CINTA SANG MAFIA : Kembali Mencinta
an. Namun, dalam beberapa langkah tiba-tiba dia berhenti. Netranya menatap bergantian pada William dan juga
in kunci pintu, sih, Le?
ada William dan Anan, lalu mengedipkan
an kotor dari Algo. Merasa kesal, dia melem
ih normal
itu memang terkenal paling usil di antara mereka berlima. Sementara itu,
minuman sehat. Mereka memutuskan untuk tidak menyertakan rokok
?" tanya William, menyadari ketida
empat tongkrongan yang biasanya selalu mereka datangi di setiap akhir pekan. Setelah menimbang keadaan Anan, mereka pun ak
a. Kayak enggak ngerti dunia mereka aja, loe, Le." Di antara lima saha
ikit terlambat." Robby menjeda sesaat u
sedikit urusan
rpaut empat hingga lima tahun lebih tua dari mereka itu sangat baik pada Anan, meski banyak ka
ngerutkan kening. "Istri? Tuan Mark sud
. Mereka menatap Anan, seakan
mengedikkan bahu, bersikap acuh tak acuh.
g itu dibu
rlibat dalam kebersamaan, keduanya seolah-olah telah sepakat untuk menjaga jarak, layaknya orang asing. Mer
dap William, seakan dapat menjelaskan adanya perang dingin di antara keduanya. Mereka seperti
terhadapnya. Padahal, selama ini dia tidak pernah menyinggungnya. Namun William memilih untuk menyembunyikan itu semu
awab pertanyaanku?" Willi
a melihat foto pernikahan mereka. Mark sang
ampan itu datang dengan berbagai macam makanan serta buah-buahan di tangannya. Meski banyak yang meng
ni mereka meniadakan alkohol dan juga junk food. Mes
engerutkan alis sembari menatap jam tangan rol
erlambat, kok. Kita baru minum sedikit."
rsilahkan Mark untuk duduk. Teman-temannya yang sudah ter
kap Mark terhadap William tiba-tiba saja berubah.
Caramu memanggil dan bersikap padaku seakan-akan menunjukkan
tasan Anan yang mendadak akrab
h setua itu, Le?" poton
ari tersenyum kikuk." Anda terlihat jauh lebih mud
uju. Jadi, bagaimana ha
el 'Tuan' yang selama ini selalu disematkannya. Setelah berpikir sejenak, d
k, kalau begitu,
a ha! Itu bagus. Begini
ini Mark terlihat sangat terbiasa dengan cara William memanggil atau pun bersikap formal
ota kita menjadi semakin kompak,
ngkari meja yang tak seberapa besar itu. Mereka makan dan minu
. Dia memainkan kunci-kunci nada dengan sangat tepat. Ketika nada yang sudah sangat famil
gangkat bahu berpu
akiti gendang telinga kita." Perkataan Robby l
ersatu, lalu mendengus. "Kali
etelah kamu menjadi
pun t
ntang malam itu menambahkan keharmonisan persahabatan mereka. William menyanyikan lagu favoritnya dengan penuh perasaan,
i, akan kupastikan kamu be