Dandelion, Wish, and Wind
na keemasan. Izumi bangun dari kasurnya lalu melakukan peregangan untuk merenggangkan persendiannya yang sedikit kaku-terutama di bagian lehernya. Iris obsidiannya lalu menatap j
wajah Izumi terasa segar kembali. Dia menatap lurus ke depan melihat wajahnya sendiri yang terpantul dari cermin yang terpasang di hadapannya. Butir
ore di luar sana. Beruntungnya kamar yang Izumi tempati saat ini memiliki jendela yang menghadap ke arah barat. Sehingga dia bisa melihat senja yang selama ini menjadi hal favorit baginya. Selagi menikmati pemandangan Izumi menghidupkan ponselnya. Beberapa saat kemudian pon
ragu untuk memberi kabar. Kami akan selalu menyambutmu di rumah in
mendadak merindukan mereka berdua meskipun baru satu hari terlewati sejak dia meninggalkan Amerika. Tanpa menunggu lama Izumi segera menuliskan email balasan kepada Mrs. Sharon. Setelah memastikan email balasannya terkirim, Izumi kini meraih earphone-nya dan menancapkan ujung benda itu pada ponselnya dan mulai memutar musik dari daftar playlist-nya. Namun bel
"Mama membawakanmu kue," ujar Tsubaki sembari meletakkan nampan yang dia bawa di atas meja. "Lalu ini seragam sekolah barumu," Tsubaki meletakkan paper bag berwarna
mbarang arah agar tak bertemu pandang dengan mata ibunya. Tsubaki
urusnya untukmu
u bisa melakukannya s
i-kun, tadi kau tak makan siang. Bahkan kau tak kel
ng tertidur sepulang dari taman tadi d
pkan makan malam." Setelah berkata begitu Tsubaki ke
ap langit-langit sebelum akhirnya kedua iris itu kini tertuju pada paper bag di mejan
ki Ryu yang terburu-buru menjauhi kamarnya. Mungkin pemuda itu merasa canggung dengannya setelah kejadian tadi siang. Sambil membawa nampan berisi kue yang tak habis dimakannya, Izumi keluar dari kamarnya. Sesaat setelah m
yu ketika Izumi sudah berdiri di dekatnya. Ia berjalan duluan sedangkan Izumi mengikuti dari belakang tanpa suara. Sesampainya di ruang makan Tsubaki sudah berada di
di tempat cucian piring. Alis Tsubaki sedikit bertaut ketika melihat potongan cheese cake yang ters
edikit heran karena di atas meja hanya t
bilang dia akan pulang sedikit
u mendudukkan diri di
memuji lezatnya masakan Tsubaki. Sedangkan Izumi lebih banyak terdiam. Sejujurnya pemuda itu memang tak mengatakan apapun selain kata 'itadakimasu' tadi
Kau tak suka? Apa ra
anya," balas Izumi lalu kembali menyu
ri setengah dibiarkan begitu saja. Iris violetnya memperhatikan Izumi dengan seksama, sedikit tak percaya kalau setelah s
isous
ejak tadi tertuju pada Izumi lalu menatap Ryu yang baru saja menye
aku keluar duluan? Aku lupa mengg
inum Kuma sebenarnya hanya alasan Ryu. Dia hanya ingin membiarkan Tsubaki berdua dengan putra kandungnya. Ketika makan tadi Ryu tahu perhatian wanita itu terus tertuju pada
but tuannya. Ryu mengelus kepala Kuma sekilas lalu mendudukkan dirinya di teras menatap langit malam yang bertabur bintang. Ryu menghela napas berat. Ada sesuatu yang mengganj
sedang cemburu
rlihat seperti anak kecil yang merasa terancam dengan saudaranya yang