Jodoh Wasiat Nenek
gga sudah terlalu banyak memb
ah, Jingga! Keluarga Barata dan juga keluargamu sudah seperti saudara sejak
bukanlah orang asi
Lagipula sebentar lagi kamu juga akan menjadi m
susah payah ia berusaha untuk melupakan masalah perjodohan tapi lagi-lag
aja. Ia pergi menuju kamarnya dengan kesal. Tentu saja Jingga semakin bingung dengan sikap
a masalah dengan Davin?" tan
pi tentu saja mereka kembali menutupi semua yang terjadi demi untuk menjaga hat
lagi ujian sekolah. Kau tau sendiri kan kalau sel
idak tau apa yang salah denganku, seha
ingga. Besok juga pasti Davin
i Jingga berkata bahwa ada yang salah dengan Davin. Tapi Jingga pun tidak mungkin terl
ima dan juga Patma. Ya, karna seharusnya sepulang sekola
dai kopi. Dan utnungnya, kedai kopi itu adalah usaha milik Kakaknya Rosa. Jadi
kolah dan pelajarannya. Tapi Jingga bersikeras untuk bisa bekerja meski itu hanya p
urangan, Jingga tidak suka menerima bantuan begitu saja. Ia terbiasa mandiri dan bekerja ke
. Di kedai kopi itu Jingga bertugas sebagai barista. Bukan tanpa alasan, meski ia yang
didak. Apalagi Jingga yang selalu cekatan dan tidak pernah menolak semua pekerja
dengan hasil kerja Jingga. Meski awalnya ia terpak
Jingga? Kenapa hari ini kamu
jar kelompok menjelang ujian sekolah. Lal
Ya, sudah pasti Rosa banyak menceritakan tentang Jingga pada Billy. Apalagi Bil
eran jika sikapnya sangat berbanding terbalik dengan Rosa sang adik. Jika Rosa lebih cen
atu padamu, Jingga?"
njawab, "Tentu saja. Memangn
edang baik-baik saja. Apa ada
isa memahami bahwa sangat wajar jika Billy ingin tau kondisi psikisnya. Jingga paham kalau se
au apa masalah di antara aku dan Davin. Tap
udah mencoba be
pi aku tidak mendapatkan jawaban yang pasti. Bahka
k menyakitimu ka
tau bahwa seperti halnya Rosa, Billy pun kerap memperlakukan Jingga sep
Ada beberapa hal yang harus kuurus, jadi baik-baiklah dengan k
Karna anak muda sekarang lebih sering menghabiskan waktu mereka di kedai k
if. Ditambah lagi pelayanan yang sangat baik karna Billy tak henti-hentin
ain pun bisa pulang karna kedai sudah tutup. Seperti biasa Jingga lebih suka pulang d
an kaki ketika pulang dan mengumpulkan uangnya untuk kebutuhan yang lain. Padahal
ngat berbahaya di malam hari. Ketika Jingga mulai memasuki kompleks dekat
Jingga lewat di malam hari. Tapi setiap kali Jingga berusaha
i sepertinya para berandal itu mempunya sebuah rencana di kepala mereka.
kan apapun yang dilakukan oleh para berandalan itu. Tapi sikap acuh Jingga itu ju
sehingga Jingga tidak bisa pergi ke manapun. Merasa dirinya teran