CINTA SANG MAFIA : Kembali Mencinta
pemuda tersebut. Dia menghidu aroma tubuh maskulin itu, menikmati setiap rasa nyaman yang dida
ikir agar suatu saat tak akan pernah ada ya
ghabiskan setiap sisa hidup yang dimilikinya hanya bersamanya.
dalam pikirannya. Dia ingin egois, ta
yang sudah setahun ini dipendamnya kini benar-benar sudah terbalas. Wanita yang senantiasa dia sebut di setiap penghujung malam, wanita yang untuk p
Aku ingin b
sapnya dengan lembut punggung wanita yang baru saja berstatus sebagai kekasihnya itu. Wanita yang telah berhasil menjungkirbalikkan dunianya, wanita yang selal
pada panda
alu dia anggap tabu, sebelum akh
semakin erat, lalu mendaratkan k
erdu di telinga William. "Aku, enggak
kekeh menatap tubuh mungil yang kin
capnya mer
, menatap Willi
y. Bisa memilikimu rasany
m sadari akan berubah menjadi petak
ekasihnya. Dia mendongak menatap sepasang mata yang
as tatapannya
a terangkat dan membelai kedua pipi lembut Karina. Itu terasa menyenangkan sekaligus membingungkan bagi William. Untuk pertama kaliny
Karina
ang dia rasakan untuk pertama kalinya. Tangan yang sedikit kasap itu
..," re
ihnya bergerilya sesuka hati. Hingga deru napas hangat itu menerpa wajahnya, lalu kedua hidung m
mudian, menyadari di ma
goda yang baru saja dirasa
yanya tak
illiam. Dia tahu William pasti berpikir bahwa
atap sekeliling, lalu terkekeh pelan menyadari ketidak telitiannya.
ia merebut kunci apartemen itu dari tanga
pa kali dikunjunginya itu. Pintu kembali tertutup rapat. William menjebak tubuh mungil Karina di anta
ina untuk memudahkan dirinya mengecap bibir merah yang sedari tadi sudah sangat menggoda. Meski untuk pertama kali, Wil
han Karina kem
m diri William yang selama ini belum pernah dirasakannya. Sementara itu tangannya yang lain tanpa sadar b
iam dengan lenguhan serta lumatan menggoda pada te
ikit kaku dan tidak berpengalaman itu. Dia melakukannya dengan lebih agresif lagi. Dia tahu hal itu adalah yang pertama kali untuk k
lliam. Akan tetapi dia tak peduli, dia hanya ingin menik
sejoli itu semakin tak terkendali hingga memba
tanya Karina de
ir sejenak. Dia tak ingin menyia-nyiakan penga
npa basa-basi sembari m
*
esra tersebut semakin menuntut untuk melakukan lebih dan lebih lagi. Pakaian keduanya telah porak poranda, terlempar di sana-sin
Will ...."
" balas William deng
a membuat keduanya benar-benar lupa diri. Mereka saling menyatu, mengecap rasa untuk pertama kalinya. Ruang
h melalaikan sesuatu, seseorang yang dia
h juga lebih berdosa. Dia memandang rendah pada dirinya sendir
ulang,