Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
My Lovely Writer

My Lovely Writer

Naayra

5.0
Komentar
35
Penayangan
5
Bab

Sinopsis : Queen, yang tepatnya di panggil Queensya yang berprofesi sebagai penulis sekaligus masih bersekolah di salah satu kampus elite di Jakarta Selatan. Ia memiliki editor pendamping yang bernama Mr. William yang suatu hari diminta oleh direktur utama tempat ia bekerja untuk digantikan dengan laki-laki menjengkelkan menurut Esya. Sejak pertemuan pertama keduanya saat menghadiri pertemuan di LA. Laki-laki ini sudah merusak mood Esya yang membuatnya jengkel dan bersumpah tidak akan menemuinya di kemudian hari. Tapi sekarang? Bahkan laki-laki ini akan menjadi editor pendamping nya selama Mr. William tidak di tugaskan untuk bekerja karena harus mengurusi sesuatu yang lain. Akankah Esya bisa berdamai dengan nya? Atau mungkin mereka tidak akan pernah menjadi partner kerja yang baik?

Bab 1 Chapter 1

Aku Queens,Nabila Queensyaraine. Aku seorang mahasiswa tingkat tiga di universitas cukup terkenal di Jakarta. Hobbyku membaca dan menulis, jadi tidak heran jika banyak orang menjulukiku kutu buku elite karena aku yang selalu pergi kemana-mana menggunakan kaca mata bacaku dan buku yang selalu ada dalam pelukanku. Jika dandananku sedikit tidak kuperhatikan mungkin aku sudah benar-benar dibilang anak cupu atau nerd. Aku seorang penulis cukup handal dan aku menjadi salah lima belas penulis nasional yang berani mengambil pekerjaan di internasional.

Hidupku terlihat monoton, aku bangun pagi untuk kuliah dan jika ada waktu senggang aku akan sibuk dengan laptopku untuk merancang cerita sampai pulang kuliah . aku tinggal di sebuah apartemen dekat universitasku, karena jarak rumah dan kampusku bisa di bilang cukup jauh. Jadi aku memutuskan untuk tinggal di sebuah apartemen agar memudahkanku untuk pergi kuliah.

Aku juga sering bpergian keluar negeri untuk beretemu editor baru atau orang yang mengajak kerjasama untuk membuat satu atau dua buku novel. Aku begitu sibuk sekali sampai aku tidak ada waktu untuk mempunyai pikiran menjalin hubugan dengan laki-laki. Aku hanya berpikir tentang kuliah bekerja dan sukses.

"Heyy Syaa!" teriak Afika melambaikan tangan memanggil Queensya yang tengah duduk di taman bersama tumpukan file dan laptop yang setia menemaninya. Berjalan beriringan dari pintu gerbang kampus bersama Meyka. Mereka berdua sahabat sekaligus teman dekatku

"Ngapain?" tanya Meyka ikut duduk di depanku

"Biasa, ada apa?" tanya Esya

"Habis ini ada kelas kan ya?" tanya Fika

"40 menit lagi sih, kelasnya bu Geyna" ujar Esya melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya

"Lo nanti jadi ke apartemennya Esya?" tnya Mika pada Fika

"Jadi lah, gue mau mencoba PS 5 yang baru lo beli" sahut Fika menatap Esya penuh arti

"Astaga karena itu lo ngotot ingin ke apartemenku hari ini?" tanya Esya tidak percaya

"Kemaren lo bilang bolehkan, dan lo juga nggak ada meeting online juga" sahut Fika

"Gue ada di ruang kerja dan kalo lo hidupin Tv nya kenceng gue depak lo dari apartemen gue awas aja mengganggu konsentrasi kerja gue" ujar Esya

"Iya-iya gue paham santai aja kali, lo ikut kan Mey?" tanya Fika mengajak Mey untuk ikut serta

"Astaga bisa jadi kapal pecah apartemen gue nih" batin Esya dalam hati. Ya gimana tidak Mey yang hiperaktif di satuin dengan Fika yang amat begitu pecicilannya pasti akan berisik sekali jika sudah berebutan sesuatu

"Okelah, kita mabar nanti kita" sahut Mey yang menyetujui ajakan Fika untuk merusuh di apartemen Esya

"Udah yuk kita ke kelas , bentar lagi nih" sahut Esya langsung mengemasi barangnya dan beranjak pergi dari taman

SKIP

"Lo jangan curang ih, orang gue duluan awas ajakalo lo menang lagi karena lo curangin gue mulu" marah Fika yang sibuk memainkan stik PS dan adu senggol dengan Mey di ruang TV

"Astaga beneran hancur fiks" batin Esya yang sedang berjalan melewati ruang TV dan mengambil segelas air di dapur

"Kalian bisa ga sih mainyya yang tenang jangan berisik dan apa ini semua sampah jajan berantakan di karpet. Nanti beresin lagi awas aja!" marah Esya ketika ikut bergabung dan duduk di sofa dengan segelas air hangat di tangannya sementara Fika dan Mey yang duduk di karpet bulu di bawahnya

"Iya Sya nanti kita beresin tenang aja ok" sahut Mey tanpa beralih dari layar TV

"Gue lapar nih, masak gih kalian" sahut Esya mengusap usap perut rampingnya

"Pesan aja sih, gue lagi sibuk nih" sahut Fika

"Astaga sibuk apaan sih, orang cuma gituan juga sih" sahut Esya

"Pesan aja Sya, gue sekalian deh sama in aja sama lo" ujar Mey ikutan

"Fine okay, gue gofood aja deh mau apa nih?" tanya Esya mengambil hpnya dari dalam saku hoodienya

"MCD aja" sahut Fika

"Iya itu aja, gue sekalian sama large burger Sya" sahut Mey

"Minumnya? Terserah gue ya!" ujar Esya tidak banyak drma langusng memesankan makanan untuk mereka secara online

"Gue mau balik kerja nanti kalau ada abangnya bunyi in bell awas aja sampai kalian ga denger. Kecelin tuh volume TV nya" ujar Esya berjalan menuju ruang kerjanya

"Siap Queen" jawab Fika masih menfokukan untuk memenangkan pertarungan sengit dengan Mey

Sementara di dalam ruang kerja Esya

"Gue kok ga ada mood buat bikin cerita" gumam Esyya yang memilih duduk di sofa yang ada di dalam ruangan itu

"Seharusnya gue udah dapat 18 chapter lebih, gara-gara apasih tadi gue tibatiba bad mood" gerutu Esya memutar-mutar glas air yang ia pegang sambil melamun. Sampai ada dentingan telfon yang menyadarkannya

"Siapa lagi telfon malam-malam gini" gerutu Esya langsung mengangkat telfon itu sebelum membiarkan terus bergetar di dalam hoodienya

"Oh Zanda" ujar Esya ketika melihat name assistennya di layar hp nya

"Halo Sya, gue mau infokan sesuatu" sahut Zanda begitu sambungan terhubung

"Ada apa?" tanya Esya langsung berjalan menuju meja kerjanya

"Editor kantor lo lagi berhalangan hadir nanti di pertemuan besok di singapura" ujar Zanda

"Hah, terus gue sendirian dong?" tanya Esya bersandar di kursi kerjanya sambil memutar ke kanan ke kiri

"Lo ingat editor akusisi yang ikut pertemuan di LA tahun lalu?" tanya Zanda

"Hah, siapa?" tanya Esya mengernyit dan pikirannya langsung menemukan satu orang yang begitu ia tidak suka yang bertemu dengannya tahun lalu di LA dan first impresion mereka bertemu sangat buruk dan membuat mood Esya hancur sekali waktuitu

"Itu lhoh editor sekaligus CEO dari ALSARGA groub" ujar Zanda yang membuat tebakan Esya semakin terlihat jelas

"Jangan bilang laki-laki brengsek dari korea itu" sahut Esya langsung mengatakan apa yang sedari tadi ia piki

"Yup betul sekali, diabakal gantiin editor William selama tidak bekerja dan akan menemani lo setiap ada pertemuan dan gue juga jarang banget ikut nantinya karena gue juga ada banyak kerjaan di kantor" jelas Esya

"Yang lain aja bisa ga sih, gue ga mau klao dia jadi editor gue Zan" tolak Esya

"Ga bisa itu sudah keputusan dari DDirut dan nggak ada yang berani mengganggu gugat dan Mr.william juga sudah menyetujuinya" ujar Zanda

"Lo sekarang dimana?" tanya Esya

"Gue ada Vietnam, rumah tunangan gue kenapa?" tanya Zanda

"Ckk, terus siapa itu namanya. Dia sekarang dimana?" tanya Esya menanyakan editor itu

"Namanya Jihoon dia katanya tadi akan penerbangan malam ini buat ke indo" ujar Esya

"Yaudah deh bagus, kalau ada hal penting nggak perlu kemana-mana" sahut Esya

"Editor kantor lo lagi berhalangan hadir nanti di pertemuan besok di singapura" ujar Zanda

"Hah, terus gue sendirian dong?" tanya Esya bersandar di kursi kerjanya sambil memutar ke kanan ke kiri

"Lo ingat editor akusisi yang ikut pertemuan di LA tahun lalu?" tanya Zanda

"Hah, siapa?" tanya Esya mengernyit dan pikirannya langsung menemukan satu orang yang begitu ia tidak suka yang bertemu dengannya tahun lalu di LA dan first impresion mereka bertemu sangat buruk dan membuat mood Esya hancur sekali waktu itu

"Itu lhoh editor sekaligus CEO dari ALSARGA group" ujar Zanda yang membuat tebakan Esya semakin terlihat jelas

"Jangan bilang laki-laki brengsek dari korea itu" sahut Esya langsung mengatakan apa yang sedari tadi ia piki

"Yup betul sekali, diabakal gantiin editor William selama tidak bekerja dan akan menemani lo setiap ada pertemuan dan gue juga jarang banget ikut nantinya karena gue juga ada banyak kerjaan di kantor" jelas Esya

"Yang lain aja bisa ga sih, gue ga mau klao dia jadi editor gue Zan" tolak Esya

"Ga bisa itu sudah keputusan dari Dirut dan nggak ada yang berani mengganggu gugat dan Mr.william juga sudah menyetujuinya" ujar Zanda

"Lo sekarang dimana?" tanya Esya

"Gue ada Vietnam, rumah tunangan gue kenapa?" tanya Zanda

"Ckk, terus siapa itu namanya. Dia sekarang dimana?" tanya Esya menanyakan editor itu

"Namanya Jihoon dia katanya tadi akan penerbangan malam ini buat ke indo" ujar Esya

"Yaudah deh bagus, kalau ada hal penting nggak perlu kemana-mana" sahut Esya

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku