My Annoying Boss
artemen ini memiliki berbagai perlengkapan perempuan. Bukan seperti b
Semuanya lengkap, lho. Mulai dari pakaian pergi ke luar, baju tidur, sampai dalaman pun ada di dalam lemari tersebut. Sina jadi bertanya-tanya. Sebenarnya apartemen in
enghindari sesuatu. Seperti ada yang sengaja lelaki itu sembunyikan darinya. Tapi, untuk apa memangnya? Sina tidak terlalu ped
sini kali, ya." Sina bergumam
sekaligus, lho. Tidak, Sina tidak sempat mencobanya. Sebelum Sina diberi pakaian baru oleh Abra, Sina masih mengenakan pakaian miliknya
alu?" Sina membungkam bibirnya sendiri. Isi kepalanya mulai berkeliaran. Berfan
yang datang lagi ke apartemen ini. Sina juga heran, katanya apartemen ini diberikan untuknya. Tapi ti
berjalan dengan normal, kok. Dia tahu jika perempuan dan lelaki yang bukan suami dan istri tidak boleh tidur di kamar yang
eru Sina meng
lengan sofa. Sina mengikuti langkah Abra, ikut
agi pusing," ujar Abra mewanti-wanti Sina agar
an saya cuma pengin tanya sesuatu. Bukan nyaris masalah apa l
ya, sama seperti mencari mas
a seolah mereka sangat akrab. "Itu k
kebalik?" s
ulu. Sina seringkali memukul lengannya, mencubit pinggang Abra, atau yang paling
walau ingatan perempuan itu hilang. Abra mendesah pendek,
ali. Melihat mata Sina yang mengerjap setiap kali bicara, Sina
ajahnya berubah sedi
melamun. Abra menatap Sina sekali lagi sebelum ia merebahkan t
saat ia menundukkan kepala. Kedua pasang mata itu saling menatap satu sama lain lumayan lama. H
lu sama saya. Tiba-tiba aja baringan di pangkuan saya." Sina
kamu minta tanggungjaw
atap lelaki tampan. Sina akan terus tenang, dan justru sebaliknya, lelaki itu yang akan salah tingkah akibat Sina mengeluarkan jurus ajaibnya. Namun,
Abra mengarahkan kepalanya
in, kemudian menunduk menatap Ab
angg
banyak barang-barang perempuan. Kayak emang udah ada di sini sebelumnya. Makanya saya mikir Bapak pernah
jawab
dugaannya. Sina kira Abra akan mencari alasan sebelum akhirnya
ina hati-hati. "Cantik
tengah mendengus mendengar pertanyaan yang Sin
tanya. "Saya mirip
enggeleng. "Kamu cantik deng
agak ambigu. Sina cantik sebagai versi dewasa? Mak
k usianya lumayan jauh. Emang pacar Pak Abra
itu mengadu sembari mengusapnya. "Saya itu c
gak mungkin masih pacaran kalau Bapak aj
amun. "Ada di dekat saya,
tinggal nikah pa
Sina. "Saya mulai pusing. Kayaknya saya udah
ina mendengus lalu mengentakkan kakinya. Padahal Sina masih penasaran siapa perempuan itu. Masih pacaran at