Jodoh Wasiat Nenek
un menjadi tegang. Rasa bersalah tentu saja menyelimuti diri merek
ka, tetap saja pada akhirnya Patma sebagai anggota keluarga yang p
ini. Nenek tau kamu pasti sangat se
a maaf? Tidak masalah dari siapa aku mengetahui tentang rencana kepergian Davin. Lagipula aku tidak
bahkan masih sangat belia itu. Di saat seharusnya ia memiliki hak untuk protes dan menent
rhadap Putranya yang kadang membuatnya jengkel itu. Bulir air m
semua, Jingga. Sungguh keluarga Barata telah menemuka
ankah membahagiakan keluarga adalah tugasku seb
an karna Jingga lah masalah yang ditakutkan oleh semua keluarga akhirnya terselesaikan. Dan di s
pergi ke luar Negeri, jadi...bolehkan
api berkat Rima yang tidak tega melihat Jingga, akhirnya se
mu pulang terlalu malam, Jing
coba meminta sift pagi, jadi setid
masih khawatir, tapi mereka sadar mereka akan membuat J
wa Davin diterima di sana. Dan hari ini adalah hari keberangkatan Davi
sampai di bandara. Ya, bandara International Juanda yang merupakan satu-s
ktif. Sembari menunggu jam terbang pesawat yang ternyata mengalami penundaan sel
ihat cuek dan sibuk dengan ponselnya dari tadi. Melihat itu maka Rima mendekati Jingga dan berbisik padanya, "Jingga
nantinya, jarak bukan lagi masalah di zaman se
mengajak Patma dan Rudi pergi ke coffeshop dan beralasan akan membeli kopi. Padahal
h Rima. Davin bahkan sama sekali tidak peduli meski ia aka
nmu sudah lengkap?" tanya Jingga
perpisahan Davin justru terus sibuk de
erapa aku bisa menelponmu ji
k menelponmu! Aku bahkan tidak bisa m
erusaha untuk mengerti dan ia tidak mempermasalahkan apapun yang dikatakan oleh
ingin untuk bicara. Tak lama terdengar pengumuman bahwa penumpang pesawat menuju S
untuk pertama kalinya pergi jauh dari rumah. Sementara itu Jingga hanya diam
vin berkata, "Jingga! Ayo anta
ntar Davin. Bahkan tak terbayangkan tiba-tiba Davin meng
rpisah di sana. Dan tak disangka ternyata Davin memeluk Jingga di sana. An
ang ingin kuberikan padamu," kata
ontin yang jika dibuka, maka di dalamnya terdapat foto Jingga dan juga Davin. Meski itu
Tapi karna saat itu kamu sedang sibuk dengan teman pria mu
air mata Jingga pun ber
s itu. Lalu tanpa berpikir apapun Jingga dengan terus terang berkata, "Berjanjilah kamu akan kemb
keluar dari bibir Davin. Hingga akhirnya dengan sedikit terburu-buru Davin mencium kening Jingga dan kembali b
ri Jingga sering terlihat termenung menatap langit sore yang bersemu jingga. Meski ia berusaha tidak menunjukk
n, semua itu terjadi beberapa bulan yang lalu sebelum pernikahan