DENDAM WANITA SIMPANAN.
kah kamu m
m kampung. Hanya saja bagi Marijan, hukum kampung ini bukanlah hal yang benar-benar baik. Hukum di kampung ini persis seperti hukum rimba, yang tidak memiliki hati nurani atau se
ang mengenaskan. Lebih dari itu, Sri adalah sosok yang ramah kepada orang lain, dan suka membantu tanpa pamrih. Jadi sedikit keterlaluan jika kesalahan satu harus menghapus segala kebaikan yang sudah dilakukan oleh Sri selama ini. Lagi pula menurut Marijan, masalah hubungan Sri dengan Nathan adalah h
a penduduk kampung tidak melakukan apa pun pada pe
hal itu membingungkan untuk dirinya, sebuah hal yang cukup pelik dan rumit, sebuah hal
rahnya sebanyak ini? Apakah ini adalah karm
baiknya kita bahas dengan bidan setempat saja. Yang utama adalah, kita harus bawa dia pergi. Kasihan, takutnya Sri ini bi
i. Setelah semuanya selesai, keduanya bergegas membopong tubuh Sri menuju pukskesmas desa setempat. Tubuh
pa dia akan mati? Tubuhnya dingin seperti
jelas kita usaha dulu. Masalah bagaima
suk ke puskesmas. Satu bidan dan dua bidan bantu lainnya langsung dengan sigap melihat a
ini mengalami pendarahan. Se
e
tidak, tidak pernah terbesit dalam pikirannya sekalipun jik
mua ini. Terlebih rumah sakit sangat begitu jauh, membutuhkan waktu lima sampai enam jam perjalan
inya tidak mungkin untuk dibawa keluar dari kampung, Mbah. Ole
ngi keluarganya yang aku sendiri tah
u datang, dan tidak mau peduli. Fakta jika Sri tengah hamil anak haram dari Nat
sudah sangat percuma dia berusaha untuk terus melakukan hal yang tidak ada hasilnya sep
asa sangat ringan dan sakit semua, itu adalah hal yang sangat wajar. Saat ia tahu jika dirinya masih hidup, Sri tersenyum getir. Bagaimana tidak, bahk
tewas karena ulah warga, kamu juga mengalami kegug
rucap, sementara Sri seolah tidak peduli
ung bayi sialan
an Sri, dia sama sekali tidak tah
tu? Benar jika kehamilanmu menjadi gunjingan warga. Namun, al
i mulai emosi, air matanya kemb
akan bertanggung jawab atas bayi ini. Namun kalian tidak percaya. Oh, tidak ... bukan Kangmas.
i..
lam kondisi seperti ini, dia hanya lewat dengan santai sambil naik mobilnya. Tak sedikitpun dia menoleh kepadaku, dia dengan angkuhnya mengaba
buai, dengan janji palsunya aku terjebak dalam sebuah penderitaan seperti ini. Kenapa aku harus terbuai dengan semua janji pal