Jodoh Wasiat Nenek
at perlakukan dingin dari Davin mungkin ia masih bisa berbesar hati menerima. Tapi dengan tidak ada satu ora
n alasannya tapi bagi Jingga itu sangatlah tidak adil. Namun apa yang bisa dilakukan Jingga,
ngan tertunduk ia mencoba untuk menahan air matanya agar tidak ja
akan sama seperti orang lain, Jingga. Kau harus sadar kita menikah di usia kita yang se
oleh Davin. Dalam mata Jingga, ia melihat sebuah ambisi dalam mata Davin. Ia melihat
ghalang untuk mimpimu, Vin? Sejak kecil aku selalu mendukung apapun yang kamu ingin
n memahami Davin bahwa Davin pun berhak bahagia. Toh ia harus belajar mengutamakan kepen
rna Jingga sudah berbesar hati untuk mengerti, dengan dingin Davin justru ke
Toh ia juga tidak bisa keluar dari kamar karna Patma pasti ak
g. Sudah jelas Jingga sangat canggung karna ia belum biasa dengan kamar Davin. Bahkan tempat
tri, tapi Jingga tetaplah Jingga. Ia bukanlah gadis lemah yang akan menyerah be
*
ingga pun mulai menggeliat di balik selimutnya. Seperti kebiasannya ia pu
an ada sesuatu yang terasa berat dan membuatnya tidak bisa bergerak bebas
ini berada di pinggangnya. Ya, entah sejak kapan Davin tidur di samping J
n jantungnya mendadak berdetak kencang dan membuatnya salah tingkah. Namun seke
era bangkit dari tempat tidur, Jingga justru terus duduk sembari menatap wajah
itu. Saking terpananya Jingga pada kerupawanan Davin hingga membua
l Jingga pun mulai muncul. Tanpa sepengetahuan Davin, Jingga kemudian mendekatkan wajahn
t terkena hembusan nafas Jingga. Seperti bocah yang menemukan maina
ian kening Davin. Terganggu dengan rambutnya yang terus ditiu
a berkata apapun Davin terus menatap tajam pada Jingga dan itu membuat Jingga te
angat larut semalam, jadi bisakah ka
i...apa kamu tidak
a seraya menutup kepalanya dengan bantal. Lalu ia pun berkata di ba
Davin. Ia pun segera pergi ke kamar mandi dan dalam waktu singkat Jingga sudah rapi. Meski t
kanannya sendiri di pagi hari. Tapi ketika Jingga sampai di dapur, ternyata Rima
Hmmm...aromanya sepertinya
ri ini kamu kan sudah tidak sekola
pagi hari? Kata Nenek nanti rejekinya di
t hidung Jingga lalu ia berkata, "Kamu ini sudah jadi keluarga Barata, Jingga. Jadi
ah Bi...um, m
tersaji dengan cepat. Seperti biasa semua anggota keluarga sar
maka Rudi pun bertanya, "Davin
at larut. Jadi tadi Davin bilan
dengar kesal ia berkata, "Memangnya apa yang dilakukan sampai
formulir pendaftaran Univers
bahwa Jingga mengetahui bahwa Davin akan melanjutkan studinya di luar Negeri. Mereka memang berencana