icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Saat Hati Tertusuk Duri Cinta

Saat Hati Tertusuk Duri Cinta

Penulis: NINA WEBER
icon

Bab 1 Kehamilan yang Tidak Direncanakan

Jumlah Kata:831    |    Dirilis Pada: 28/06/2023

"Selamat, Nyonya. Usia kehamilan Anda sudah menginjak enam minggu!" ucap dokter yang tersenyum sambil menyerahkan hasil tes kehamilan.

Memegang kertas tersebut, tanganku gemetar ketika membaca kata-kata yang tertulis di atasnya. Aku hanya pernah tidur dengannya sekali. Bagaimana mungkin aku hamil?

Apa yang harus kulakukan sekarang?

Jika aku memberi tahu Evan tentang ini, apa dia akan bahagia dan melanjutkan pernikahan karena bayi kami?

Tentu saja tidak! Evan yang kukenal kemungkinan besar akan menuduhku mencoba untuk menjebaknya dengan bayi. Dia pasti tidak akan berubah pikiran tentang perceraian.

Rasa sedih dan bingung menyelimuti hatiku. Aku memasukkan hasil tes ke dalam tas dan meninggalkan rumah sakit.

Di luar gedung rumah sakit, ada mobil Maybach hitam mengilap yang terparkir dengan jendela terbuka sebagian. Wajah tampan dan dingin dari pria yang duduk di kursi pengemudi terlihat oleh semua orang.

Seperti biasa, pria ini menarik perhatian karena daya tariknya. Beberapa wanita, tua dan muda, bahkan terpana ketika mereka sedang lewat.

Pria ini tidak lain adalah Evan Korinus, pria yang bertanggung jawab atas kehamilanku. Dia kaya dan tampan. Jika ada orang yang paling tahu betapa menawannya dia, itu adalah aku. Aku sudah terbiasa dengan pemandangan ini setelah bertahun-tahun. Mengabaikan pandangan dari para wanita yang mengedipkan mata padanya, aku masuk dan duduk di kursi penumpang.

Evan, yang sedang beristirahat dengan mata terpejam, sedikit mengernyit. Tanpa membuka matanya, dia bertanya dengan suara rendah, "Apa kamu sudah selesai?"

"Ya." Aku mengangguk dan menyerahkan kontrak yang telah ditandatangani oleh kepala rumah sakit. "Pak Kresna mengirim salam."

Awalnya aku berencana datang ke sini sendirian untuk menandatangani kontrak, tetapi aku bertemu Evan di jalan. Yang membuatku terkejut, dia memberiku tumpangan tanpa aku minta.

"Kamu bertanggung jawab atas proyek ini mulai sekarang." Evan bukanlah orang yang banyak bicara. Namun, setiap kali dia berbicara, kata-katanya berwibawa, tidak menyisakan ruang untuk argumen atau saran. Dia menyalakan mesin, tidak peduli untuk mengambil kontrak di tanganku.

Aku mengangguk canggung dan menarik tanganku kembali.

Diam adalah apa yang bisa kulakukan setiap kali aku bersama Evan. Butuh usaha yang sangat besar untuk membiasakan diri. Seiring berjalannya waktu, aku menjadi sangat patuh ketika harus bekerja untuknya.

Evan tidak mengemudikan mobil untuk kembali ke vila. Sebaliknya, dia menuju pusat kota. Hari sudah menjelang malam. Ke mana dia akan pergi? Meskipun aku penasaran, aku tidak berani bertanya tentang urusannya. Aku tetap diam seperti biasanya setiap kali dia melakukan sesuatu yang tidak biasa.

Ketika pikiranku tertuju pada hasil tes kehamilan di dalam tas, aku merasa seperti ada batu besar yang mengendap di perutku. Aku tidak tahu bagaimana menyampaikan berita itu padanya. Aku mencuri pandang ke arahnya dan melihat matanya yang dingin tertuju ke jalan.

"Evan ...." Aku akhirnya memecahkan keheningan dan tanganku yang memegang tas menjadi berkeringat. Butir-butir keringat muncul di kepalaku dan juga turun ke punggungku.

"Katakan!" perintah Evan dengan dingin, sudah merasakan bahwa aku ingin mengatakan sesuatu.

Sama sekali tidak mengejutkan bahwa sikapnya seperti ini. Dia selalu memperlakukanku seperti ini. Meskipun itu membuatku kesal ketika kami pertama kali bertemu, lambat laun aku terbiasa.

Aku menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Aku ...." Kata-kata yang ingin kuucapkan sederhana. Itu hanya dua kata, tetapi ponselnya tiba-tiba berdering, membuatku diam kembali dan terus gelisah.

"Ada apa, Lia?"

Bagi sebagian orang, mereka hanya mampu mencintai satu orang seumur hidup mereka. Mereka memberikan semua cinta mereka pada orang spesial ini sementara memperlakukan individu lain seperti sampah.

Evan adalah salah satu dari orang-orang tersebut. Kelembutannya hanya untuk Lia Taswin. Aku bisa mengetahuinya dengan mudah dari caranya berbicara dengan wanita itu.

Aku tidak tahu apa yang dikatakan Lia pada Evan, tetapi dia tiba-tiba menginjak rem dan berkata dengan nada menghibur, "Jangan menangis, oke? Aku akan segera ke sana. Tetaplah di rumah dan tunggu aku."

Setelah dia mengakhiri panggilan, wajahnya tiba-tiba menjadi dingin dan tegas seketika. Dia menatapku dan berkata, "Keluar!"

Itu adalah perintah tanpa ruang untuk negosiasi.

Ini bukan pertama kalinya dia meninggalkanku di pinggir jalan. Aku mengangguk, menelan semua kata-kata yang ingin kuucapkan, membuka pintu mobil dan keluar.

Pernikahanku dengan Evan adalah sebuah kecelakaan dan juga sebuah takdir, tetapi tidak ada hubungannya dengan cinta. Wanita yang dicintai Evan adalah Lia. Aku hanyalah seorang wanita yang menghalangi jalan cintanya, seseorang yang ingin segera dia buang begitu dia mendapat kesempatan.

Dua tahun lalu, kakek Evan, Landra Korinus, menderita penyakit jantung akut. Ketika terbaring sakit di tempat tidur, dia memerintahkan cucunya untuk menikahiku. Evan tidak bersedia, tetapi dia tetap menikahiku karena kakeknya.

Selama dua tahun kakeknya masih hidup, Evan hanya memperlakukanku seolah-olah aku tidak ada. Setelah kakeknya meninggal dunia, dia tidak sabar untuk mencari pengacara dan menulis perjanjian perceraian. Sekarang, yang tersisa hanyalah menungguku menandatanganinya.

Ketika aku kembali ke vila, hari sudah gelap. Rumah besar dan kosong ini selalu membuatku merinding. Aku pun selalu menganggap rumah ini seperti salah satu rumah berhantu yang muncul di film horor. Aku tidak memiliki selera untuk makan, mungkin karena kehamilanku. Jadi aku langsung menuju kamar untuk mandi dan kemudian pergi tidur.

Ketika baru saja akan tertidur, aku mendengar suara samar-samar dari sebuah mobil yang berhenti di halaman depan.

Apa Evan sudah kembali?

Bukankah dia pergi untuk menemani Lia?

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Kehamilan yang Tidak Direncanakan2 Bab 2 Jangan Pergi3 Bab 3 Ingkar Janji4 Bab 4 Koki untuk Kekasihnya5 Bab 5 Lumayan Beruntung6 Bab 6 Lia Hamil7 Bab 7 Pemakaman Landra8 Bab 8 Cucu yang Tidak Tahu Terima Kasih9 Bab 9 Bertaruh10 Bab 10 Nasihat11 Bab 11 Binatang Mabuk12 Bab 12 Saran Aborsi13 Bab 13 Kantor Polisi14 Bab 14 Tugas Larut Malam15 Bab 15 Apakah Kamu Tidak Ingin Dia Tahu 16 Bab 16 Sepadan17 Bab 17 Sikap Evan18 Bab 18 Aku Memutuskan untuk Aborsi19 Bab 19 Bertemu Sambil Makan Malam20 Bab 20 Kamu Tak Berhak untuk Memutuskan21 Bab 21 Apa Aku Benar-Benar Melakukan Aborsi 22 Bab 22 Datang ke Bar dan Jemput Suamimu23 Bab 23 Cinta Segitiga24 Bab 24 Tanggung Jawab atas Pembayaran yang Terlambat25 Bab 25 Kamu Hamil26 Bab 26 Memilih Gigolo27 Bab 27 Dua Pembuat Onar28 Bab 28 Membantu dengan Enggan29 Bab 29 Nasihat Chaisar30 Bab 30 Foto Masa Kecil31 Bab 31 Seperti Orang Buangan32 Bab 32 Apa yang Terjadi Empat Tahun Lalu33 Bab 33 Malu34 Bab 34 Tugas Sulit35 Bab 35 Kesepakatan36 Bab 36 Negosiasi37 Bab 37 Ketika Kamu Sudah Merasa Lebih Tenang38 Bab 38 Pengganggu Makan Malam39 Bab 39 Dilema Evan40 Bab 40 Masalah Tersembunyi41 Bab 41 Tuduhan Perdagangan Narkoba42 Bab 42 Panggilan yang Menakutkan43 Bab 43 Rahasia yang Terungkap44 Bab 44 Tidak Pantas Menjadi Ayah45 Bab 45 Aku Kelaparan46 Bab 46 Jalan Keluar untuk Melinda47 Bab 47 Menyelamatkan Melinda48 Bab 48 Putri yang Hilang49 Bab 49 Pemburu Gigih50 Bab 50 Tidak Terangsang51 Bab 51 Harus Mengambil Keputusan52 Bab 52 Melinda Berlibur53 Bab 53 Aku Tidak Bisa Mencegahnya Bergegas ke Sisi Kekasihnya54 Bab 54 Penyakitku55 Bab 55 Wanita Seperti Apa Aku Ini 56 Bab 56 Kenangan57 Bab 57 Teman Perjalanan58 Bab 58 Membuat Masalah59 Bab 59 Cedera Kepala60 Bab 60 Kehadiran Juan61 Bab 61 Menjadi Berita Utama62 Bab 62 Pembicaraan Emosional63 Bab 63 Evan Peduli64 Bab 64 Tamu Tak Terduga65 Bab 65 Ancaman Juan66 Bab 66 Datang ke Pesta Ulang Tahun Virda67 Bab 67 Putri Virda68 Bab 68 Wilayahmu69 Bab 69 Mengapa Aku Tidak Pantas Bersamanya 70 Bab 70 Terlibat Denganmu Sampai Mati71 Bab 71 Evan dan Juan72 Bab 72 Bertengkar dengan Evan73 Bab 73 Merah Muda74 Bab 74 Sifat Keras Kepala Evan75 Bab 75 Kamu Bisa Mengeringkan Tubuhku76 Bab 76 Dia Peduli dengan Lia77 Bab 77 Apa Aku Harus Tidur denganmu 78 Bab 78 Permintaan Kresna79 Bab 79 Mari Kita Jalani Kehidupan yang Baik80 Bab 80 Datang dan Temani Aku, Oke 81 Bab 81 Lihat Saja Nanti82 Bab 82 Kamu Adalah Istrinya83 Bab 83 Makan Malam84 Bab 84 Lia Dibawa Pergi oleh Polisi85 Bab 85 Kita Adalah Pasangan Suami Istri86 Bab 86 Jangan Suruh Aku Pergi87 Bab 87 Lebih Bersih88 Bab 88 Bukankah Ini Alasanmu Membuatku Kesal 89 Bab 89 Sifat Jahat Juan90 Bab 90 Kapan Kalian Mengenal Satu Sama Lain 91 Bab 91 Aku Tidak Akan Melakukannya Lagi92 Bab 92 Jadilah Dirimu Sendiri93 Bab 93 Apa Kamu dan Melinda Tidur Bersama Malam Itu 94 Bab 94 Lima Bulan95 Bab 95 Pertimbangan Evan96 Bab 96 Sekretaris Baru Evan97 Bab 97 Sesuatu Terjadi pada Evan98 Bab 98 Masalah99 Bab 99 Kembali ke Grup Korinus100 Bab 100 Meninggalkan Grup Korinus