Menantu Tak Diharapkan
Memang gajinya nggak besar, tapi jika kita bersyukur, semua aman terkendali," Entah ada dorongan apa, ia m
mekakkan telinga di depan pintu kamar Mega. Mereka berdua yang masih
ilihat adalah wajah galak tiruan Ibu mertua. M
yo berangkat!" Pekiknya lagi, ta
ntuk mengambil tas yang masih berada di dekat sofa sejak semalam. Tas yang ia pu
dan barang-barang miliknya, di
capnya pada sang istri yang sejak tadi memperhatikan gerak-ger
kat, ya?" Lagi-lagi gadis itu hanya mengan
sambil meremas jemari lentiknya, mungkin sedang berfikir keras. Mengetahui hal itu, Cakra tersenyum.
endapatkan jawaban apapun, hanya gedoran pintu d
sih?" Lintang
ka sudah berdiri Bu Moko dengan waja
sa di suruh antar aja lama banget!" Lintang mengadukan pada nyonya besar.
ampir mencolok muka Cakra yang masih terdiam. Diamnya itu bukan takut, melainkan tak habis piki
a bersiap-siap, tadi tas saya ini ma
alasan! Sudah b
i lintang, mendengus llirih sambil melirik
erbicara sama sekali. Begitupun Cakra, pemuda itu enggan untuk me
suara mobil mewah meraung-raung, lantas melesat mening
Lintang mengernyit, wajahnya sep
a, kalo kamu nggak mau, ya nggak usah nyuruh aku!" Cakra berucap
hentakkan kaki sambil naik ke atas jok motor di b
hendak memulai aktivitas. Apalagi jalur menuju sekolah dan kampus pasti di penuhi oleh para sis
it di kota kecil itu. Kampus yang dulu ia tempati untuk menimba
lan modis dan centil. Tentu saja mereka heboh melihat temanya
etan baru
ta ketinggalan berita,
ama kita d
ertawa cekikikan. Sementara yang dig
liki garis wajah galak itu mene
ak mengerti, hingga gad
a-pura? Uang
lak amat sama cowo
hijau. Lintang menyambar uang itu dengan cepat, "lain kali harus biru. Atau malah yang merah!" Bis
ya tak punya banyak waktu untuk menunda jadwal keberangkatan menuju sekolah. Belum sempat menaikkan
. Tergopoh-gopoh mendekat, membuat Cakra mengernyit tak mengerti. Kar
wajah berbinar, sambil tersen
ya?" Tanya gadis itu, ketika
ementara gadis itu hanya se
ya. "Aku Caca," Ia melanjutkan, dan Cakra masih bergeming. Sebelah a
a itu menarik kembali tangannya,
jadi cowok!"
ambil memperhatikan raut muka gadis yang sudah berubah m
inta nomor W
kra kembali me
a nggak peka sih, gitu
uh lagi, ia mengalihkan pembicaraan dengan m
harus pergi," Cakra berkata cepat. Tanpa menunggu jawaban si gadis lagi, ia
bernama Caca tadi masih mema
bersahaja banget," Ucapnya sambil
ayangan. Mencari celah kosong diantara banyaknya ken
atpam di seberang kanan dan kirinya. Pak djarot dan Pak Jono. Kedua orang berbadan t
tu menyapa dengan cengengesan. Sapaan yang tersema
ikan motor di samping mobil yang tak asing lagi baginya. Ia menyipitkan mata, ketika
*