icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Menantu Tak Diharapkan

Menantu Tak Diharapkan

icon

Bab 1 Cakra

Jumlah Kata:1167    |    Dirilis Pada: 01/07/2022

manfaat buat banyak orang," Pak Tejo mendekati Cakra yang sudah bersiap pulang, ia men

nya seorang diri. Setiap hari ia bekerja paruh waktu di rumah m

binar. Terkadang ia heran sendiri, bekerja paruh w

ya disertai senyuman hangat. Senyum meneduhkan selalu menghiasi wajah tegas milik Cak

Sanjaya itu selalu bersikap baik pada semua karyawannya, terlebih kepada Cakra. Namun, Cakr

i lulusan terbaik, Pak," jawabnya sambil menggendong tas ranselnya. Sep

s CPNS langsung lolos," celoteh pak Tejo. Ia merasa bangga menceritakan anak le

agus banget ya,

ter dulu, kan, bia

udah, saya pulang dulu,"

elihat punggung menjauh itu. Pegawai yang terbilang

alah satu temannya. Dengan motor itu, ia membelah jalanan ramai malam hari

tor memasuki halaman berpagar besi setengah badan. Suasana di luar masih ramai,

umah ini telah tertidur. Memang yang ia tahu, selama ini paman dan bibinya akan tidur lebih awal, dan

rat menahan kantuk, terpaksa kembali melebar karena sapaan tiba-tiba di dekat pintu menuju

u pulang malam, kan?"

irat matanya penuh kebencian yang tak pernah Cakra tahu apa sebabnya. Hanya satu

nunjuk ke arah dapur, perab

g sudah jad

uat Cakra menggeleng tak habis pikir. Sudah sedewasa itu, tetapi belum mengenal pekerjaan apa pun, kecuali nongkrong hi

. Mungkin memang ia satu-satunya petugas cuci piring di rumah ini. Bahkan sebanyak itu, seperti bekas makan sejak tadi pagi

umah ini sejak kecil, ia tak ingin ribut. Segera menyele

mpy

eketika matanya melebar, menyadari kesal

yang kau p

ernyata sang bibi telah berdiri sambil berkacak pinggang. Wani

ya, "Kamu bisa ke

k banget, jadi ya nggak se

rti alasan Cakra setiap hari selalu pulang malam, dalam kondisi badan letih. Meski b

af," jaw

erus, awas kalo ada

, Bi

s selesai secepatnya, agar bisa tertidur, dan besok bisa bangun pagi. Karena biasanya, setiap pagi seb

alaskan kasur lantai, yang entah kapan ia membelinya waktu itu. Kamar sempit yang biasa ia tem

hkannya. Ia sadar betul posisinya saat ini, h

aga yang setiap hari diporsir. Hingga t

ur

pa-apaa

Dasar pemalas! Kamu nggak pernah mikir, gimana Paman dan Bibimu

ir karena bangun kesiangan sepertinya baru kali ini. Seketika Cakra melompat dari ata

esiangan," ucap

Bibi menunjuk ke arah jam dinding, su

ku pasti tela

ai sekarang belum istirahat. Kamu malah enak-enakan mol

a,

Tiba-tiba Paman sudah berada di antara mereka. Melerai, meski tak pern

punya apa-apa lagi karena memenuhi kebutuhannya!" se

u. Namun, sebelum tangannya menyentuh gagang pintu, ia menoleh,

yahut sambil membuka amplop yang tergeletak di atas meja sejak tadi

Bibi sambil merebut beberapa lem

harus seba

hilang dari balik pintu kamar. Cakra menghela napas berat, seje

ya, C

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka