Dandelion, Wish, and Wind
ia menunggu Izumi terlebih dulu meneguk isi gelasnya. Lalu ketika pemuda itu meletakkan kembali gelasnya yang sudah kosong, Tsubaki meneruskan kalima
i. Meskipun Anda meninggalkan kami," jawab Izumi. Kalimat terakhirnya diucapk
kum
an ibunya dengan ekspresi mencibir. "Untuk apa bertanya tentang ayahku?
mi-k
e atas. Terima kasi
ngkah ke menuju jendela. Dibukanya jendela kaca itu lebar-lebar hingga angin malam yang sejuk leluasa masuk ke dalam kamarnya. Izumi menyandarkan punggungnya pada kusen jendela. Seluruh organ di dalam tubuhnya saat ini terasa se
njukkan pukul tujuh lewat lima belas menit-seharusnya masih terlalu pagi untuk terburu-buru berangkat karena takut terlamba
ri ponselnya dia mengira semuanya akan lancar. Namun ternyata tidak. Di tengah perjalanan Maps Izumi tiba-tiba error dan berakhir membuatnya tersesat di tempat yang penuh dengan persimpangan jalan. Pemuda itu merutuk pelan pada kesialan di hari pertamanya. Dia menatap ke sekeliling berharap ada orang yang bisa ditanyai. Sayangnya entah karena masih pagi atau dia yang terlalu sial, tak ada satu
engus pelan sambil terus melangkah. Beruntung ketika berbelok iris obsidiannya melihat sosok gadis yang mengenakan seragam ya
ujihara Yuki, berhenti melangkah dan menoleh ke belakang ke arah Izumi. "Izumi-san?" pandangannya kemudia
ela napas lega. Kali ini di
ya Yuki selagi
tadi aku hanya berjalan
n Izumi. "Kalau begitu kenapa tidak b
gi atau semacamnya," balas Izumi. Dia tadi sempat me
re untuk persiapan turnamen musim panas nanti," jelas Yuki. "Ne, tak keberatan
tahu kalau aku akan menjadi
par tatapan penuh tanda tanya kepada Yuki. "Di Sakurai-Goukou warna dasi menunjukkan di kelas berapa mereka
adi b
yang sama. Dan di ujung jalan gerbang sekolah bertuliskan Sakurai Goukou sudah terlihat. Tiba di sekolah Izumi langsung menuju ruang guru-yang sebelumnya ditunjukkan oleh Yuki-untuk menyerahkan dokum
kau tinggal di luar negeri," ujar Asah
ngobrol," balas Izumi. Sudah dua orang yang mengatakan hal ya
eradaptasi dengan kehidupan di sekolah jepang
enjadi hening seketika begitu pintu kelas dibuka. Izumi bisa melihat ekspresi penasaran di wajah sebagian penghuni kelas ketika dirinya masuk bers
k dengannya." Asahi-Sensei melemparkan pandangan ke seluruh siswa sebelum akhirnya dia kemb
desu. Yoroshiku
duduk di kursi ketiga dari belakang yang terletak persis di pinggir jendela. Beberapa siswa memberinya tatapan ramah saat Izumi tengah berjal