Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
1.5K
Penayangan
63
Bab

Raelyn Agatha, gadis malang yang terus berpindah dari rumah saudara-saudaranya karena kondisi keluarganya yang mengharuskan Raelyn untuk ditanggung keluarga lain. Hidupnya memang tidak pernah mulus sejak ia kecil. Tak pernah ada kebahagiaan yang sebenarnya untuk gadis itu. Namun, saat ia sedang mencoba untuk kabur dari hidupnya sendiri. Min Ho, seorang Idol papan atas tiba-tiba masuk dalam hidupnya. Merubah keseharian Raelyn menjadi begitu menyenangkan. Tapi, apakah mungkin Raelyn akan bisa bertahan dengan tanggapan publik yang begitu membencinya? Dan rasa suka yang akhirnya muncul? Bisakah Raelyn bertahan dengan alasan cinta yang ingin ia lindungi? Sedangkan orang-orang disekeliling Min Ho begitu menentang hubungan mereka.

Bab 1 To My Future Husband, Min Ho

Pria tampan dengan tinggi 188 centimeter sedang berjalan mendekati seorang perempuan cantik yang tengah berdiri tidak jauh darinya dengan tatapan penuh amarah. Tangannya yang begitu mungil terkepal erat, seperti tengah menahan emosi yang ingin ia lampiaskan. Pria tersebut menghentikan langkahnya dengan ragu.

Perempuan yang masih menahan amarah mendekatkan diri kepada pria tidak punya hati yang sedang berdiri di hadapannya. Jarak diantara keduanya semakin terkikis. Perempuan itu akhirnya membuka suara, "Lalu, kali ini kau datang dengan semua jawaban yang aku nantikan?"

"Hm."

Hanya deham dan anggukan yang menjadi jawaban dari pertanyaan perempuan cantik di hadapannya.

Bibir tipis berwarna pink seketika bertaut, menahan emosi yang akan keluar dari mulutnya. Perempuan tersebut perlahan menggenggam ujung pakaiannya.

"Jawaban yang akan mengakhiri semuanya?"

Teriakan pedih diiringi dengan rintik hujan, jeritan hatinya kini tersampaikan. Deras hujan menyapu dedaunan kering, begitu pula dengan air mata perempuan terkasihnya.

"Hm."

Lagi-lagi hanya dehaman yang terucap darinya. Tangan perempuan di hadapannya terangkat, siap untuk menampar dia yang hanya berdeham tanpa mau memberikan alasan.

Dia tahu kekasihnya itu akan menampar dirinya. Namun, dia terdiam. Menerima tamparan yang tidak berbekas di pipi, melaikan perasaannya.

"Bukankah kau tahu jelas bahwa aku sangat mencintaimu, Nam Jun? Lalu, untuk apa kau kembali dan menyadarkanku bahwa semua ini salah? Bahwa semua ini tidak seharusnya terjadi!" teriaknya.

Dengan tubuh yang begitu menggigil kedinginan, perempuan tersebut menarik kemeja Nam Jun dan memukul dadanya berkali-kali. Berharap semua yang terlihat di depannya itu hanya ilusi semata. Berharap semua kenangan itu hanyalah bagian dari mimpi buruknya. Juga berharap kalau memang semua ini mimpi, maka ia ingin segera terbangun sekarang juga.

Nam Jun masih terdiam, tidak mengatakan sepatah kata apapun. Ekspresi wajahnya begitu menyedihkan hingga perempuannya saja tidak ingin menatap wajahnya.

"Kenapa kau harus kembali saat semua yang aku lewati sudah berlalu begitu saja? Kenapa kau datang denggan jawaban yang tidak ingin aku dengar? Kenapa kau mendekat sementara aku ingin kau pergi?!" teriaknya penuh kekecewaan.

Perempuan itu melanjutkan ucapannya, "Lalu... mengapa sekarang kau hadir dengan jawaban yang begitu pedih? Pergilah... PERGI!"

Tangannya melemah, tidak lagi memukul Nam Jun dengan sekuat tenaga. Dirinya lebih mendekatkan diri, mengikis jarak yang tersisa dan bersandar pada dada Nam Jun. Air matanya lagi-lagi tersapu oleh derasnya hujan.

Perlahan wajah perempuan itu menengadah, melihat Nam Jun yang sudah sangat pucat. Dia tahu betul kalau Nam Jun tidak suka hujan karena kondisi fisiknya yang kurang bisa beradaptasi dengan suhu dingin.

Namun, perempuan itu begitu egois. Untuk dirinya dan perasaannya yang kini tak terbendung.

"Kau hanya masa lalu. Kau tidak seharusnya berada di sini," ucapnya lemah sebelum kedua parunya mendapat pasokan oksigen untuk berteriak melebihi bisingnya rintikan hujan.

"KARNA KAU SUDAH MATI, NAM-"

Kedua kelopak mata perempuan tersebut terbelalak, debaran jantungnya terdengar keras memenuhi telinganya. Lalu, bibir mereka saling bertaut. Kini perasaannya lega. Jawaban yang dulu sangat dia nanti agar Nam Jun pergi dari hidupnya kini berubah. Berubah menjadi lebih dari yang dia inginkan.

Curah hujan yang terus turun seperti hujaman jarum kini menjadi lembut seperti kelopak bunga sakura. Langit yang begitu kelam sekarang seperti sedang tersenyum kecut dengan fakta yang saling mereka sangkal.

Keberadaan yang 'tak sepantasnya ada, juga perasaan yang seharusnya sudah lenyap bersama dengan angan yang kini kembali hidup.

"CUT! Kerja bagus, semuanya!"

Suara lantang Produser membuat para crew berlarian, meneduh juga membawa kedua pemeran utama yang sudah membuat dramanya semakin melejit di dunia perfilman.

***

"Kali ini bangkit dari kubur, Minho? Peran selanjutnya tentang Zombie, ya? Bukannya terlalu mirip dengan Drama tadi?" tanya Kim Dae Ssik, Manajer sekaligus seniornya saat debut dulu.

"Bebeda, Hyung. Drama kali ini hanya Drama Laga. Bukan kisah cinta seperti tadi," balas Minho seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Sama saja mati, Minho!" Dae Ssik berseru.

Kerutan dahi Minho terlihat jelas, dia melirik tajam ke arah Dae Ssik yang sibuk sekali membolak-balikkan kertas naskah miliknya. Seperti sedang membaca dengan rinci isi percakapan dan aksi yang akan Minho lakukan.

"Beda, Hyung. Drama Cinta penuh tragedi dengan Drama Laga penuh darah adalah dua hal yang bersinggungan. Enggak bisa di samakan."

"Tetap saja sama-sama mati dan hidup kembali. Yang satu berakhir bahagia dan yang satu berakhir dengan buruk. Dan lagi, kenapa belakangan ini banyak sekali Drama yang kau bintangi? Yerin! Kemari!" teriak Dae Ssik memanggil Asistennya, sedangkan tangannya sibuk dengan naskah milik Minho. Memantau hal apa saja yang akan membuat Minho kesusahan kedepannya.

"Noona izin hari ini. Bukannya Hyung sendiri yang bilang kalau Noona sakit?" gumam Minho tidak ingin mengganggu celotehan Dae Ssik yang terus memanggil nama Yerin.

Dengan langkah lebar, dia keluar dari ruangannya dan menyapa beberapa crew yang sudah menemaninya selama setahu penuh. Suka dan duka sudah saling terbagi dalam menyelesaikan Drama Romansa ini. Bagai asing yang menjadi keluarga. Semuanya begitu ramah kepada Minho, bahkan menganggap Minho sendiri sebagai anak, kakak, serta adik.

"Terima kasih atas kerja samanya," ucap Minho tiba-tiba seraya membungkukkan badan.

Para crew, penata rias, aktor, dan aktris semuanya berdiri dan menjawab ucapan Minho bersamaan. Senyum lebar terpampang jelas pada wajahnya.

Lalu, seorang penata rias mendatangi Min Ho dengan buket bunga mawar ditangannya beserta amplop surat yang diselipkan di dalam buket bunga tersebut. Dengan senang hati Min Ho menerima bunga tersebut dan berterima kasih. Dibawanya bunga itu menuju ruangannya lalu membaca surat dari penggemarnya.

To my future husband, Min Ho.

From your future wife, Mrs. Kang.

I'm really enjoy your concert, I'm so happy to meet you in the backstage, last year. Maybe you don't remember me but I'm really excited to meet you. I hope you'll be my husband and always be happy no matter what happens to you.

Surat yang sedang Min Ho baca tiba-tiba melayang akibat kecerobohannya yang tersandung kaki Dae Ssik. Dengan cepat dia berusaha mengambil suratnya tetapi Dae Ssik lebih cepat dari tangannya.

"Like what we said, we love you, Min Ho. Ha-ha, ya ampun. Fans-mu masih setia padamu? Sudah lama sekali sejak konser terakhirmu dan mereka masih sering mengirimu hadiah. Bikin iri saja!" ejek Dae Ssik lalu melemparkan surat yang dia rebut kepada Min Ho.

Pipinya merona karena Dae Ssik membacakan point terakhir dari surat tersebut, sudah sering kali dia mendengar ucapan itu, tetapi mendengar kata-kata romantis keluar dari mulut orang terdekatnya membuat dia malu setengah mati.

"Jangan sembarang membaca surat-suratku, Hyung. Tidak sopan!" seru Min Ho dengan wajah merona.

Dae Ssik hanya tertawa menanggapi ucapan juniornya dulu.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
IDOL
1

Bab 1 To My Future Husband, Min Ho

04/12/2021

2

Bab 2 Kecewa yang kedelapan belas kalinya

04/12/2021

3

Bab 3 Berlagak seperti orang dewasa kau

04/12/2021

4

Bab 4 Katakan semuanya, tidak apa

04/12/2021

5

Bab 5 Raelyn! Kamu di mana

04/12/2021

6

Bab 6 Bermalam di rumah pria asing.

08/12/2021

7

Bab 7 Kecemasan Agensi.

13/12/2021

8

Bab 8 Bagaimana kabar Ibumu

15/12/2021

9

Bab 9 Kamu yang paling terburuk.

17/12/2021

10

Bab 10 Bunuh diri.

19/12/2021

11

Bab 11 Cinta seorang Paman

20/12/2021

12

Bab 12 Hari terburuk dalam hidupku.

21/12/2021

13

Bab 13 APA SIMPANAN !

22/12/2021

14

Bab 15 Sewa hotel

23/12/2021

15

Bab 16 Satu kamar hotel

24/12/2021

16

Bab 17 Sekamar bersama

25/12/2021

17

Bab 18 Handuk.

25/12/2021

18

Bab 19 Australia

26/12/2021

19

Bab 20 Noda putih di bibir.

26/12/2021

20

Bab 21 Aku dan kau, tidak cocok.

27/12/2021

21

Bab 22 Sebuah penjara lagi.

27/12/2021

22

Bab 23 Fans Fanatik

28/12/2021

23

Bab 24 Kebebasan.

28/12/2021

24

Bab 25 Terciduk Agensi.

29/12/2021

25

Bab 26 Masa lalu keduanya

30/12/2021

26

Bab 27 Masa lalu keduanya (2)

31/12/2021

27

Bab 28 Sebuah Foto

01/01/2022

28

Bab 29 Maaf

02/01/2022

29

Bab 30 Museo Bagatti Valsecchi

03/01/2022

30

Bab 31 Milan dan penggemar heboh

04/01/2022

31

Bab 32 Sebuah kesalahpahaman.

05/01/2022

32

Bab 33 Sebuah pernyataan cinta.

06/01/2022

33

Bab 34 Pelukan di atas ranjang

07/01/2022

34

Bab 35 Ciuman

08/01/2022

35

Bab 36 Adegan panas (18+)

09/01/2022

36

Bab 37 Istriku

10/01/2022

37

Bab 38 Gagal kencan

11/01/2022

38

Bab 39 Apa yang kamu inginkan

12/01/2022

39

Bab 40 Opini publik dan Uang

13/01/2022

40

Bab 41 Saranghae, Oppa!

14/01/2022