Dandelion, Wish, and Wind
jian selesai. Di hari pertama pelaksanaan ujian sebelum berangkat ke sekolah, Izumi menikmati sarapannya dengan tenang. Berbanding terbalik dengan Ryu, pemuda itu sejak tadi terlihat sedik
ayu itu mendarat di
sejenak dan makanlah den
dengan tajam. Tanpa diminta dua kali, Ryu meletakkan buku itu di sampingnya tanpa menutup lembar yang sedang dia baca. "Gomen," ujar Ryu lalu kembali menyantap hidan
iri menghafal isi catatan itu sekarang," ucap Mako
gganggu konsentrasiku," balas Ryu tan
jauh hari. Kau ini selalu saja mementingkan kegiatan klub daripa
rah dariku. Tou-san baru belajar lima belas menit
alian ini seperti anak kecil saja." Tsubaki melerai Makoto dan Ryu sebe
ukan, bukan karena itu. Dia hanya merasa sedikit terasing berada di tengah-tengah mereka. Aura kekeluargaan mereka membuat Izumi bertanya-tanya pada dirinya sendiri, apa
dengan nada pelan. Dia beranjak dari kursinya, "aku berangkat
to dan Tsubaki serempak sebelum
lebih dulu. Di pintu depan dia melihat Izumi baru saja selesai memakai sepatunya. Segera saja Ryu berseru memanggilnya. "Nii
n menuju sekolah, dia kembali membuka catatannya meskipun tak dibaca seintens tadi. "Tapi Nii-
ni hanya ujian tengah
ak mau menghabiskan libur musim panasku yang berharga untuk ikut kelas tambahan. Apalagi turnamen b
ta punya ketentuan
memang begitu. Di Amerika t
enyelenggarakan ujian satu kali dalam setahun yaitu ujian akhir semester saja. Jadi
ing-masing. Begitu tiba di dalam kelasnya Izumi membalas ucapan selamat pagi dari teman-teman sekelasnya sebelum akhirnya kakinya melangkah menuju tempat duduknya. Tiga puluh menit
dengan baik dan jangan terburu-buru!" ujar Kouji-Sensei kepada par
. Tak lama kemudian tangannya mulai bekerja menuliskan jawaban dari masing-masing pertanyaan itu. S
berhenti mengerjakan dan mengumpulkan lembar jawabannya. Setelah menerima lembar jawaban dari sem
jian berikutnya dimulai. Ujian berikutnya masih lama. Aku mau beli minuman dulu, batin Izumi beranjak dari kursinya dan berjalan keluar kelas menuju vending machine yang terletak di lantai satu. Setelah membeli minuman, Izumi tak l
yang berguguran dan tak selebat sebelumnya. Kurang dari satu bulan musim semi akan berakhir dan berganti menjadi musim panas. Bagi Izumi waktu berlalu begitu cepat. Padahal ras
in kemb
ingga habis dan membuang kaleng bekasnya di tempat sampah. Setelah itu I
rang. Ia menghela napas pendek. Sudah beberapa hari terakhir ini dia tak bertemu dengan Yuki ketika pulang sekolah. Terbiasa pulang bersama dengan gadis itu entah mengapa membuat Izumi sedikit kesepian karena ketidakhadirannya saat ini. Sesaat wajah
subaki yang kebetulan sedang menyirami tana
dai
a ujianmu
yambut Izumi. Anjing itu terlihat begitu girang melihatnya. Kedua kaki depannya tera
lututnya dan menggaruk bagian bawah leher Kuma dengan
u
ar Izumi tertawa kecil. "Yosh, yosh, kalau ujianku sudah selesai, aku akan mengajakmu jalan-jalan,
aki tanpa melepaskan pandangannya dari sosok putranya yang bergerak masuk ke dalam rumah. Iris lavender wanita
ri pada kursi yang ada di beranda. Pandangannya tertuju pada tanaman yang baru selesai di siramny
atapannya masih tertuju pada objek yang sama, hany
an apapun padanya. Aku bukannya tak ingin meluruskan kesalahpahaman ini. Hanya saja aku taku
o baru saja kembali dari sekolah. Wajah pemuda itu terlihat sedikit lesu dan tak bersemangat sepe
n. Kenapa wajah
wajah ibunya yang masih menunggu jawabannya. "Ujian hari ini kacau, padahal baru hari pertama," k
ini kau bisa belajar agar besok tak terjadi hal yang sama, ya?
kasih. Ucapan ibunya setidaknya membuat dirinya merasa sedikit tenang. "Yosh, ka
t Makoto versi remaja. Baik ayah maupun anak, keduanya memiliki sifat yang
tika di sekolah. Ah, itu karena kami jarang bertemu. Nii-san lebih sering berada di perpustakaan ata
un tentang sekolah atau teman-temannya. Jadi Mama sedikit
an baik-baik saja," bal
r Izumi sekilas lalu menghela napas panjang. Dasar, sampai kapan dia akan tetap bersikap sep