icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Dandelion, Wish, and Wind

Bab 10 Ujian

Jumlah Kata:1673    |    Dirilis Pada: 06/11/2022

jian selesai. Di hari pertama pelaksanaan ujian sebelum berangkat ke sekolah, Izumi menikmati sarapannya dengan tenang. Berbanding terbalik dengan Ryu, pemuda itu sejak tadi terlihat sedik

ayu itu mendarat di

sejenak dan makanlah den

dengan tajam. Tanpa diminta dua kali, Ryu meletakkan buku itu di sampingnya tanpa menutup lembar yang sedang dia baca. "Gomen," ujar Ryu lalu kembali menyantap hidan

iri menghafal isi catatan itu sekarang," ucap Mako

gganggu konsentrasiku," balas Ryu tan

jauh hari. Kau ini selalu saja mementingkan kegiatan klub daripa

rah dariku. Tou-san baru belajar lima belas menit

alian ini seperti anak kecil saja." Tsubaki melerai Makoto dan Ryu sebe

ukan, bukan karena itu. Dia hanya merasa sedikit terasing berada di tengah-tengah mereka. Aura kekeluargaan mereka membuat Izumi bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apa

dengan nada pelan. Dia beranjak dari kursinya, "aku berangkat

to dan Tsubaki serempak sebelum

lebih dulu. Di pintu depan dia melihat Izumi baru saja selesai memakai sepatunya. Segera saja Ryu berseru memanggilnya. "Nii

n menuju sekolah, dia kembali membuka catatannya meskipun tak dibaca seintens tadi. "Tapi Nii-

ni hanya ujian tengah

ak mau menghabiskan libur musim panasku yang berharga untuk ikut kelas tambahan. Apalagi turnamen b

ta punya ketentuan

memang begitu. Di Amerika t

enyelenggarakan ujian satu kali dalam setahun yaitu ujian akhir semester saja. Jadi

ing-masing. Begitu tiba di dalam kelasnya Izumi membalas ucapan selamat pagi dari teman-teman sekelasnya sebelum akhirnya kakinya melangkah menuju tempat duduknya. Tiga puluh menit

dengan baik dan jangan terburu-buru!" ujar Kouji-Sensei kepada par

. Tak lama kemudian tangannya mulai bekerja menuliskan jawaban dari masing-masing pertanyaan itu. S

berhenti mengerjakan dan mengumpulkan lembar jawabannya. Setelah menerima lembar jawaban dari sem

jian berikutnya dimulai. Ujian berikutnya masih lama. Aku mau beli minuman dulu, batin Izumi beranjak dari kursinya dan berjalan keluar kelas menuju vending machine yang terletak di lantai satu. Setelah membeli minuman, Izumi tak l

yang berguguran dan tak selebat sebelumnya. Kurang dari satu bulan musim semi akan berakhir dan berganti menjadi musim panas. Bagi Izumi waktu berlalu begitu cepat. Padahal ras

in kemb

ingga habis dan membuang kaleng bekasnya di tempat sampah. Setelah itu I

rang. Ia menghela napas pendek. Sudah beberapa hari terakhir ini dia tak bertemu dengan Yuki ketika pulang sekolah. Terbiasa pulang bersama dengan gadis itu entah mengapa membuat Izumi sedikit kesepian karena ketidakhadirannya saat ini. Sesaat wajah

subaki yang kebetulan sedang menyirami tana

dai

a ujianmu

yambut Izumi. Anjing itu terlihat begitu girang melihatnya. Kedua kaki depannya tera

lututnya dan menggaruk bagian bawah leher Kuma dengan

u

ar Izumi tertawa kecil. "Yosh, yosh, kalau ujianku sudah selesai, aku akan mengajakmu jalan-jalan,

aki tanpa melepaskan pandangannya dari sosok putranya yang bergerak masuk ke dalam rumah. Iris lavender wanita

ri pada kursi yang ada di beranda. Pandangannya tertuju pada tanaman yang baru selesai di siramny

atapannya masih tertuju pada objek yang sama, hany

an apapun padanya. Aku bukannya tak ingin meluruskan kesalahpahaman ini. Hanya saja aku taku

o baru saja kembali dari sekolah. Wajah pemuda itu terlihat sedikit lesu dan tak bersemangat sepe

n. Kenapa wajah

wajah ibunya yang masih menunggu jawabannya. "Ujian hari ini kacau, padahal baru hari pertama," k

ini kau bisa belajar agar besok tak terjadi hal yang sama, ya?

kasih. Ucapan ibunya setidaknya membuat dirinya merasa sedikit tenang. "Yosh, ka

t Makoto versi remaja. Baik ayah maupun anak, keduanya memiliki sifat yang

tika di sekolah. Ah, itu karena kami jarang bertemu. Nii-san lebih sering berada di perpustakaan ata

un tentang sekolah atau teman-temannya. Jadi Mama sedikit

an baik-baik saja," bal

r Izumi sekilas lalu menghela napas panjang. Dasar, sampai kapan dia akan tetap bersikap sep

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka