Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
24
Penayangan
3
Bab

Menjadi miskin memang menyulitkan semuanya sampai ia mendapatkan pekerjaan dari rekannya untuk menjadi pengasuh. Eva pikir ia akan mengasuh bayi atau balita tapi kenyatannya adalah ia merawat bayi besar anak kesayangan perusahaan musik. Ia harus melakukan pekerjaan yang seharusnya tidak ia kerjakan. Sialnya, Sergio Marcelio adalah seorang pemain vocal yang dipuja-puja banyak orang dan terkenal dengan sikapnya yang dingin. Bahkan Sergio tidak segan melakukan hal lebih yang tidak pernah diduga. Sisi gelap sang Idol. Apakah Eva mampu bertahan?

Bab 1 Sebuah Pekerjaan

Happy Enjoy Reading!

Rasanya ingin tertawa sekencang-kencangnya, ia merasa frustasi karena ia mendapatkan banyak kegagalan. Hidupnya penuh dengan kesialan dan sepertinya ia harus di cuci ataupun terlahir kembali agar kesialannya hilang. Sepertinya Dewi Fortuna tidak pernah berada di pihaknya, apakah ini karena dirinya kurang berdoa makanya Tuhan membuatnya seperti ini. Nasib sial terus ada di sisinya dan membuatnya menderita.

"Hahaha... sialan sekali hidup ini. Sialan!"makinya pada kehidupan yang penuh kesialan pada dirinya.

Orang lain mungkin akan menganggap dirinya tidak waras. Tapi memang dirinya sekarang sudah tidak waras dan selamanya akan tidak waras sampai ia mendapatkan sesuatu yang membuat dirinya bahagia serta melupakan semuanya.

"Eva!"

Perempuan dengan nama Eva itu menoleh pada perempuan yang kini berlari menghampiri dirinya. Entah apalagi yang diinginkan oleh pengganggu ketidaknyamanannya. Apakah dia tidak tahu kalau ia benar-benar jatuh miskin.

"Apa?"

"Lo tahu? Kevin sudah punya pacar, ternyata dia... mengganggap Lo sebagai perempuan yang bisa bekerja dengan dia alias babu. Lo sudah tahu itu? Memang sangat sialan sekali lelaki itu." Eva memandang tajam perempuan di sebelahnya, ayolah ia amat sangat-sangat tidak ingin membahas laki-laki buaya seperti Kevin Glendario

Eva menghela napasnya kasar, "Nasib gue sial banget, apa jangan-jangan gue punya aura hitam?"tanya Eva sembari menatap rekannya yang hanya menggeleng.

"Itu cuman sebuah kesialan Lo saja, Tuhan lagi membuktikan siapa orang terbaik dalam hidup Lo dan si Kevin bukan orang terbaik pilihan Tuhan buat Lo. Anggap saja kesialan," Eva memandang tidak mengerti perempuan di sebelahnya.

"Kalau begitu... apakah gue enggak dapat pekerjaan itu karena Tuhan mau kasih pilihan yang terbaik buat gue?"Ana yang mendengar itu memandang rekannya sembari tersenyum tiga jari. Ia tidak bisa menjawab kalau persoalan uang.

"Gue butuh uangnya buat bayar kos, Ana!! Kalau Tuhan memang kasih gue pilihan terbaik yang kaya gimana? Gue di usir dari kost karena enggak punya kerjaan terus juga enggak punya uang. Gue enggak bisa selamanya bergantung sama orang tua gue!!"kesal Eva sembari memandang lurus kearah depan .

"Calm down Eva, calm down. Gue juga ke sini mau kasih tau Lo sesuatu,"Eva memandang Ana di sebelahnya yang menunjukkan selembaran berisi lowongan kerja di sana.

"Ini apa?"

"Lowongan kerja,"

Eva memandang malas perempuan yang ada di sebelahnya itu, ia tahu kalau ini adalah lowongan pekerjaan.

"Jangan sampai gue timpuk pake berkas yang ada di tangan gue, ya? Maksudnya apa? Kerjaan apa yang gue bisa kerjain di tempat ini?"Ana tertawa mendengar perkataan Eva yang kini memandang dirinya kesal.

Mereka memang tidak tahu tempat, bahkan di taman kota saja mereka berani berbicara kencang seperti ini.

"Ini dari om gue, katanya dia minta sebarin ke orang-orang kalau dia butuh seseorang buat jagain anak asuh dia. Kali saja Lo berminat, mereka membayar mahal loh!" nada suara Ana tampak berbisik tepat di telinga Eva yang kini hanya memandang rekannya tampak mengangguk.

"Anak asuh?" ulang Eva

"Iya, tapi ini pun gue harus menyebarnya diam-diam dan orang yang gue percaya saja." Eva terdiam menatap selembaran di depannya, haruskah ia percaya dengan rekannya.

"Lo jangan kelamaan mikir, takutnya pekerjaan sudah diambil orang. Soalnya bukan cuma gue yang bantu sebarin," nada suara Ana tampak kesal di sana karena Eva terlalu banyak berpikir.

Eva menggigit bibirnya pelan, mengasuh anak? Apakah harus ia mengambilnya saja? Toh, dirinya juga sudah pengalaman mengurus adik-adiknya. Pasti tidak berbeda jauh dalam mengurus anak.

Haruskah ia menerima tawaran itu?

"Kelamaan mikir Lo! Sudah ayo ikut sama gue. Gue bawa Lo ke Om,"Eva menatap bingung tangannya yang ditarik oleh rekan di depannya.

Sebenarnya ia tidak terlalu banyak membuat persiapan, perempuan muda yang baru menginjak usia 22 tahun itu tidak tahu harus melakukan apa.

"Btw, usia anak yang bakalan gue asuh berapa?"tanya Eva.

Ana tersenyum penuh makna di depannya itu, "Kalau soal itu Lo bisa tanya langsung, gue lupa soalnya. Tugas gue cuman antar lo saja dan menyebarkan rincian ini,"

Ana mengedikkan bahunya tidak peduli, keduanya berjalan memasuki gedung mewah.

Mata Eva membulat melihat pemandangan yang ada di depannya, ia sedang tidak bermimpi kan? Pantas saja Ana selalu berpakaian mewah dan mobil keluaran terbaru. Keluarganya saja berasal dari kalangan atas, memang tidak rugi ia berteman dengan Ana.

Langkahnya membawa pada ruangan bertuliskan CEO di sana, orang miskin seperti dirinya bisa menginjakkan kaki di tempat ini memang sangat luar biasa. Pasti sudah mengeluarkan hasil yang sangat besar atau dana miliaran.

"Kenapa bengong? Ayo masuk!"

Eva mengangguk dan berjalan mengekori rekannya yang satu itu.

Sebuah ruangan dengan nuansa mewah di sana, Eva menjadi tahu alasan orang ini mencari pengasuh. Karena orang sibuk dan tidak mengurusi anaknya jadi membutuhkan seorang baby sitter.

"Om aku bawa seseorang yang bisa menjadi baby sitter dan menurut aku ini style Om banget."Lelaki yang dipanggil dengan sebutan Om itu tampak memperhatikan Eva dari atas ke bawah seolah mencari keseriusan dari dirinya.

"Apakah kamu benar-benar membutuhkan pekerjaan?"tanya lelaki di depannya dengan wajah serius.

Kepala Eva mengangguk pelan, "I-iya, saya butuh pekerjaan untuk membiayai kehidupan saya selama di kota ini terus juga buat bayar kost."

"Apakah kamu bisa menjaga kerahasiaan ini?"Eva memandang bingung lelaki di depannya dan berdalih pada perempuan yang hanya mengangguk.

Dalam hatinya bertanya-tanya, disini dirinya bekerja hanya menjadi baby sitter bukan penyebar dokumen rahasia negara. Kenapa dirinya harus menjaga kerahasian? Ini sangat aneh dan menyimpan banyak pertanyaan untuk dirinya.

"Bagaimana? Apakah kamu bisa menjaga kerahasiaan ini? Kalau kamu bisa... Maka saya akan memberikan kontrak kerja karena kamu style saya."

Eva tidak mengerti dengan perkataan lelaki yang ada di depannya.

"Saya hanya bertugas menjaga bayi, kan? Kenapa saya harus menjaga kerahasian?" tanya Eva setelah memberanikan diri.

Lelaki di depannya tampak tertawa pelan dan mengusap kepalanya lembut, sumpah Eva merasa tegang karena di usap oleh lelaki yang bukan kekasihnya ataupun orang tuanya. Ia tidak terbiasa dengan perlakuan ini.

"Apakah Ana tidak memberitahukan detail pada kamu kalau kamu akan menjadi..." Eva tampak menahan napasnya menunggu kelanjutan dari perkataan lelaki yang ada di depannya.

Sepertinya ini bukan kabar bagus untuknya, tapi entahlah ia tidak yakin.

"Bayi besar perusahaan kami, Sergio dari Band Vander Evill."

Pandangannya berdalih pada pintu ruangan di depannya yang terbuka menampilkan lelaki dengan tubuh besar tengah menatap mereka dengan tatapan datar, mulutnya yang bergerak seperti mengunyah permen karet terlihat sangat nyata dan memberikan kesan angkuh.

Tidak mungkin!!

Tidak mungkin Eva mengasuh lelaki dewasa didepannya itu, kan? Tamatlah sudah riwayatnya.

To be continued....

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh SKYWORLD04

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku