuju pada hasil tes kehamilan di dalam tas, aku merasa seperti ada batu besar yang mengendap di perutku. Aku tidak tahu bagaimana menyampaikan berita itu padanya. Aku mencuri pandang ke arahnya dan melihat matanya yang dingin tertuju ke jalan.

"Evan ...." Aku akhirnya memecahkan keheningan dan tanganku yang memegang tas menjadi berkeringat. Butir-butir keringat muncul di kepalaku dan juga turun ke punggungku.

"Katakan!" perintah Evan dengan dingin, sudah merasakan bahwa aku ingin mengatakan sesuatu.

Sama sekali tidak mengejutkan bahwa sikapnya seperti ini. Dia selalu memperlakukanku seperti ini. Meskipun itu membuatku kesal ketika kami pertama kali bertemu, lambat laun aku terbiasa.

Aku menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Aku ...." Kata-kata yang ingin kuucapkan sederhana. Itu hanya dua kata, tetapi ponselnya tiba-tiba berdering, membuatku diam kembali dan terus gelisah.

"Ada apa, Lia?"

Bagi sebagian orang, mereka hanya mampu mencintai satu orang seumur hidup mereka. Mereka memberikan semua cinta mereka pada orang spesial ini sementara memperlakukan individu lain seperti sampah.

Evan adalah salah satu dari orang-orang tersebut. Kelembutannya hanya untuk Lia Taswin. Aku bisa mengetahuinya dengan mudah dari caranya berbicara dengan wanita itu.

Aku tidak tahu apa yang dikatakan Lia pada Evan, tetapi dia tiba-tiba menginjak rem dan berkata dengan nada menghibur, "Jangan menangis, oke? Aku akan segera ke sana. Tetaplah di rumah dan tunggu aku."

Setelah dia mengakhiri panggilan, wajahnya tiba-tiba menjadi dingin dan tegas seketika. Dia menatapku dan berkata, "Keluar!"

Itu adalah perintah tanpa ruang untuk negosiasi.

Ini bukan pertama kalinya dia meninggalkanku di pinggir jalan. Aku mengangguk, menelan semua kata-kata yang ingin kuucapkan, membuka pintu mobil dan keluar.

Pernikahanku dengan Evan adalah sebuah kecelakaan dan juga sebuah takdir, tetapi tidak ada hubungannya dengan cinta. Wanita yang dicintai Evan adalah Lia. Aku hanyalah seorang wanita yang menghalangi jalan cintanya, seseorang yang ingin segera dia buang begitu dia mendapat kesempatan.

Dua tahun lalu, kakek Evan, Landra Korinus, menderita penyakit jantung akut. Ketika terbaring sakit di tempat tidur, dia memerintahkan cucunya untuk menikahiku. Evan tidak bersedia, tetapi dia tetap menikahiku karena kakeknya.

Selama dua tahun kakeknya masih hidup, Evan hanya memperlakukanku seolah-olah aku tidak ada. Setelah kakeknya meninggal dunia, dia tidak sabar untuk mencari pengacara dan menulis perjanjian perceraian. Sekarang, yang tersisa hanyalah menungguku menandatanganinya.

Ketika aku kembali ke vila, hari sudah gelap. Rumah besar dan kosong ini selalu membuatku merinding. Aku pun selalu menganggap rumah ini seperti salah satu rumah berhantu yang muncul di film horor. Aku tidak memiliki selera untuk makan, mungkin karena kehamilanku. Jadi aku langsung menuju kamar untuk mandi dan kemudian pergi tidur.

Ketika baru saja akan tertidur, aku mendengar suara samar-samar dari sebuah mobil yang berhenti di halaman depan.

Apa Evan sudah kembali?

Bukankah dia pergi untuk menemani Lia?

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Saat Hati Tertusuk Duri Cinta
1

Bab 1 Kehamilan yang Tidak Direncanakan

28/06/2023

2

Bab 2 Jangan Pergi

28/06/2023

3

Bab 3 Ingkar Janji

28/06/2023

4

Bab 4 Koki untuk Kekasihnya

28/06/2023

5

Bab 5 Lumayan Beruntung

28/06/2023

6

Bab 6 Lia Hamil

28/06/2023

7

Bab 7 Pemakaman Landra

28/06/2023

8

Bab 8 Cucu yang Tidak Tahu Terima Kasih

28/06/2023

9

Bab 9 Bertaruh

28/06/2023

10

Bab 10 Nasihat

28/06/2023

11

Bab 11 Binatang Mabuk

28/06/2023

12

Bab 12 Saran Aborsi

28/06/2023

13

Bab 13 Kantor Polisi

28/06/2023

14

Bab 14 Tugas Larut Malam

28/06/2023

15

Bab 15 Apakah Kamu Tidak Ingin Dia Tahu

28/06/2023

16

Bab 16 Sepadan

28/06/2023

17

Bab 17 Sikap Evan

28/06/2023

18

Bab 18 Aku Memutuskan untuk Aborsi

28/06/2023

19

Bab 19 Bertemu Sambil Makan Malam

28/06/2023

20

Bab 20 Kamu Tak Berhak untuk Memutuskan

28/06/2023

21

Bab 21 Apa Aku Benar-Benar Melakukan Aborsi

28/06/2023

22

Bab 22 Datang ke Bar dan Jemput Suamimu

28/06/2023

23

Bab 23 Cinta Segitiga

28/06/2023

24

Bab 24 Tanggung Jawab atas Pembayaran yang Terlambat

28/06/2023

25

Bab 25 Kamu Hamil

28/06/2023

26

Bab 26 Memilih Gigolo

28/06/2023

27

Bab 27 Dua Pembuat Onar

28/06/2023

28

Bab 28 Membantu dengan Enggan

28/06/2023

29

Bab 29 Nasihat Chaisar

28/06/2023

30

Bab 30 Foto Masa Kecil

28/06/2023

31

Bab 31 Seperti Orang Buangan

28/06/2023

32

Bab 32 Apa yang Terjadi Empat Tahun Lalu

28/06/2023

33

Bab 33 Malu

28/06/2023

34

Bab 34 Tugas Sulit

29/06/2023

35

Bab 35 Kesepakatan

30/06/2023

36

Bab 36 Negosiasi

01/07/2023

37

Bab 37 Ketika Kamu Sudah Merasa Lebih Tenang

02/07/2023

38

Bab 38 Pengganggu Makan Malam

03/07/2023

39

Bab 39 Dilema Evan

04/07/2023

40

Bab 40 Masalah Tersembunyi

04/07/2023