icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Menantu Tak Diharapkan

Bab 8 Berita Hangat Di Sekolah

Jumlah Kata:1324    |    Dirilis Pada: 01/07/2022

g ditunggu sejak tadi. Seperti tamu agung saja, pak ke

uk, kita bicara di sini

beralih ke arah Cakra yang duduk tak jauh da

k Hendra berdehem kecil. Membuat Bima ter

ada setahun beliau ikut mengajar di sin

al satu atap," Bima menyahut tanpa peduli bagaimana

an. Karena yang ia tahu, selama ini Cakra tinggal di rumah pamannya yan

hutang dari keluarga kami. Hingga tidak bisa membayarnya, mak

h tanya dari Pak Hendra. Tatapan taja

emari, antara wajah Bima dan Cakra. Sementara itu, Bima mengangguk tegas. seperti hen

g sudah terbuka. Mungkin ingin bertanya lebih detail, karena penasaran. Namun,

Cakra. guru yang satu itu memang lebih banyak diam, daripada membahas

, ya? Kenapa malah jadi membicarakan orang lain?" Bima berucap, memecah k

tidak ada artinya sama sekali. Bukan begitu, Pak Ca

kan sesama. Kita menyadari saja, bagaimana rasanya bila kita

Pak Hendra yang sudah fokus akan persiapan pembahasannya. Hanya Cakra

enyataan yang sesungguhnya," Pak Hendra menanggapi sambil tersenyum hanga

suatu saat nanti karirnya terus merangkak nai

san kita tadi?" Pak Hendra kembali tersenyum ke ar

baik, pekerjaan saya sudah menu

ingan di sana, ia memilih untuk segera m

u," ucapnya membuat kedua lelaki k

uru sekali?" Pak Hendr

kilahnya, tanpa menunggu jawaban, ia segera angkat

ik sinis, seperti tersirat sebuah ancaman 'awas saja nanti ji

berbunyi melengking, berasal dari tiap-tiap kelas yang memenuhi setiap sudu

iswi yang tingkahnya aneh-aneh saja. Semakin berani menggodanya. Namun, ia mengetahui benar

samping. Mata sebelahnya mengerling, membuat Cakra menggeleng samar. Heran dengan

n kepala. Ketiga siswi itu meringis, tersenyum kecut lal

langkah melewati pintu, orang-orang di dala

udah habis satu jam yang lalu?" Tanya salah satu

n dulu cari sarapan," C

berusia tua yang hanya diam, menatap penuh iba. Ini yang membuatnya cukup risih berlama-lama di dalam kanto

n mata. Diambilnya selembar kertas paling atas, mengamatinya dengan malas. Hingga

etengah abad. Sejak ia masuk di sekolah ini, hanya dengan Bu Nuraini itulah bisa berbagi keluh kesah. So

leh iri, apalagi mengeluh. Kita yakin saja, hukum sebab akibat itu akan tetap ber

h sejak kapan. Biasanya ketika istirahat berlangsung, para guru pun berhamb

menjadi porsi hidup saya,

tiba-tiba sudah menikah. Tanpa ka

Bu. Bahkan dilu

u tadi, sabar. Jalani

*

masing. Rata-rata mereka membawa kendaraan keluaran terbaru, nyaris tak ada y

akang, dari pada tergesa-gesa kare

membuka pintu mobil mewah yang dibawa Pak Sarjito.

utnya, memundurkan m

Pak Hendra. Berada di dalam mo

, Pa

melewati gerbang yang masih dijaga dua satpam

s itu berjajar dua buah mobil berwarna hitam, yang satu dapat dikenali karena milik Pak Moko. Serta ya

kra melangkah ragu menuju pintu yang terbuka lebar. Dari dalam sana

in, semua orang di ruang tamu itu mend

eman-temannya. Sementara Bu Moko menatap dat

juga ya suami Mega?

h pulang, kerja apa

asa di rumah ini. Kemarilah, nak," ucap Bu Moko berjalan mengha

ini," celoteh Bu Moko, benar-benar membuat Cakra tak habis p

*

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka