icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

My Annoying Boss

Bab 10 Tolong Jangan Pergi

Jumlah Kata:1289    |    Dirilis Pada: 11/07/2022

st

menoleh

e sebelah. "Gue mau tanya

alu pada layar komputer yang menyala. "Cer

an oleh temannya. "Jadi, gini...," Perempuan itu menggaruk kening,

ntang dirinya saja, melainkan atasan mereka di kantor. Walau Sina tidak akan menyebut nam

nikah. Tapi," gumam Sina memberi jeda selama tiga detik. "Kay

sa-basi. "Kalau nggak ada perasaan sih, lebih bai

itu sejak awal, Sina tidak berniat menjadi calon menantu dari keluarga kaya raya. Ditambah lagi aura ibunya A

. "Lo suka sama cowoknya apa nggak? Atau janga

ah tangan ke udara. "Gue... nggak suka da

itu, dia baik seterusnya. Kebanyakan cowok suka git

sanya memang begitu, sih. Sudah menjadi rahasia umum kalau lelaki aka

bisa juga untuk mereka berdua. Tapi kalau Sina pikir, keuntungan apa yang didapat Abra jika memanfaatkan Sina? Harta saja tidak punya, ru

baikan dia, itu cowok jadi merasa dikasih harapan." Teman Sina memberi nasihat. "Pesan gue, jangan terim

. Tapi masalahnya ada pada Sina. Ia tidak menerima Abra sebagai calon suami, namun, Sina masih saja tinggal di apartemen Abra,

ia menolehkan kepalanya ke samping dan bertanya kenapa pada te

snya berjalan beriringan bersama seorang perempuan. Sina

bar satu kantor," bi

a?" balas Sina

. Sina buru-buru berdiri karena ditarik oleh temannya.

a lelaki berhidung mancung itu membuang muka,

ijodohin gitu. Tapi nggak tahu benar atau nggak sih. Cuma, dilihat akhir-akhir ini mereka serin

sal. Apa lagi Abra melewatinya begitu saja, tidak b

adari sesuatu. "Tadi lo

anya tem

a mata Sina membulat. "Lo dengar rumor dari mana Pak

ACARA REUNI OLEH ABR

benar perempuan tadi juga ada di acara yang sama dengan Abra, tapi

ma Pak Abra gandengan sama perempuan lain." Sina tidak berani membalas walau mulu

orang-orang di kantor akan menghujani Sina dengan banyak pertanyaan. Salah satunya, mungkin Sina akan m

i sungguhan, maka Sina lah yang akan mendapat cibiran. Bisa-bisanya per

*

ah dari aparte

laki itu. Ia memikirkan nasihat temannya di kantor tadi siang. Kalau dipikir lagi, Sina tidak bisa men

mu punya uang

erhana sih, cuma

ina. "Daripada saya di sini malah ngerepotin Bapa

. "Apa bedanya kamu tinggal di sini sama di

r. Sina tidak terlalu memikirkannya, sih. Toh, memang tabiat Abra juga begitu. Mu

sampai miring. "Mas Bhiyan itu Kakak saya. Sedangkan Pak Abra bukan siapa-siapa saya. Ya, biarpun Mas Bh

n diperbolehkan tinggal di sana. Memangnya siapa Sina? Seperti kata Abra, Bhiyan adalah Kakak tirinya. Kalau Sina tinggal di san

pala. "Saya nggak akan biarin kamu tinggal

elarang saya? Ingat ya, Pak, hubungan kita cuma se

ak menghindari perdebatan antara dirinya dan Abra. Karena bagaimanapun, Sina tetap bawahan Abra

dan tukang ngatur, saya mau berterima kasih sama Pak Abra. Bapak udah baik banget mau nampung saya tinggal

a langkah kaki Sina bergerak, seseorang tengah mengunci badannya. Sina mema

cekat, lidahnya kelu, namun i

boleh minta apa pun dari saya, tapi say

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Prolog 2 Bab 2 Aura Mertua FTV Azab 3 Bab 3 Sumber Masalah Baru Sina 4 Bab 4 Sina dan Kesialannya 5 Bab 5 Sampai Undangan Disebar! 6 Bab 6 Mulut Ajaib Sina 7 Bab 7 Saya Makan Nasi, Pak! 8 Bab 8 Kertas Bungkus dan Sendok Nenek 9 Bab 9 Cantik Mana Sama Saya 10 Bab 10 Tolong Jangan Pergi 11 Bab 11 Cara Melawan Sina 12 Bab 12 Hilang Tanpa Kabar 13 Bab 13 Titik Terendah Sina 14 Bab 14 Saya Capek, Pak! 15 Bab 15 Permintaan Sina 16 Bab 16 Penawaran Abra 17 Bab 17 Meminta Restu 18 Bab 18 Sina dan Kaca Beling 19 Bab 19 Cara Menangani Sina 20 Bab 20 Ketegasan Abra 21 Bab 21 Cara Sina Merayu 22 Bab 22 Jangan Halu, Na! 23 Bab 23 Pembalasan Abraham Prama 24 Bab 24 Permintaan Sulit Sina 25 Bab 25 Penyebabnya Kamu! 26 Bab 26 Rasa Takut yang Mendera 27 Bab 27 Suara Bapak Seksi 28 Bab 28 Bunga Favorit Dia 29 Bab 29 Pembalasan Sang Mentari 30 Bab 30 Masuk Perangkap Mentari 31 Bab 31 Lestari dan Mentari 32 Bab 32 Jatah Mantan 33 Bab 33 Menyempurnakan Rencana 34 Bab 34 Ini Aku, Cucumu! 35 Bab 35 Ketika Uang Berbicara 36 Bab 36 Di Hari Pernikahan 37 Bab 37 Rencana Sukses! 38 Bab 38 Ide Siapa 39 Bab 39 Kecurigaan Kara 40 Bab 40 Memberatkan, Nggak 41 Bab 41 Percobaan Pembunuhan 42 Bab 42 Mulai Luluh 43 Bab 43 Ampuni Saya, Sina! 44 Bab 44 Kesaksian Palsu Kara 45 Bab 45 Pertengkaran di Rumah Prama 46 Bab 46 Posisi Sulit Mentari 47 Bab 47 Keributan di Kelab 48 Bab 48 Menggali Kuburan Sendiri 49 Bab 49 Masalah Baru Mentari 50 Bab 50 Kamu Bukan Sina 51 Bab 51 Ancaman Dari Lembayung 52 Bab 52 Terkuaknya Rahasia Keluarga Tedja 53 Bab 53 Kebringasan Cucu Tedja 54 Bab 54 Pertanyaan itu Fakta 55 Bab 55 Ide Cemerlang Kara 56 Bab 56 Karma Untuk Sila 57 Bab 57 Jangan Pernah Berubah 58 Bab 58 Terbongkarnya Kejahatan Nyonya Prama 59 Bab 59 Perasaan Hancur Abra 60 Bab 60 Penyelidikan Ringga 61 Bab 61 Kebimbangan Kara 62 Bab 62 Pertemuan Sila dan Abra 63 Bab 63 Rahasia yang Dibongkar Ringga 64 Bab 64 Berakhirnya Sandiwara Mentari 65 Bab 65 Melindungi Mentari 66 Bab 66 Gugatan Perceraian 67 Bab 67 Dampak Perceraian 68 Bab 68 Datang Berkunjung 69 Bab 69 Janji Gaga 70 Bab 70 Melawan Mentari 71 Bab 71 Waktu yang Singkat 72 Bab 72 Janji Mentari Kepada Kara 73 Bab 73 Sila yang Menentang 74 Bab 74 Klien Tidak Terduga 75 Bab 75 Kesedihan Kamya 76 Bab 76 Curahan Hati Mentari 77 Bab 77 Merasa Menjadi Pengkhianat 78 Bab 78 Usaha Pertama Abra 79 Bab 79 Maaf, Pak Gaga 80 Bab 80 Ketahuan Jenaka