Raelyn Agatha, gadis malang yang terus berpindah dari rumah saudara-saudaranya karena kondisi keluarganya yang mengharuskan Raelyn untuk ditanggung keluarga lain. Hidupnya memang tidak pernah mulus sejak ia kecil. Tak pernah ada kebahagiaan yang sebenarnya untuk gadis itu. Namun, saat ia sedang mencoba untuk kabur dari hidupnya sendiri. Min Ho, seorang Idol papan atas tiba-tiba masuk dalam hidupnya. Merubah keseharian Raelyn menjadi begitu menyenangkan. Tapi, apakah mungkin Raelyn akan bisa bertahan dengan tanggapan publik yang begitu membencinya? Dan rasa suka yang akhirnya muncul? Bisakah Raelyn bertahan dengan alasan cinta yang ingin ia lindungi? Sedangkan orang-orang disekeliling Min Ho begitu menentang hubungan mereka.
Pria tampan dengan tinggi 188 centimeter sedang berjalan mendekati seorang perempuan cantik yang tengah berdiri tidak jauh darinya dengan tatapan penuh amarah. Tangannya yang begitu mungil terkepal erat, seperti tengah menahan emosi yang ingin ia lampiaskan. Pria tersebut menghentikan langkahnya dengan ragu.
Perempuan yang masih menahan amarah mendekatkan diri kepada pria tidak punya hati yang sedang berdiri di hadapannya. Jarak diantara keduanya semakin terkikis. Perempuan itu akhirnya membuka suara, "Lalu, kali ini kau datang dengan semua jawaban yang aku nantikan?"
"Hm."
Hanya deham dan anggukan yang menjadi jawaban dari pertanyaan perempuan cantik di hadapannya.
Bibir tipis berwarna pink seketika bertaut, menahan emosi yang akan keluar dari mulutnya. Perempuan tersebut perlahan menggenggam ujung pakaiannya.
"Jawaban yang akan mengakhiri semuanya?"
Teriakan pedih diiringi dengan rintik hujan, jeritan hatinya kini tersampaikan. Deras hujan menyapu dedaunan kering, begitu pula dengan air mata perempuan terkasihnya.
"Hm."
Lagi-lagi hanya dehaman yang terucap darinya. Tangan perempuan di hadapannya terangkat, siap untuk menampar dia yang hanya berdeham tanpa mau memberikan alasan.
Dia tahu kekasihnya itu akan menampar dirinya. Namun, dia terdiam. Menerima tamparan yang tidak berbekas di pipi, melaikan perasaannya.
"Bukankah kau tahu jelas bahwa aku sangat mencintaimu, Nam Jun? Lalu, untuk apa kau kembali dan menyadarkanku bahwa semua ini salah? Bahwa semua ini tidak seharusnya terjadi!" teriaknya.
Dengan tubuh yang begitu menggigil kedinginan, perempuan tersebut menarik kemeja Nam Jun dan memukul dadanya berkali-kali. Berharap semua yang terlihat di depannya itu hanya ilusi semata. Berharap semua kenangan itu hanyalah bagian dari mimpi buruknya. Juga berharap kalau memang semua ini mimpi, maka ia ingin segera terbangun sekarang juga.
Nam Jun masih terdiam, tidak mengatakan sepatah kata apapun. Ekspresi wajahnya begitu menyedihkan hingga perempuannya saja tidak ingin menatap wajahnya.
"Kenapa kau harus kembali saat semua yang aku lewati sudah berlalu begitu saja? Kenapa kau datang denggan jawaban yang tidak ingin aku dengar? Kenapa kau mendekat sementara aku ingin kau pergi?!" teriaknya penuh kekecewaan.
Perempuan itu melanjutkan ucapannya, "Lalu... mengapa sekarang kau hadir dengan jawaban yang begitu pedih? Pergilah... PERGI!"
Tangannya melemah, tidak lagi memukul Nam Jun dengan sekuat tenaga. Dirinya lebih mendekatkan diri, mengikis jarak yang tersisa dan bersandar pada dada Nam Jun. Air matanya lagi-lagi tersapu oleh derasnya hujan.
Perlahan wajah perempuan itu menengadah, melihat Nam Jun yang sudah sangat pucat. Dia tahu betul kalau Nam Jun tidak suka hujan karena kondisi fisiknya yang kurang bisa beradaptasi dengan suhu dingin.
Namun, perempuan itu begitu egois. Untuk dirinya dan perasaannya yang kini tak terbendung.
"Kau hanya masa lalu. Kau tidak seharusnya berada di sini," ucapnya lemah sebelum kedua parunya mendapat pasokan oksigen untuk berteriak melebihi bisingnya rintikan hujan.
"KARNA KAU SUDAH MATI, NAM-"
Kedua kelopak mata perempuan tersebut terbelalak, debaran jantungnya terdengar keras memenuhi telinganya. Lalu, bibir mereka saling bertaut. Kini perasaannya lega. Jawaban yang dulu sangat dia nanti agar Nam Jun pergi dari hidupnya kini berubah. Berubah menjadi lebih dari yang dia inginkan.
Curah hujan yang terus turun seperti hujaman jarum kini menjadi lembut seperti kelopak bunga sakura. Langit yang begitu kelam sekarang seperti sedang tersenyum kecut dengan fakta yang saling mereka sangkal.
Keberadaan yang 'tak sepantasnya ada, juga perasaan yang seharusnya sudah lenyap bersama dengan angan yang kini kembali hidup.
"CUT! Kerja bagus, semuanya!"
Suara lantang Produser membuat para crew berlarian, meneduh juga membawa kedua pemeran utama yang sudah membuat dramanya semakin melejit di dunia perfilman.
***
"Kali ini bangkit dari kubur, Minho? Peran selanjutnya tentang Zombie, ya? Bukannya terlalu mirip dengan Drama tadi?" tanya Kim Dae Ssik, Manajer sekaligus seniornya saat debut dulu.
"Bebeda, Hyung. Drama kali ini hanya Drama Laga. Bukan kisah cinta seperti tadi," balas Minho seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk.
"Sama saja mati, Minho!" Dae Ssik berseru.
Kerutan dahi Minho terlihat jelas, dia melirik tajam ke arah Dae Ssik yang sibuk sekali membolak-balikkan kertas naskah miliknya. Seperti sedang membaca dengan rinci isi percakapan dan aksi yang akan Minho lakukan.
"Beda, Hyung. Drama Cinta penuh tragedi dengan Drama Laga penuh darah adalah dua hal yang bersinggungan. Enggak bisa di samakan."
"Tetap saja sama-sama mati dan hidup kembali. Yang satu berakhir bahagia dan yang satu berakhir dengan buruk. Dan lagi, kenapa belakangan ini banyak sekali Drama yang kau bintangi? Yerin! Kemari!" teriak Dae Ssik memanggil Asistennya, sedangkan tangannya sibuk dengan naskah milik Minho. Memantau hal apa saja yang akan membuat Minho kesusahan kedepannya.
"Noona izin hari ini. Bukannya Hyung sendiri yang bilang kalau Noona sakit?" gumam Minho tidak ingin mengganggu celotehan Dae Ssik yang terus memanggil nama Yerin.
Dengan langkah lebar, dia keluar dari ruangannya dan menyapa beberapa crew yang sudah menemaninya selama setahu penuh. Suka dan duka sudah saling terbagi dalam menyelesaikan Drama Romansa ini. Bagai asing yang menjadi keluarga. Semuanya begitu ramah kepada Minho, bahkan menganggap Minho sendiri sebagai anak, kakak, serta adik.
"Terima kasih atas kerja samanya," ucap Minho tiba-tiba seraya membungkukkan badan.
Para crew, penata rias, aktor, dan aktris semuanya berdiri dan menjawab ucapan Minho bersamaan. Senyum lebar terpampang jelas pada wajahnya.
Lalu, seorang penata rias mendatangi Min Ho dengan buket bunga mawar ditangannya beserta amplop surat yang diselipkan di dalam buket bunga tersebut. Dengan senang hati Min Ho menerima bunga tersebut dan berterima kasih. Dibawanya bunga itu menuju ruangannya lalu membaca surat dari penggemarnya.
To my future husband, Min Ho.
From your future wife, Mrs. Kang.
I'm really enjoy your concert, I'm so happy to meet you in the backstage, last year. Maybe you don't remember me but I'm really excited to meet you. I hope you'll be my husband and always be happy no matter what happens to you.
Surat yang sedang Min Ho baca tiba-tiba melayang akibat kecerobohannya yang tersandung kaki Dae Ssik. Dengan cepat dia berusaha mengambil suratnya tetapi Dae Ssik lebih cepat dari tangannya.
"Like what we said, we love you, Min Ho. Ha-ha, ya ampun. Fans-mu masih setia padamu? Sudah lama sekali sejak konser terakhirmu dan mereka masih sering mengirimu hadiah. Bikin iri saja!" ejek Dae Ssik lalu melemparkan surat yang dia rebut kepada Min Ho.
Pipinya merona karena Dae Ssik membacakan point terakhir dari surat tersebut, sudah sering kali dia mendengar ucapan itu, tetapi mendengar kata-kata romantis keluar dari mulut orang terdekatnya membuat dia malu setengah mati.
"Jangan sembarang membaca surat-suratku, Hyung. Tidak sopan!" seru Min Ho dengan wajah merona.
Dae Ssik hanya tertawa menanggapi ucapan juniornya dulu.
Bab 1 To My Future Husband, Min Ho
04/12/2021
Bab 2 Kecewa yang kedelapan belas kalinya
04/12/2021
Bab 3 Berlagak seperti orang dewasa kau
04/12/2021
Bab 4 Katakan semuanya, tidak apa
04/12/2021
Bab 5 Raelyn! Kamu di mana
04/12/2021
Bab 6 Bermalam di rumah pria asing.
08/12/2021
Bab 7 Kecemasan Agensi.
13/12/2021
Bab 8 Bagaimana kabar Ibumu
15/12/2021
Bab 9 Kamu yang paling terburuk.
17/12/2021
Bab 10 Bunuh diri.
19/12/2021
Bab 11 Cinta seorang Paman
20/12/2021
Bab 12 Hari terburuk dalam hidupku.
21/12/2021
Bab 13 APA SIMPANAN !
22/12/2021
Bab 15 Sewa hotel
23/12/2021
Bab 16 Satu kamar hotel
24/12/2021
Bab 17 Sekamar bersama
25/12/2021
Bab 18 Handuk.
25/12/2021
Bab 19 Australia
26/12/2021
Bab 20 Noda putih di bibir.
26/12/2021
Bab 21 Aku dan kau, tidak cocok.
27/12/2021
Bab 22 Sebuah penjara lagi.
27/12/2021
Bab 23 Fans Fanatik
28/12/2021
Bab 24 Kebebasan.
28/12/2021
Bab 25 Terciduk Agensi.
29/12/2021
Bab 26 Masa lalu keduanya
30/12/2021
Bab 27 Masa lalu keduanya (2)
31/12/2021
Bab 28 Sebuah Foto
01/01/2022
Bab 29 Maaf
02/01/2022
Bab 30 Museo Bagatti Valsecchi
03/01/2022
Bab 31 Milan dan penggemar heboh
04/01/2022
Bab 32 Sebuah kesalahpahaman.
05/01/2022
Bab 33 Sebuah pernyataan cinta.
06/01/2022
Bab 34 Pelukan di atas ranjang
07/01/2022
Bab 35 Ciuman
08/01/2022
Bab 36 Adegan panas (18+)
09/01/2022
Bab 37 Istriku
10/01/2022
Bab 38 Gagal kencan
11/01/2022
Bab 39 Apa yang kamu inginkan
12/01/2022
Bab 40 Opini publik dan Uang
13/01/2022
Bab 41 Saranghae, Oppa!
14/01/2022