DENDAM WANITA SIMPANAN.
rus berl
ik berusia lima belas tahun itu terus berlari dengan sangat cepat. Dia tampak menyincing baju bagian bawah, tanpa alas kaki dia terus berlari tanpa henti. Tidak diras
ung tampak tergerai dengan indah ketika berlari, wajah putihnya tam
mpurna. Mata besarnya melotot sempurna, hidung besarnya tampak merekah. Senyumnya mengembang dengan begitu n
sadar sudah dikepung dari segala arah
u seperti ini?" tanya Sri. Suaranya tampak tercicit, dia
menjerit dan menyuruh Sri untuk segera berlari. Tanpa pikir panjang, Sri pun langsung berlari. Meninggalkan kopi-kopi yang baru saja dia petik, ke
jualmu kepada kami, agar dibeli oleh para Juragan untuk dijadikan abdi. Jadi lebih baik,
i, mata bulatnya yang indah tampak terbelalak sempurna, dia tak menyangka jik
n-Juragan yang memiliki kebun kopi. Tidak jarang juga, mereka menggantungkan harapan dari bertani, dan sebagaian remaja dari penduduk kampung itu memilih untuk me
h akan mengatakan seperti itu. Dia adalah si
ri hamil saat menikah dengan bapaknya, dan neneknya adalah Ibu dari bapaknya, yan
i, dari saat Sri ditinggal oleh ibunya karena meninggal setelah melahirkan, dan
lah satu lelaki lainnya. Lelaki itu berambut sebahu, tapi dikuncir satu. Wajahnya beringas, dan ada luka diujung telinga sam
n harga yang pantas kemudian dijadikan abdi oleh mereka. Abdi dalam banyak arti, abdi yang melayani semua hal. Bukan hanya tentang membersihkan rumah, atau pun masalah makanan, melainkan harus melayani para Juragan hidung belang itu di atas ranjang. Para abdi akan dibeli sesuai dengan kualifikasi bagi
kali, tubuhnya begitu molek," celetuk salah satu Juragan yang ada di sana,
ri, tubuh moleknya cukup membuat para Juragan mencoba untuk
engan dua ekor kerbau dengan sepuluh keping emas. Percayalah, di sini dan di generasi mana pun, tidak ada perempuan secantik cu
pi Sri adalah hal yang menurut mereka lumrah. Hanya saja untuk mengataka
ana pun menawar dengan harga yang cukup tinggi. Nenek Sri tampak tersenyum, dia sudah yakin sedari
ekor k
ekor
akan mencobanya di sini!" i
si kirinya, sudah ada beberapa perempuan yang dilecehkan dengan sempurna, bahkan ada juga yang kini nyaris tanpa busana. Setelah para Juragan bia
rah Tuan mau melakukan apa pun dengannya di sini, yang pe
, terlebih saat Juragan yang menang lelang itu tertawa dengan penuh kemenan
uk mengasihmu, mengasuh anak yang bukan cucu kandungku. Lantas sekar
ah! Si
elamatkannya sekarang ini, semua mata jahat lelaki hidung belang memandangnya dengan penuh tatapan lapa
ngsung diludahi oleh Sri. Tidak marah, lelaki tua itu malah ter
beda, aku sudah tidak sabar untuk menjamah
meronta ketika tangan itu mulai meraba dadanya, Sri menjerit memanggil nama sepupu la
re
lihat sosok yang berusaha menjamahnya itu mengeram kesakitan ke
nya sudah berdiri sambil memegang pisau, memandang Sri yang ter
Sri. Ada Kangmas
re
ngma