/0/3490/coverorgin.jpg?v=b5edca869de86ef256eadbf2aab416b7&imageMogr2/format/webp)
Langit malam itu tak berbulan. Gelap menelan pekarangan rumah reyot di pinggir kota, seakan ikut menyembunyikan rahasia kelam yang bersemayam di dalamnya. Dinding rumah Olivia retak, catnya terkelupas, dan bau lembap bercampur asap rokok menguar dari ruang tamu. Lampu kuning tua berkelip, nyaris padam, membuat setiap sudut rumah terasa seperti lorong yang siap menelan siapa saja yang melangkah.
Di tengah ruang yang sempit, Olivia duduk di kursi kayu lapuk, kepalanya tertunduk. Jemari kurusnya meremas kain rok lusuh yang melekat di tubuhnya. Detak jantungnya berlari tak beraturan, seolah tubuhnya tahu malam ini akan mengubah segalanya.
"Jangan duduk diam saja seperti mayat!" suara kasar itu memecah kesunyian.
Ayah tirinya, Pram, berjalan gontai dari dapur dengan botol bir di tangan. Tubuhnya tambun, wajahnya merah, dan matanya menyipit karena mabuk. Bau alkohol yang menyengat membuat Olivia ingin muntah. Ia selalu membenci lelaki itu-bukan hanya karena kebiasaannya menenggak minuman murahan, tapi karena tatapan rakusnya yang tak pernah menyembunyikan kebencian.
"Ayah..." suara Olivia gemetar, lidahnya kelu. "Aku... aku tidak bisa-"
Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya sebelum kalimat itu selesai.
"Diam!" Pram menggeram, bibirnya basah oleh busa minuman. "Kau pikir kami masih punya pilihan? Utang ibumu itu-sudah menumpuk. Kalau bukan karena aku, kau dan dia sudah dilempar ke jalanan oleh rentenir itu."
Sosok lain muncul dari balik tirai kusam. Seorang perempuan dengan wajah penuh bedak murahan dan bibir merah menyala. Ibu tirinya, Ratna. Tatapannya menusuk tajam, penuh perhitungan, tapi juga dingin.
"Kau harus belajar berterima kasih, Olivia," katanya sinis. "Dengan tubuhmu, kau bisa menyelamatkan keluarga ini. Bukankah itu lebih baik daripada kami mati kelaparan atau diburu seperti anjing?"
"Tubuhku bukan barang dagangan," Olivia membalas, suaranya lirih tapi bergetar. Pipinya masih perih. "Aku bukan budak kalian."
Ratna tertawa pelan, getir. "Sayang sekali, malam ini kau akan belajar bahwa kehormatan itu cuma ilusi bagi orang miskin. Harga diri tidak bisa membeli beras, tidak bisa melunasi utang."
Olivia merasakan perutnya mengeras. Nafasnya tercekat. Ia ingin berlari, ingin melompat keluar jendela reyot itu dan kabur sejauh mungkin. Tapi dua pasang mata itu mengurungnya, seperti predator yang menunggu mangsanya lemah.
Pram mendekat, mencengkeram dagu Olivia dengan kasar. "Dengar, bocah. Ada pria kaya yang mau membayar mahal untukmu. Malam ini, kau hanya perlu diam, lakukan apa yang diperintahkan, dan setelah itu urusan selesai."
Air mata menggenang di sudut mata Olivia. Ia ingin berteriak, tapi tenggorokannya kering. "Kalau aku menolak?"
Cengkeraman itu makin kuat, kukunya hampir menembus kulit. "Kalau kau menolak, aku sendiri yang akan menyeretmu ke sana. Kau pikir kau punya pilihan?"
/0/27596/coverorgin.jpg?v=4471e759215adf59b69875154e88690d&imageMogr2/format/webp)
/0/14064/coverorgin.jpg?v=47e9031b9221cf7fb44b043b76672b6f&imageMogr2/format/webp)
/0/13195/coverorgin.jpg?v=5fb858b2fea9f6ed3a2d883cc21ad37e&imageMogr2/format/webp)
/0/16154/coverorgin.jpg?v=e514499dc76f7a12f0f85d165ef50834&imageMogr2/format/webp)
/0/24216/coverorgin.jpg?v=2947d09921e477a3d573a773a8ae9132&imageMogr2/format/webp)
/0/22437/coverorgin.jpg?v=bdfa0eafac12711b0f31f8df322135af&imageMogr2/format/webp)
/0/17625/coverorgin.jpg?v=4227a89dd21dfe90a36cc06bb019bb43&imageMogr2/format/webp)
/0/10835/coverorgin.jpg?v=88fce03fb803a4a5f74b0f0f170f6200&imageMogr2/format/webp)
/0/10328/coverorgin.jpg?v=285cb73fd438350480124be261fee44d&imageMogr2/format/webp)
/0/7742/coverorgin.jpg?v=10e0a64533605f8b3dfd0663f7864d5a&imageMogr2/format/webp)
/0/13425/coverorgin.jpg?v=cc79d261688970c755e29079f0bc74c5&imageMogr2/format/webp)
/0/25599/coverorgin.jpg?v=0de0676918bfea4397f39b8a4acbc3dd&imageMogr2/format/webp)
/0/5842/coverorgin.jpg?v=6bca322e6302fcbc373878aa6a6a44ff&imageMogr2/format/webp)
/0/22327/coverorgin.jpg?v=8a134ffe7929053d6cf2e5a45979148b&imageMogr2/format/webp)
/0/17278/coverorgin.jpg?v=dceaf4fa2492b2376c7808278a469974&imageMogr2/format/webp)
/0/6656/coverorgin.jpg?v=78386f83bdaf1ef4e6c23990e7e7c43c&imageMogr2/format/webp)
/0/12765/coverorgin.jpg?v=03b8d52a471798f1da21231e41f7b476&imageMogr2/format/webp)
/0/15858/coverorgin.jpg?v=437451542586af31549968a254f81cc6&imageMogr2/format/webp)
/0/17733/coverorgin.jpg?v=3359cccdf3a1377a6ecf59a39cfb4c96&imageMogr2/format/webp)
/0/6525/coverorgin.jpg?v=fe530da2cdf1be08e81fc74c4b6bed3b&imageMogr2/format/webp)