icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Saat Hati Tertusuk Duri Cinta

Bab 4 Koki untuk Kekasihnya

Jumlah Kata:799    |    Dirilis Pada: 28/06/2023

Koridor tidak luas dan ketika Chaisar bertemu denganku di sini, dia sedikit tertegun. Dia menggaruk bagian belakang kepalanya dan berkata dengan canggung, "Nona Gina, aku datang untuk memeriksa Lia."

Katanya, jika seorang wanita ingin mengetahui apakah seorang pria menganggapnya serius atau tidak, dia hanya perlu mengamati bagaimana sikap teman-temannya terhadapnya.

Chaisar adalah teman baik Evan. Dari caranya memandang dan berbicara padaku, aku tidak membutuhkan siapa pun untuk memberitahuku bahwa dia tidak menganggapku sebagai istri temannya. Dia tidak memanggilku Bu Gina atau Gina. Dia tetap memanggilku Nona Gina.

Panggilan itu memang sopan, tetapi menjaga jarak.

Yah, itu adalah hal yang paling tidak aku khawatirkan saat ini. Bukan salah Chaisar jika temannya tidak peduli padaku. Dengan senyum yang dipaksakan, aku memberi jalan untuknya dan berkata, "Oke, mereka sedang menunggumu."

Ini adalah salah satu saat ketika aku iri pada Lia. Dia hanya merajuk atau meneteskan air mata dan Evan akan segera menemuinya, mengajak teman-temannya atau siapa pun yang dapat membantu. Akan tetapi, tak ada satu hal pun yang kulakukan pernah berhasil menggugah kepedulian Evan.

Alih-alih tidur, ketika aku kembali ke kamar, aku mengeluarkan sepasang baju dan celana yang tidak pernah dikenakan Evan. Lalu, aku turun.

Chaisar adalah seorang dokter terkenal di dunia. Dalam waktu singkat, dia selesai mengukur suhu tubuh Lia dan meresepkan beberapa obat.

Di tengah tangga, dia melihatku yang sedang berdiri di ruang tamu. Dia tersenyum canggung dan berkata, "Ini sudah tengah malam. Nona Gina, apa kamu belum tidur?"

"Ya, aku akan tidur sebentar lagi." Aku mengulurkan pakaian padanya dan berkata, "Pakaianmu basah kuyup dan di luar masih hujan. Ganti baju dengan ini agar kamu tidak masuk angin."

Chaisar menganga lebar saat dia melihat pakaian itu. Tentu saja dia tidak mengira aku akan berbaik hati seperti ini padanya. Setelah beberapa detik, dia tersenyum dan menjawab dengan sopan, "Tidak, terima kasih. Aku jarang jatuh sakit. Tidak masalah jika aku masih mengenakan pakaian ini sampai aku kembali ke rumah."

Aku tidak menerima alasannya, lalu aku meletakkan pakaian di tangannya dan memaksa. "Evan belum pernah mengenakannya. Ukuran kalian berdua hampir sama. Aku sudah membawakannya, jadi kenakan saja."

Kemudian, aku naik dan kembali ke kamar tidurku.

Sikap baikku itu tidak berasal dari dalam hatiku. Chaisar adalah seorang ahli bedah terkenal, yang hanya mengoperasi mereka yang mampu membayar jasanya. Jika bukan karena Keluarga Korinus, dia tidak akan setuju untuk melakukan operasi pada nenekku. Aku merasa berutang budi padanya sejak saat itu. Sekarang, aku melihat pakaian kering itu sebagai balasan atas bantuannya.

Sisa malam berjalan dengan lancar.

Matahari pagi terbit lebih awal dan bersinar terang, seolah-olah tidak ada hujan lebat semalam. Aroma tanah yang lembap meresap ke udara segar.

Aku bangun pagi seperti biasanya. Ketika aku turun setelah mandi, aku mendengar suara berisik dari dapur.

Aku berjingkat ke pintu dapur dan mendapati Lia sedang berdiri di dekat Evan, yang mengenakan celemek hitam. Evan sedang membuat telur orak-arik dengan sangat terampil. Sepertinya dia adalah orang yang sama sekali berbeda. Dia bukanlah raja es yang kukenal, melainkan suami yang begitu lembut.

Lia terus memandangnya, seolah ingin melahapnya sebagai sarapan, alih-alih telur yang dibuatnya. Sepertinya, dia sudah pulih dengan baik. Pipinya sedikit merah dan wajah mungilnya tampak cerah, membuatnya terlihat lebih menarik.

"Evan, aku ingin telur orak-arik yang garing." Lia mengambil stroberi, memasukkannya ke mulut Evan dan melanjutkan, "Tapi, jangan sampai gosong, nanti rasanya pahit."

Evan tersenyum sambil mengunyah stroberi. Meskipun dia tidak mengatakan apa-apa, matanya tampak bersinar dengan penuh kasih.

Mereka adalah pasangan yang sempurna!

Pemandangan seperti ini dan interaksi hangat serta romantis di antara keduanya cukup manis.

"Mereka benar-benar pasangan yang cocok, bukan?" Tiba-tiba, dari belakangku terdengar suara seorang pria. Aku tertegun. Ketika aku berbalik, aku melihat bahwa itu adalah Chaisar. Baru sekarang aku sadar bahwa Evan tidak bisa membiarkan teman dokternya itu pergi tadi malam saat Lia demam tinggi.

"Selamat pagi," sapaku sambil tersenyum dan menatapnya. Dia mengenakan pakaian yang kuberikan tadi malam.

Menyadari tatapanku, dia mengangkat alisnya dan membalas, "Pakaian ini pas, terima kasih."

"Sama-sama," jawabku sambil menggelengkan kepala. Sepasang pakaian ini adalah beberapa dari sekian banyak pakaian yang kubeli untuk Evan. Akan tetapi, dia tidak pernah menyentuhnya, apalagi mengenakannya.

Begitu Lia mendengar suara kami, dia berbalik dan berkata, "Selamat pagi, Gina dan Chaisar. Kuharap kalian tidur nyenyak tadi malam. Omong-omong, Evan membuat telur orak-arik. Ayo sarapan bersama kami!"

Dia terdengar seperti nyonya rumah.

"Tidak perlu. Di kulkas ada roti dan susu yang kubeli kemarin. Aku makan itu saja. Omong-omong, kamu harus minum susu. Itu akan membantumu pulih dengan cepat," ucapku sambil menekan amarah yang muncul di dalam diriku.

Jika aku harus menerima undangan wanita simpanan di rumah yang aku tinggali selama dua tahun, langkahi dulu mayatku! Aku menikah secara resmi dengan Evan. Namaku dan dia tertulis di sertifikat rumah ini.

Meskipun aku patuh pada Evan dan tidak ingin menyinggung perasaannya, aku tidak bisa diam saja dan membiarkan Lia bertingkah seenak hati di rumah ini.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Kehamilan yang Tidak Direncanakan2 Bab 2 Jangan Pergi3 Bab 3 Ingkar Janji4 Bab 4 Koki untuk Kekasihnya5 Bab 5 Lumayan Beruntung6 Bab 6 Lia Hamil7 Bab 7 Pemakaman Landra8 Bab 8 Cucu yang Tidak Tahu Terima Kasih9 Bab 9 Bertaruh10 Bab 10 Nasihat11 Bab 11 Binatang Mabuk12 Bab 12 Saran Aborsi13 Bab 13 Kantor Polisi14 Bab 14 Tugas Larut Malam15 Bab 15 Apakah Kamu Tidak Ingin Dia Tahu 16 Bab 16 Sepadan17 Bab 17 Sikap Evan18 Bab 18 Aku Memutuskan untuk Aborsi19 Bab 19 Bertemu Sambil Makan Malam20 Bab 20 Kamu Tak Berhak untuk Memutuskan21 Bab 21 Apa Aku Benar-Benar Melakukan Aborsi 22 Bab 22 Datang ke Bar dan Jemput Suamimu23 Bab 23 Cinta Segitiga24 Bab 24 Tanggung Jawab atas Pembayaran yang Terlambat25 Bab 25 Kamu Hamil26 Bab 26 Memilih Gigolo27 Bab 27 Dua Pembuat Onar28 Bab 28 Membantu dengan Enggan29 Bab 29 Nasihat Chaisar30 Bab 30 Foto Masa Kecil31 Bab 31 Seperti Orang Buangan32 Bab 32 Apa yang Terjadi Empat Tahun Lalu33 Bab 33 Malu34 Bab 34 Tugas Sulit35 Bab 35 Kesepakatan36 Bab 36 Negosiasi37 Bab 37 Ketika Kamu Sudah Merasa Lebih Tenang38 Bab 38 Pengganggu Makan Malam39 Bab 39 Dilema Evan40 Bab 40 Masalah Tersembunyi41 Bab 41 Tuduhan Perdagangan Narkoba42 Bab 42 Panggilan yang Menakutkan43 Bab 43 Rahasia yang Terungkap44 Bab 44 Tidak Pantas Menjadi Ayah45 Bab 45 Aku Kelaparan46 Bab 46 Jalan Keluar untuk Melinda47 Bab 47 Menyelamatkan Melinda48 Bab 48 Putri yang Hilang49 Bab 49 Pemburu Gigih50 Bab 50 Tidak Terangsang51 Bab 51 Harus Mengambil Keputusan52 Bab 52 Melinda Berlibur53 Bab 53 Aku Tidak Bisa Mencegahnya Bergegas ke Sisi Kekasihnya54 Bab 54 Penyakitku55 Bab 55 Wanita Seperti Apa Aku Ini 56 Bab 56 Kenangan57 Bab 57 Teman Perjalanan58 Bab 58 Membuat Masalah59 Bab 59 Cedera Kepala60 Bab 60 Kehadiran Juan61 Bab 61 Menjadi Berita Utama62 Bab 62 Pembicaraan Emosional63 Bab 63 Evan Peduli64 Bab 64 Tamu Tak Terduga65 Bab 65 Ancaman Juan66 Bab 66 Datang ke Pesta Ulang Tahun Virda67 Bab 67 Putri Virda68 Bab 68 Wilayahmu69 Bab 69 Mengapa Aku Tidak Pantas Bersamanya 70 Bab 70 Terlibat Denganmu Sampai Mati71 Bab 71 Evan dan Juan72 Bab 72 Bertengkar dengan Evan73 Bab 73 Merah Muda74 Bab 74 Sifat Keras Kepala Evan75 Bab 75 Kamu Bisa Mengeringkan Tubuhku76 Bab 76 Dia Peduli dengan Lia77 Bab 77 Apa Aku Harus Tidur denganmu 78 Bab 78 Permintaan Kresna79 Bab 79 Mari Kita Jalani Kehidupan yang Baik80 Bab 80 Datang dan Temani Aku, Oke 81 Bab 81 Lihat Saja Nanti82 Bab 82 Kamu Adalah Istrinya83 Bab 83 Makan Malam84 Bab 84 Lia Dibawa Pergi oleh Polisi85 Bab 85 Kita Adalah Pasangan Suami Istri86 Bab 86 Jangan Suruh Aku Pergi87 Bab 87 Lebih Bersih88 Bab 88 Bukankah Ini Alasanmu Membuatku Kesal 89 Bab 89 Sifat Jahat Juan90 Bab 90 Kapan Kalian Mengenal Satu Sama Lain 91 Bab 91 Aku Tidak Akan Melakukannya Lagi92 Bab 92 Jadilah Dirimu Sendiri93 Bab 93 Apa Kamu dan Melinda Tidur Bersama Malam Itu 94 Bab 94 Lima Bulan95 Bab 95 Pertimbangan Evan96 Bab 96 Sekretaris Baru Evan97 Bab 97 Sesuatu Terjadi pada Evan98 Bab 98 Masalah99 Bab 99 Kembali ke Grup Korinus100 Bab 100 Meninggalkan Grup Korinus