My Annoying Boss
rti, ponsel, baju, tas, sepatu dari merek terkenal dengan harga selangit yang bisa membuat Sina mengelus dada akibat terkejut melihat harga yang tertera. Abra juga menyiapkan mobil seka
mbuat ulah, Abra han
g wajib membiayai hidupnya. Tapi, Sina menerima banyak hal dari Abra. Ketika ditanya apa alasan Abra, le
nkan Abra menjadi pasangannya. Bagaimana, ya? Kalau Sina terus menerus tinggal di sini, tapi Sina tidak menerima Abra, Sina merasa tidak enak. Kesannya kurang a
ng! Sina mau makan
atas telenan. Kepalanya mendongak ke atas, lalu t
an Abra, sih? Kalau sampai orang satu kantor tahu hidup Sina dibiayai Abra, apa tidak heboh nantinya? Be
lingkuhan lelaki yang punya istri. Nah, Pak Abra k
an atau bukan. Saking seriusnya Sina bermonolog, ia tidak sadar kalau Abra ada di belak
Abra menarik kedua sudut bibirnya membentuk senyuman tipis. Bi
angan kanannya. Abra menyandarkan punggung ke dindin
inggali perempuan itu. Ia sengaja membawa Sina kemari untuk membantu
idak bisa membiarkan Sina terus melupakannya. Melupa
Sina, cuma karena Sina menarik tangannya di restoran waktu itu?
Pak A
an
Sina sudah menebak kalau Abra ada di sana hanya dengan mencium aroma parfum Abra yang merebak ke seluruh dap
endiri. Ia melihat mangkuk mahal itu pec
rpihan mangkuk yang ia pecahkan barusan. Abra secara otomat
u jarinya tidak sengaja terg
lirik perempuan itu, kini diam mematung semba
yang terluka itu jarinya, lho. Kenapa efeknya bisa langsung menyerang kepalany
" Suara bass milik A
h? Nggak akan minta ganti rugi, kan? Ini nih, Pak, makanya saya mau beli peralatan m
ara sampai membuat atasannya pusing kepala. Sina cuma takut Abra memiliki riwayat darah tinggi, lalu Abra tahu-tahu drop karena mendengar ocehan
depan wajah Abra. "Saya lagi ngomong lho, Pak. Bap
ari menenteng jas miliknya. "Lain kali bisa lebih hati-hati, kan? Kalau kamu pecahin atau merus
Abra yang berjalan keluar dapur. "Gitu
kanya kamu harus lebih hati-hati. Kamu kira beli peralatan m
besok, saya makannya pakai kertas bungkus aja. Jadi setiap habis makan, tinggal buang aja. Ngg
engar ocehan Sina yang tidak ada jedanya. Abra baru mengelua
kus yang banyak sekalian bikin stock di sini." Sina tersenyum le
idak waras sepertinya. Di sini tidak kekurangan perala
serasi sama kertas bungkusnya,"
a. Saya angkat tangan,"
s angkat tangan," gerutu Sina. "Emang saya secerewet apa sa