Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
The Surrogate Mom

The Surrogate Mom

Verayanti

5.0
Komentar
9
Penayangan
3
Bab

Pernikahan Leo dan Emily sudah memasuki usia sepuluh tahun, namun hingga saat ini belum di karunia keturunan, meskipun sudah berkali-kali hamil , nyatanya Emily selalu mengalami keguguran. Namun siapa sangka pertemuan nya dengan seorang teman lama telah memberikan Emily ide untuk merekrut seseorang untuk menjadi ibu pengganti bagi embrio nya. Erika adalah gadis muda yang di pilih Emily untuk mengandung buah hati nya dan sang suami. Namun sayang kecerobohan Erika membuat dirinya keguguran dan kehilangan bayi yang seharusnya dilahirkan untuk pasangan suami istri Emily dan Erika. Bagaimana reaksi Emily dan sang suami mengetahui hal ini, atau apakah yang akan di lakukan Erika untuk menghindari kemarahan dan kekecewaan Emily .

Bab 1 Prolog

"Ini bayaran kamu Erika." Ucap Emily sambil menyerahkan satu lembar cek kepada Erika.

" mulai sekarang kamu bisa kembali pulang ke keluarga kamu." Lanjutnya sambil menggendong seorang bayi lelaki di tangan nya.

Erika menerima cek tersebut kemudian memperhatikan angka yang yang berderet sembilan buah angka nol di belakang angka satu.

"Kamu bisa langsung menguangkan uang satu milyar itu di bank manapun."

"Tapi nyonya.. "

"Tapi apa lagi Erika? Ini sudah sesuai dengan perjanjian kita bukan, satu milyar rupiah tidak termasuk semua yang sudah saya keluarkan untuk adik-adik dan operasi pemasangan ring nenek mu."

"Bukan itu nyonya, saya masih harus menyusui nya nyonya."

"Tidak perlu, Junior akan minum susu formula."

"Air susu saya keluar deras nyonya, lebih baik bayi ini minum asi saya."

"Tidak Erika , saya tidak ingin terjadi ikatan batin antara kamu dan anakku."

"Tapi nyonya saya masih ingin bersama anak saya nyonya."

"Apa maksud kamu menyebut Junior sebagai anak kamu ? Ini anakku dan Leo, bukan anak kamu Erika." Pekik Emily.

"Tapi nyonya.." Erika melihat ke arah lelaki yang sedang berdiri di sebelah Emily dan sedang merangkul pundak Emily.

Yang di pandang hanya mendelik dan menggeleng kan kepalanya sebagai isyarat agar Erika tidak mengatakan apapun lagi.

"Nyonya bagaimana pun juga, saya sudah mengandung bayi ini selama sembilan bulan, kami berbagi nafas dan makanan setiap detik nyonya, dia sudah menjadi bagian dari diri saya nyonya, saya ibunya nyonya."

"Kamu ini sudah gila ya Erika, bukan begini perjanjian awal kita, kamu hanya menjaga bayiku dan suamiku di dalam rahim kamu, lalu sekarang kamu kenapa malah mengaku aku sebagai ibu nya."

"Iya nyonya saya mengerti, saya sudah menjaga nya di dalam perut saya, saya mohon sekarang ijinkan saya juga menjaga nya saat sudah lahir."

"Erika saya tidak ingin menjadi orang yang kejam, tapi saya rasa permintaan kamu ini semakin tidak masuk akal, hubungan kerja sama kita sudah selesai, jadi sebaiknya sekarang kamu pergi dari sini dan kembali ke keluarga kamu."

"Tapi nyonya..." Air mata Erika kini mulai menetes deras di pipinya.

"Apa lagi Erika? Bukannya kamu ingin meraih cita-cita kamu dan merindukan keluarga kamu, sekarang lebih baik pergi lah dari sini, dan mulai sekarang anggaplah kita tidak saling mengenal, hubungan kita sudah selesai." Emosi Emily mulai terpancing melihat kelakuan Erika yang bersikap seolah-olah telah benar-benar menjadi seorang ibu.

"Nyonya ijinkan saya tetap bersama anak saya nyonya, saya tidak butuh uang ini, saya hanya ingin bersama anak saya, anda sudah tidak mengijinkan saya untuk bersamanya semenjak saya melahirkan nya ke dunia nyonya." Erika menurunkan badan nya untuk bersimpuh di hadapan Emily dan Leo.

"Ya memang sejak kamu melahirkan dia, maka tugas kamu untuk menjaga nya sudah selesai."

"Ijinkan saya bersama nya sebentar saja nyonya."

"Erika cukup, berhenti melakukan hal konyol seperti ini, kamu pikir setelah apa yang telah kamu lakukan kepada anak ini, aku akan membiarkan kamu untuk tetap berada di sekitar Junior." Emily semakin emosi mendengar dan melihat sikap Erika.

"Maafkan saya nyonya, saya janji tidak akan melakukan hal itu lagi " ucap Erika.

"Cukup Erika , cukup hentikan drama kamu, jangan sampai aku benar-benar berubah menjadi orang yang kejam."

"Sabar Honey." Leo menepuk pundak sang istri lembut.

"Tolong suruh perempuan ini keluar dari tempat ini sayang, lama-lama aku Semakin muak dengan sikapnya yang penuh drama." Ucap Emily sambil berbalik dari Erika yang masih berlutut.

"Oweeekkk oweeekkk .."

"Sssttt ssttt sayang ... Cup cup..." Emily meninggalkan Erika dan Leo dan menenangkan buah hati nya yang sedang menangis.

"Nyonya .. dia membutuhkan saya nyonya.. saya ibunya." Erika mencoba mengejar Emily.

"Erika cukup, lebih baik sekarang kamu pergi dari sini." Leo mencegah langkah Erika.

"Tapi tuan, Junior membutuhkan saya, dia pasti lapar dan ingin meminum air susu saya tuan." Tangis Erika pecah.

"Saya mohon Erika, jangan lakukan itu, kita sudah sepakat sebelumnya."

"Saya ibunya tuan, saya ibunya dia membutuhkan saya." Erika terus meracau dan berusaha mendorong Leo yang menahan nya.

"Erikaaa cukuuupp jangan membuat kesabaran saya habis." Teriak Leo akhirnya karena tidak tahan melihat sikap Erika yang terus memaksa untuk bisa bersama Junior.

"Tapi tuan tahu kalau dia adalah anak saya."

"Bukan , dia anak kami berdua, kamu hanya ibu pengganti untuknya." Bentak Leo.

Erika terdiam mendengar bentaka Leo , hatinya tiba-tiba perih melihat sosok lelaki yang selama ini selalu di kagumi nya berubah menjadi kasar seperti ini.

"Tuaaann... Tuan tahu kalau aku ibunya." Ucap Erika lirih.

"Bukaan.. kamu bukan ibunya, Emily dan aku adalah orang tuanya, kamu keluar dari sini sekarang juga " bentak Leo lagi.

Hati Erika hancur menerima perlakuan Leo ini, Jauh lebih sakit daripada melihat sikap Emily kepadanya tadi.

"Tolong bawa perempuan ini pergi dari sini." Leo menelepon seseorang yang bertugas menjaga rumahnya.

"Tidak perlu tuan, saya akan pergi sendiri dari rumah ini." Ucap Erika kemudian berbalik dari hadapan Leo dan menuju pintu keluar.

"Tunggu." Panggil Leo saat Erika melangkah.

"Iya tuan." Erika membalik badannya melihat Leo.

"Jangan lupakan ini, gunakan ini untuk memperbaiki hidupmu dan keluarga mu, raih cita-cita mu, datanglah kembali suatu saat dengan versi terbaik dirimu." Ujar Leo sambil meraih tangan Erika kemudian menyerahkan cek yang sempat terjatuh tadi ke genggaman tangan Erika.

"Kamu masih muda, langkah mu masih jauh." Lanjut Leo.

Erika memandang Leo kemudian menerima cek dan memasukkan nya ke dalam tas kopernya.

Erika berjalan menyusuri jalanan di bawah hujan, air matanya nya meleleh bercampur air hujan.

"Dia anakku.. Dia anakku... " Erika mengucapkan kalimat itu berulang-ulang sambil berjalan.

"Aku yang sudah mengandungnya selama sembilan bulan." Apapun yang di katakan orang tentang bayi itu, Bagi Erika Junior adalah bayi nya.

Dia terus berjalan terus sambil mendorong koper nya, bibir nya terus bergerak komat-kamit menyebut kalimat itu.

Erika berhenti di sisi jalanan lalu mencegat sebuah taksi yang membawanya ke sebuah perkampungan yang sudah satu tahun ini di tinggalkan nya.

Erika melangkah menuju semua rumah kecil tak berpagar, kemudian mengetuk pintunya.

Tok tok tok

Pintu itu terbuka setelah Erika mengetuknya.

"Erika ... Sayaaang .." Seorang ibu dengan rambut yang sudah memutih semuanya menyebut namanya begitu pintu terbuka.

"Nenek .. " ucap Erika lalu menabrak tubuh wanita tua itu.

"Apa yang terjadi kepadamu nak? Kenapa kamu pulang tanpa memberikan kabar kepada nenek dan adik-adik mu? Apakah nyonya Emily sudah memecat dirimu sayang?" Cecar sang nenek kepada Erika dengan beberapa pertanyaan.

"Tidak." Erika hanya menggelengkan kepalanya dan semakin menenggelamkan tubuhnya ke pelukan perempuan itu sambil menangis.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku