CINTA SANG MAFIA : Kembali Mencinta
itu membuat William
epot pulang buat gue," sa
satu-satunya orang yang bisa dia andalkan. Orang yang benar-benar menganggapnya sebagai saudara hingga rela mengorbankan hampir setiap
anpa menoleh. "Tidak masalah. Suda
an kesehatannya. William dengan murah hati selalu memberikan dirinya sebagai tempat bersandar, tak peduli keadaan seperti apa yang tengah Anan
Dia tahu pasti jadwalnya, dan William akan mengabarinya jika jadwal itu berubah. Ada satu hal yang bertengger di
pang
menole
gi kencan, ya?" Anan
ya yang tengah mengaduk kopi, nampak
akukan
dalam hati Anan. Jika seperti itu,
u gue. Gue pasti men
n yang saat ini tengah berbaring di atas sofa, lalu duduk di kursi sebelahnya.
uat bilang tentang keadaan loe, bukan?" ucapnya semba
dia juga tahu bahwa Anan akan selalu menghormati setiap privasinya. Dia tidak merasa telah melakukan kesalahan dengan menyemb
njuk dada Anan. "Loe bakalan tetap diam sampai gue akhirnya kembali sendiri bahkan jika
ter Anan. Terlepas dari ketergantungan Anan terhadapnya, dia menyadari bahwa akhir
ar, Ananta P
akan dia lakukan. Dia ingin memberi William kebebasan dan meluangkan waktu untuk dirinya sendiri. Dia ingin Willia
satu dari kita mati!" William menarik napas. Dia tahu tak seharusnya me
ri ikatan darah yang tak pernah terhubung, kit
uk. "Sorry, L
yang begitu lemah. Terkadang dia berharap agar dirinya bisa menjadi lebih kuat, ji
udah nemb
a mencairkan suasana
tu. Dan dia m
William ketika mengatakannya. Dia
ia selalu berharap yan
arap dia pilihan yang tepa
gkat kopinya kembali, me
elakukan lebih dari
nya mengikuti instingnya, dan keduanya selalu bekerjasama dengan baik.
nya, setelah tak menda
seharusnya gue nggak ngelakuin itu
ak melakukan
memilih mengatakannya. "Sepertinya
terlalu terkejut. Dia sampai lupa akan keadaannya. "
lu terburu-buru untuk melangkah sejauh ini!" Anan kesa
dungu, sih
a? Siapa keluarganya? Orang tuanya?
gkirnya. Dia tak terima dengan segala tuduhan
baik-baik,
yang kembali sesak, lalu m
gan sampai loe terlalu d
u untuk siapa. Dia tidak ingin melakukan itu pada Anan meski dia kesal padanya, karena tahu kemungkinan
sama dia. Gue rasa itu cukup." T
ernya, menarik napas dal
rusnya terlalu ikut campur. Gu
itain soal persahabatan kita?" Anan tak
ma ini tak pernah menyinggung a
Tapi, ya. Gue pasti baka
ha
elak. Dia melihat Anan yang tengah berusaha keras menahan tawa
pa yang
a menatapnya lagi, sebelum akhirnya berus
erlakuin dia kayak jamban umum. Ditinggal gitu aja sehabi
r, menatapnya kosong, tetapi tidak
enang-senang dan menerima telpon dari gue. Elo pasti g
hi, mencoba mencerna k
Le. Apa yang bakal d
memikirkan reaksi Karina saat itu. Seperti apa wanitanya tu ke
i salah pah