DENDAM WANITA SIMPANAN.
berikan kepadaku. Pertolonganmu, dan telah sudi mengambil mayat Kangmas Zainal untuk dikuburkan dengan cara yang layak. Aku han
eh Nathan dan juga abdinya. Nathan yang duduk di samping Sri pun hanya bisa terdia
amu tidak memiliki cukup uang untuk membayar hutang yang menunggak ke
yang menghimpit paru-parunya, sehingga tidak ada asu
ngat bersyukur. Aku sudah berjanji kepadanya berkali-kali, jika aku besar aku akan bekerja di kebun. Ikut membantu memetik kopi agar bisa menghasilkan uang untuknya. Namun sepertinya apa yang aku janjikan bukanlah sesuatu yang dia inginkan, uang yang mungkin akan aku hasilkan pun bukanlah jumlah yang dia inginkan. Simbah sepertinya menginginkan uang lebih besar. Lebih banyak sehingga menjualku kepada para Juragan adalah hal yang dia inginkan. Tiga ekor kerbaau adalah harga diriku, dan aku sama sekali tidak tahu bagaimana bisa lelaki-lelaki tua hidung belang itu menghargai tubuh seorang perempuan hanya dengan begi
dia memberikan bunga itu kepada Sri. Sri yang melihat hal tersebut hanya di
simbahmu, atau para Juragan biadab yang tidak tahu diri itu. Sekarang, jika kamu tidak berani untuk pulang, maka tempatilah salah satu kediamanku. Aku memiliki kediaman kecil yang berada di ujung wilayah ini. Aku rasa akan
emua janji Nathan, semua yang Nathan ucapkan benar-benar seperti puisi pelipur lara untuknya. Bahkan, rasa sakit hati karena dilecehkan s
setia, Juragan. Percayalah itu, aku
di? Jika aku ingin menjadikanmu se
bola mata bening Sri. Tatapan terdalam yang pernah Sri rasakan dan bahkan Sr
ertemu, akan sangat aneh memang jika aku langsung mengatakan hal ini. Hanya saja saat pertama kali melihatmu, terlebih diperlakukan seperti itu kepada para Juragan biadab itu, hati dan naluriku benar-benar tidak mau untuk menerimanya. Aku ingin melindungimu sepenuh hati dan jiwa, dan apakah kamu pikir pantas membeli a
ali Sri mencoba percaya dia tetap tidak bisa. Apa yang dikatakan Nathan benar-benar seperti
mulutnya sedikit terbuka, kemudian Nathan mencium bibir Sri dengan begitu penuh nafsu. Lumatan-lumatan itu menghadirkan sensasi tersendiri dalam tubuh Sri, sapuan-sapuan di langit-langit mulu Sri membuat Sri dimabuk kepayang. Sri tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya, dan Sri tidak pernah mera
g cinta harus seperti ini
rgi dan berjaga, kemudian dia memandang Sri dengan tat
ian cinta adalah deng