Jodoh Wasiat Nenek
pan Davin. Baru saja Davin membuat keluarganya bahagia dan sekarang deng
sang cucu lalu ia bertanya,
tap ingin melanjutkan pendidikanku ke lu
in berikan. Semua keluarga begitu tidak mengerti kenapa Davin harus memint
ol. Karna yang keluarga Barata inginkan dari Davin adalah agar ia bisa membahagiakan Jingga sebagai Istri
setelah menikah? Ingat Vin, pendidikan yang akan kam
nginan kalian bukan?! Lalu kenapa kalian
a saat akhirnya Patma pun mulai buka suara, "Baiklah, Vin. Nenek akan terima syarat y
khirnya semua keluarga terpaksa setuju dengan syarat yang diberikan
ah itu pada Jingga. Patma tidak mau kalau Jingga menjadi sedih dan te
nakan motor sport miliknya. Ya, jangan ditanya. Sudah pasti Davin adalah
intanya pada Davin. Meski semuannya berakhir dengan penolakkan dari Dav
menghampiri Davin. Seorang gadis manis berkulit kuning langsat dan tubuh yang t
is itu memanggil pada
u. Lalu dengan nafas yang masih terengah gadis itu berkata, "Kupikir kamu bangun k
ar karna gadis itu tidak lain adalah Jingga. Seorang gadis yang
selalu satu sekolah dan belum pernah terpisahkan. Selain karna atas keinginan Patma, i
ak bisa jemput kamu. Um...aku s
a, Davin mulai enggan untuk terlalu dekat dengan Jingga seperti sebelumnya. Davin meng
pernah berprasangka buruk pada siapapun. Karna itu ia sama sekali ti
a tidak bisa diganggu. Bahkan Jingga dengan santainya berkata, "O
Davin berkata, "Tidak. Aku harus
sakit apa? Bukannya tadi
kesal membentak Jingga, "Kenapa kamu selalu banyak bertanya
begitu saja tanpa perasaan. Sementara itu Jingga hanya bisa
t ini matanya mulai digenangi air mata meski Jingga tak mengatakan apapun. Hampir saja air
g?! Sebentar lagi bel berbunyi, kamu mau dapat poin
ik pada Jingga. Padahal Rosa terkenal sangat galak dan cerewet di antara teman sekelas Jingga
sedih gitu? Atau jangan-jangan...kamu
sangat ia paksakan lalu berkata, "Tidak. Aku hanya s
rnya merasa lega setelah bel istirahat berbunyi. Tanpa membuang wakt
m coffe late. Jingga pun menghampiri Davin dan ia men
bahan sikap Davin itu tentu saja merasa aneh. Lalu dengan rasa bersalah Jingga berkata, "S
nga ketus ia berkata, "Apakah semua yang kurasakan harus kau ketahui?! Denga
a pun hanya bisa tertunduk sembari berusaha menahan air matanya agar tidak luruh. T
ertanya, "Ada apa dengan Davin?! Apa tadi pagi kepalanya terbent
apun. Karna nyatanya ia juga tidak tau kenapa
an tugas kelompok bersama beberapa teman mereka. Tapi hari ini jangankan bis
Davin. Sepulang dari sekolah Jingga bahkan langsung menuju rumah Davin. Ketika sampai d
sumringah seperti biasanya Patma justr