icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Saat Hati Tertusuk Duri Cinta

Bab 3 Ingkar Janji

Jumlah Kata:761    |    Dirilis Pada: 28/06/2023

Meski aku tahu bahwa Evan adalah pria yang keras kepala, aku tetap harus mencobanya. Sebuah ide muncul di benakku. Aku memandangnya dan berkata, "Aku setuju untuk bercerai, tapi ada satu syarat. Kamu harus tinggal di sini malam ini dan menemaniku ke pemakaman besok. Aku akan menandatangani surat cerai begitu pemakaman selesai."

Kedua mata Evan yang gelap menyipit dan senyum mengejek muncul di sana. Dia menjawab, "Kalau begitu, puaskan aku."

Dia melepas cengkeramannya di daguku dan berbisik di telingaku, "Gina, jika kamu menginginkan sesuatu, kamu harus berusaha untuk mendapatkannya."

Suaranya yang jernih dipenuhi dengan hasrat dan begitu nakal. Sudah jelas apa yang dia minta. Tanpa berkedip, aku memeluknya dan mengangkat kepalaku untuk menatapnya. Dia jauh lebih tinggi dariku.

Aku tahu sungguh menyedihkan untuk menggunakan cara ini agar pria yang kucintai ini tinggal bersamaku.

Saat aku hendak menyelipkan tanganku ke balik bajunya, dia segera menghentikanku. Aku mendongak dan terkejut melihat gelora nafsu yang berkobar di matanya. Aku mendengar dia berkata, "Cukup."

Aku tidak tahu apa maksudnya. Aku menatapnya dengan bingung, sementara dia menanggalkan pakaian dan mengenakan piama abu-abunya.

Butuh beberapa detik bagiku untuk memahami tindakannya barusan. Dia tidak pergi!

Aku tersenyum lebar, tetapi kebahagiaanku hanya berumur pendek. Tiba-tiba, terdengar suara seorang wanita dari luar jendela. "Evan ...."

Untuk kesekian kalinya dalam beberapa menit terakhir, aku tertegun. Evan pergi ke balkon dan melihat ke bawah. Dalam sekejap, dia kembali masuk, lalu mengambil mantelnya dan meninggalkan kamar tanpa melirikku.

Aku penasaran sehingga aku melangkah ke balkon. Aku melihat Lia yang mengenakan gaun tipis sedang berdiri di tengah hujan. Tubuhnya menggigil, membuatnya terlihat sangat lemah dan menyedihkan.

Evan mendadak muncul. Dia menyampirkan mantelnya di pundak wanita itu. Dia hendak memarahi Lia, tetapi wanita itu sudah memeluknya dan mulai menangis seperti anak kecil. Evan hanya menepuk-nepuk punggungnya dengan penuh kasih.

Melihat adegan ini, aku tiba-tiba paham kenapa aku menemani Evan selama dua tahun, tetapi tidak dapat dibandingkan dengan satu panggilan telepon dari Lia.

Evan menggendong Lia ke dalam rumah. Aku berdiri di tangga dan memelototi dua kekasih yang basah kuyup itu sambil menghalangi jalan mereka.

"Minggir!" raung Evan sambil menatapku dengan kesal.

Apa aku sedih karena dia membawa wanita lain tanpa memedulikanku? Mungkin ....

Pemandangan itu lebih menyakitkan mataku daripada hatiku. Lagi pula, wanita mana yang akan senang melihat suaminya yang dingin memperlakukan simpanannya seperti seorang ratu?

"Evan, aku tahu kamu tidak menghormatiku, tapi apa kamu akan mengingkari janjimu? Jangan lupa kamu telah berjanji pada Kakek bahwa kamu tidak akan pernah mengajak wanita lain ke sini selama aku masih tinggal di rumah ini."

Ini merupakan hinaan besar karena Evan ingin membawa Lia ke dalam rumah. Ini adalah satu-satunya tempat di mana aku tidak harus bersaing dengan wanita itu. Aku membiarkan Lia memiliki Evan untuk malam yang tak terhitung jumlahnya. Beraninya dia muncul di sini dan membuat Evan mengingkari janjinya?

"Hmph!" Evan tiba-tiba mencibir. Dia mendorongku menjauh dan berkata, "Gina, kamu pikir kamu siapa!"

Kata-kata itu seakan menancapkan seribu pisau ke dalam hatiku yang rapuh. Aku berdiri di sana seperti anak kucing yang ditinggalkan sementara Evan mengantar Lia ke kamar tamu.

Malam ini ternyata begitu sial.

Lia selalu sakit-sakitan. Dia basah kuyup karena hujan, jadi tidak butuh waktu lama sebelum dia masuk angin dan demam tinggi.

Evan benar-benar khawatir. Dia membantu Lia berganti pakaiannya dan juga mengeringkan rambutnya saat aku memperhatikan mereka setelah menyelinap masuk ke kamar tidur tamu.

Mungkin dia merasa tidak nyaman atau jijik dengan kehadiranku. Setelah menyelimuti kekasihnya di tempat tidur, dia menatapku dengan dingin dan berkata, "Kamu bisa pergi ke rumah lama dan tinggal di sana malam ini. Lia sedang demam dan malam semakin larut. Aku tidak bisa mengantarnya pulang."

Betapa kurang ajarnya pria ini! Dia tahu sekarang sudah larut malam, tetapi dia menyuruhku pergi ke rumah lama. Sebenci itukah dia padaku? Haha!

Ini memang salahku. Seharusnya aku tidak datang ke sini.

Aku hanya menatap punggung Evan untuk beberapa lama, sementara aku merenung bagaimana aku harus mengingatkannya seberapa jauh rumah lama itu dari sini dan betapa berbahayanya bagi seorang wanita untuk keluar selarut ini.

Evan sepertinya lupa bahwa aku masih berdiri di sana. Dia menyentuh pipi merah Lia saat dia menatapnya dengan mata khawatir dan penuh kasih.

Jelas saja dia tidak peduli dengan keselamatanku. Akan tetapi, aku berhasil berkata dengan tenang, "Aku akan tinggal di kamarku. Aku tidak bisa pergi ke rumah lama sekarang."

Aku tidak akan pernah membahayakan diriku hanya karena dia ingin sendirian dan mengurus Lia.

Aku memaki mereka berdua di dalam benakku, lalu aku meninggalkan kamar tamu. Di koridor, aku melihat Chaisar Bramuda bergegas mendekat. Dia mengenakan piama hitam dan sepasang sandal jepit. Tampaknya dia baru bangun dan datang dengan terburu-buru.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Kehamilan yang Tidak Direncanakan2 Bab 2 Jangan Pergi3 Bab 3 Ingkar Janji4 Bab 4 Koki untuk Kekasihnya5 Bab 5 Lumayan Beruntung6 Bab 6 Lia Hamil7 Bab 7 Pemakaman Landra8 Bab 8 Cucu yang Tidak Tahu Terima Kasih9 Bab 9 Bertaruh10 Bab 10 Nasihat11 Bab 11 Binatang Mabuk12 Bab 12 Saran Aborsi13 Bab 13 Kantor Polisi14 Bab 14 Tugas Larut Malam15 Bab 15 Apakah Kamu Tidak Ingin Dia Tahu 16 Bab 16 Sepadan17 Bab 17 Sikap Evan18 Bab 18 Aku Memutuskan untuk Aborsi19 Bab 19 Bertemu Sambil Makan Malam20 Bab 20 Kamu Tak Berhak untuk Memutuskan21 Bab 21 Apa Aku Benar-Benar Melakukan Aborsi 22 Bab 22 Datang ke Bar dan Jemput Suamimu23 Bab 23 Cinta Segitiga24 Bab 24 Tanggung Jawab atas Pembayaran yang Terlambat25 Bab 25 Kamu Hamil26 Bab 26 Memilih Gigolo27 Bab 27 Dua Pembuat Onar28 Bab 28 Membantu dengan Enggan29 Bab 29 Nasihat Chaisar30 Bab 30 Foto Masa Kecil31 Bab 31 Seperti Orang Buangan32 Bab 32 Apa yang Terjadi Empat Tahun Lalu33 Bab 33 Malu34 Bab 34 Tugas Sulit35 Bab 35 Kesepakatan36 Bab 36 Negosiasi37 Bab 37 Ketika Kamu Sudah Merasa Lebih Tenang38 Bab 38 Pengganggu Makan Malam39 Bab 39 Dilema Evan40 Bab 40 Masalah Tersembunyi41 Bab 41 Tuduhan Perdagangan Narkoba42 Bab 42 Panggilan yang Menakutkan43 Bab 43 Rahasia yang Terungkap44 Bab 44 Tidak Pantas Menjadi Ayah45 Bab 45 Aku Kelaparan46 Bab 46 Jalan Keluar untuk Melinda47 Bab 47 Menyelamatkan Melinda48 Bab 48 Putri yang Hilang49 Bab 49 Pemburu Gigih50 Bab 50 Tidak Terangsang51 Bab 51 Harus Mengambil Keputusan52 Bab 52 Melinda Berlibur53 Bab 53 Aku Tidak Bisa Mencegahnya Bergegas ke Sisi Kekasihnya54 Bab 54 Penyakitku55 Bab 55 Wanita Seperti Apa Aku Ini 56 Bab 56 Kenangan57 Bab 57 Teman Perjalanan58 Bab 58 Membuat Masalah59 Bab 59 Cedera Kepala60 Bab 60 Kehadiran Juan61 Bab 61 Menjadi Berita Utama62 Bab 62 Pembicaraan Emosional63 Bab 63 Evan Peduli64 Bab 64 Tamu Tak Terduga65 Bab 65 Ancaman Juan66 Bab 66 Datang ke Pesta Ulang Tahun Virda67 Bab 67 Putri Virda68 Bab 68 Wilayahmu69 Bab 69 Mengapa Aku Tidak Pantas Bersamanya 70 Bab 70 Terlibat Denganmu Sampai Mati71 Bab 71 Evan dan Juan72 Bab 72 Bertengkar dengan Evan73 Bab 73 Merah Muda74 Bab 74 Sifat Keras Kepala Evan75 Bab 75 Kamu Bisa Mengeringkan Tubuhku76 Bab 76 Dia Peduli dengan Lia77 Bab 77 Apa Aku Harus Tidur denganmu 78 Bab 78 Permintaan Kresna79 Bab 79 Mari Kita Jalani Kehidupan yang Baik80 Bab 80 Datang dan Temani Aku, Oke 81 Bab 81 Lihat Saja Nanti82 Bab 82 Kamu Adalah Istrinya83 Bab 83 Makan Malam84 Bab 84 Lia Dibawa Pergi oleh Polisi85 Bab 85 Kita Adalah Pasangan Suami Istri86 Bab 86 Jangan Suruh Aku Pergi87 Bab 87 Lebih Bersih88 Bab 88 Bukankah Ini Alasanmu Membuatku Kesal 89 Bab 89 Sifat Jahat Juan90 Bab 90 Kapan Kalian Mengenal Satu Sama Lain 91 Bab 91 Aku Tidak Akan Melakukannya Lagi92 Bab 92 Jadilah Dirimu Sendiri93 Bab 93 Apa Kamu dan Melinda Tidur Bersama Malam Itu 94 Bab 94 Lima Bulan95 Bab 95 Pertimbangan Evan96 Bab 96 Sekretaris Baru Evan97 Bab 97 Sesuatu Terjadi pada Evan98 Bab 98 Masalah99 Bab 99 Kembali ke Grup Korinus100 Bab 100 Meninggalkan Grup Korinus