Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
My Lovely Teacher

My Lovely Teacher

Black_Queen

5.0
Komentar
510
Penayangan
70
Bab

Zayn Abidzar seorang siswa menengah atas yang sebentar lagi menghadapi ujian kelulusan. Dia berasal dari keluarga broken home. Di sekolah dia termasuk salah satu murid yang urakan dan seenaknya. Evelyn Green yang biasa di panggil Elyn merupakan seorang guru wanita muda yang baru setahun mengajar di sekolah Zayn. Tanpa sengaja keduanya bertemu di luar lingkungan sekolah. Dari kejadian itu mereka saling berbagi rasa sakit, rasa yang Zayn rasakan ketika dikhianati oleh sahabat dan pacarnya. Lambat laun mereka saling terbuka dan saling menyukai. Bagaimana kelanjutan kisah cinta beda usia antara murid dengan guru itu? Mereka merahasiakan hubungan yang terjalin selama ini. Akankah ada guru ataupun murid yang tahu tentang hubungan mereka? Bagaimana mereka menyikapi perasaan cinta yang sudah tumbuh dalam hati?

Bab 1 Kehidupan Zayn Abidzar

Disebuah kamar hotel, Zayn berbaring dengan seorang gadis muda. Usia mereka tak jauh berbeda.

"Alice, selamat ulang tahun!" tiba-tiba saja ia membawa sebuah goodie bag yang sebelumnya sudah diletakkan di nakas.

"Kamu masih ingat hari ultahku?" Gadis itu bersemangat.

Alice membuka isi dari goodie bag. Ia terbelalak tak percaya.

"Eh, ini kan tas yang kulihat pas kencan kita waktu itu," ucapnya sungguh senang.

"Kamu bilang tasnya manis kan? Jadi aku membeli hadiah itu untuk ultahmu," sahut Zayn tersenyum melihat pacar tersayangnya.

"Tapi kan harganya mahal, gak apa-apa nih? Kalau gak salah lihat harganya hampir lima juta," Alice mengingat.

"Kalau cuma segini sih kecil," Zayn tertawa lebar.

"Zayn, terimakasih banyak ya!" Alice tak sanggup berkata-kata.

"Oh iya ada lagi kejutan untukmu," Zayn mengeluarkan sesuatu dari dalam dompetnya.

"Tadaaaa....aku sudah berhasil mendapatkan SIM lho. Lain kali kita bisa naik mobil," ucapnya bersemangat.

"Wah... Zayn. Aku makin menyukaimu," sahut Alice memeluk erat tubuh pria didepannya.

"Sebenarnya sudah dua Minggu ini aku bekerja sambilan mati-matian untuk ngedapetin semua ini," batin Zayn bangga telah membuat pacarnya senang.

Zayn dan Alice adalah murid dari sekolah yang sama. Mereka masih belajar di bangku SMA. Tahun ini merupakan tahun terakhir mereka di sekolahnya. Alice dan Zayn berpacaran dalam waktu sebulanan ini.

*****

"Oi Zayn, kamu gak lupa sesuatu kan?" Tanya teman satu genknya.

"Apa sih kalian ini," gerutu Zayn.

"Itu lho kencan massal sama cewek-cewek dari sekolah sebelah," ucap temannya.

"Pilih yang manis-manis aja Zayn!" seru teman satunya.

"Rendi, Tommy. Kalian ini cewek mulu isi kepalanya." Zayn mulai malas meladeni mereka.

Saat itu masih jam istirahat. Jadi mereka asyik mengobrol.

"Sepertinya aku tidak bisa ikutan kencan massal itu deh," cengir Zayn.

"Hah... serius? kalau begitu percuma aja dong," sahut Rendi.

"Aku gak mungkin ikut bersama kalian kan?" tanya Zayn.

"Ah iya, sekarang kamu sudah punya Alice. Hebat juga kamu bisa berkencan dengan cewek tercantik di sekolah kita ini. Kalian lagi mesra-mesranya kan?" tanya Tommy.

"Mesra-mesranya apaan?" Zayn bersemu merah.

"Tapi emang iya sih, kayaknya ia beda dari cewek-cewekku yang dulu," Zayn menerawang jauh.

Ia ingat kalau Alice selalu menemaninya makan siang. "Ya, walaupun sering terlambat setidaknya Alice berusaha untuk menemani aku," batinnya.

Tiba-tiba Zayn berdiri dan meninggalkan teman satu genknya.

Tommy yang melihatnya seolah malas dan tersenyum kecut. Ada raut wajah yang tak bisa diartikan oleh orang lain.

"Dasar tuh anak, kita malah di tinggal," kesal Rendi.

"Sudahlah, biarkan saja dia! Paling mau ke kelasnya Alice," tebak Tommy.

"Alice, aku percaya padamu. Aku yakin dengan hubungan kita ini," batinnya.

Bel berbunyi, mereka semua berhamburan masuk kedalam kelas masing-masing.

Zayn masih memikirkan Alice. Ia tak bisa fokus pada pelajarannya di depan.

Bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Murid-murid berceloteh riang. Mereka berhamburan keluar kelas.

Seperti biasa, Zayn menyusul ke kelas Alice. Tapi ia lupa kalau pelajaran terakhir Alice adalah olahraga. Jadi, ia pergi ke ruang ganti perempuan.

"Ruang ganti ceweknya berisik sekali sih," gerutunya.

Zayn tidak jadi mengetuk pintu itu. Ia mendengar mereka menyebut namanya.

"Beneran kamu cuma main-main dengan Zayn? dasar cewek iblis," suara gadis lain yang tidak Zayn kenal.

"Hei, aku kan gak minta dibeliin tas itu. Dia yang beliin sendiri lho," sahut Alice.

Zayn masih menguping pembicaraan mereka.

"Benarkan itu suara Alice?" tanyanya pada dirinya sendiri.

"Tapi kamu tidur dengannya kan?" tanya suara gadis lainnya.

"Iya juga sih, abisnya enak. Jadi ketagihan deh," Alice tersenyum lebar.

Zayn mengintip lewat celah pintu. Ia melihat mereka. Dan benar saja, Alice dan kawan-kawan satu genknya masih disana.

"Kasian juga sih si Zayn. Padahal kamu kan udah punya pacar beneran." Ucap gadis satunya.

"Zayn Abidzar, sungguh malang nasibmu!" sahut gadis lainnya.

Alice hanya tersenyum meremehkan. Zayn yang melihat itu semua jadi muak dengan kelakuan Alice. Dalam hati muncul keraguan.

"Benarkah itu? kamu pasti bohong kan Al," batin Zayn masih meragukannya.

Ia mengambil smartphone miliknya dan melihat sebuah nama.

Dengan satu kali klik, nama Alice sudah dihapus.

Zayn menerawang, mengingat kenangan indahnya bersama Alice selama sebulan ini. Ia berjalan sempoyongan seperti orang yang kehilangan keseimbangan.

Seminggu kemudian

Disebuah kelas.

Seorang guru muda membagikan hasil ujian uji coba muridnya. Ia memanggil nama-nama murid dikelas itu.

"Zayn, Zayn Abidzar!" pekik wanita muda itu.

Ada beberapa muridnya yang menahan tawanya ketika ia memanggil Zayn. Sementara yang ia panggil tertidur pulas di bangkunya.

"Astaga ini anak ternyata tidur. Hey Zayn bangun!" guru itu memukul meja Zayn.

Zayn terperanjat karena gurunya sudah berada di depannya dengan kondisi tangan yang bersedekap dan raut wajah yang garang.

"Kamu ini, mesti Ibu panggil berapa kali baru kamu mau dengar?" gerutunya.

Zayn mengambil kertas hasil ujiannya. Ia mengacuhkan gurunya.

"Anak jaman sekarang memang kurang ajar," batin Evelyn kesal.

Bel istirahat berbunyi. Semua murid keluar dari dalam kelas. Zayn yang mengantuk keluar paling akhir.

"Zayn Abidzar," panggil Elyn.

"Ada apa lagi sih Bu? sekarang waktu saya untuk beristirahat," keluhnya.

"Akhir-akhir ini kamu kenapa sih? sering bengong pas pelajaran.

Kalau mau diterima di Universitas, kamu harus lebih giat belajarnya!" Evelyn menasehati Zayn.

"Nih! perbaiki ya! hari Jumat harus sudah Ibu terima, mengerti?" Ia menyerahkan lembaran soal tambahan untuk Zayn.

"Berisik," lirih Zayn.

"Eh, apa yang kamu bilang?" Evelyn mulai meradang.

"Kubilang berisik! siapa yang mau masuk Universitas?" Zayn mengambil kertas itu dan mengepalnya. Ia berjalan pergi meninggalkan gurunya.

"Huh, aku tak menyangka murid disekolah ini tabiatnya aneh-aneh," keluhnya.

Tommy mengikuti Zayn yang menjauh dari ruang kelasnya. Ia melihat Zayn dan gurunya telah meributkan sesuatu.

"Zayn, tunggu aku!" ia setengah berlari.

"Tommy," Zayn menoleh kearahnya.

Mereka berdua pergi ke atap sekolah. Mereka menyalakan rokoknya dan menghisapnya dalam. Begitulah kelakuan mereka di sekolah.

"Sebentar lagi liburan tengah semester terakhir kita di sekolah nih," Tommy memulai pembicaraan.

"Iya, memangnya kenapa?" Zayn seakan tak peduli.

Tiba-tiba saja Tommy berbicara diluar topiknya tadi.

"Kenapa? kamu nyesel ya udah mutusin Alice?" Tommy mengungkit.

"Bukan begitu," Zayn tak melanjutkan ucapannya.

"Ceritain saja sama aku! kita kan teman," ucap Tommy.

"Oh iya, hari ini kita ke Pub Brown yuk! Ada segunung cewek yang nungguin kamu disana!" Tommy mengedipkan matanya.

"Kamu bisanya hanya mengajakku ke tempat seperti itu," Zayn tersenyum kecut.

"Ayolah Zayn! mumpung kita masih muda," Tommy tertawa renyah.

Zayn hanya mengangguk saja. Ia membuang puntung rokok ke sembarang arah dan menginjaknya.

Mereka berdua kembali kedalam kelas karena bel sudah berbunyi.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Black_Queen

Selebihnya

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Romantis

4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
My Lovely Teacher
1

Bab 1 Kehidupan Zayn Abidzar

19/12/2021

2

Bab 2 Rahasia Alice Terbongkar

19/12/2021

3

Bab 3 Sahabat Palsu

19/12/2021

4

Bab 4 Bunuh Diri

19/12/2021

5

Bab 5 Tangisan Evelyn

19/12/2021

6

Bab 6 Pelajaran Tambahan

27/12/2021

7

Bab 7 Impianku

28/12/2021

8

Bab 8 Curahan Hati Zayn

29/12/2021

9

Bab 9 Hari Terakhir Kelas Tambahan

31/12/2021

10

Bab 10 Perasaan Apa ini

01/01/2022

11

Bab 11 Alice, Maafkan Aku

04/01/2022

12

Bab 12 Kepedulian Evelyn

06/01/2022

13

Bab 13 Obsesi Alice

06/01/2022

14

Bab 14 Terhindar dari Maut

09/01/2022

15

Bab 15 Terjebak Bersama Alice

11/01/2022

16

Bab 16 Kabur dari Rumah Alice

11/01/2022

17

Bab 17 Kisah Evelyn Green

12/01/2022

18

Bab 18 Pernyataan Cinta

12/01/2022

19

Bab 19 Menggoda Evelyn

13/01/2022

20

Bab 20 Kecemburuan Zayn

14/01/2022

21

Bab 21 Rahasia Evelyn

14/01/2022

22

Bab 22 Kekhawatiran Zayn

15/01/2022

23

Bab 23 Perubahan Evelyn

16/01/2022

24

Bab 24 Reno dan Alice Berhubungan

17/01/2022

25

Bab 25 Rencana Alice

21/02/2022

26

Bab 26 Eksekusi Dari Alice

21/02/2022

27

Bab 27 Dirawat Di Rumah Sakit

21/02/2022

28

Bab 28 Menjenguk Zayn

21/02/2022

29

Bab 29 Resmi Berpacaran

21/02/2022

30

Bab 30 Permainan Panas

21/02/2022

31

Bab 31 Trauma tak Kunjung Hilang

22/02/2022

32

Bab 32 Ketahuan Atau

23/02/2022

33

Bab 33 Permintaan Maaf

24/02/2022

34

Bab 34 Situasi Yang Membingungkan

25/02/2022

35

Bab 35 Akhirnya Terjadi

26/02/2022

36

Bab 36 Kegemparan di Sekolah

27/02/2022

37

Bab 37 Prahara Di Malam Hari

28/02/2022

38

Bab 38 Kabur Bersama

01/03/2022

39

Bab 39 Tertangkapnya Gio

02/03/2022

40

Bab 40 Mencari Tempat Tinggal

03/03/2022