Menantu Tak Diharapkan
ini," celoteh Bu Moko, benar-benar membuat Cakra tak habis p
rang guru
sekal
reka, diiringi anggukan bangga oleh yang lain. Dengan suara itu, Bu Moko semakin tersen
minta tolong, kan?" Tanya Bu Moko pada Cakra yang masih berfikir
begitu saya permis
ya. Si
ebelumnya bersikap kasar, kini telah berubah baik. ia menghela nafas sebelum membuka pintu kamar, sekal
hat kedatangannya, apakah tiap saat gadis itu selalu menyendiri di dalam k
osok yang masih bergeming.
Cakra. Netranya menatap dalam pa
nikahan semacam ini? Apakah tidak ada laki-laki yang bersedia menikahinya? Batin Cakra selalu bertanya. Dan hanya kesimpulan
encoba menawarkan. Ia yakin, gadis itu hanya butuh penga
etika sang gadis namp
di sampingnya. Ingin sekali rasanya meraih tangan itu, tetapi
Lintang telah
ti makan siang
us mahasiswa itu. Hanya melirik sebentar pada kakak
ra menjawab acuh. Tanpa melihat ada raut wa
itu sibuk menata gelas di ata
hanya mengangguk pelan. Cakra tersenyum sebelum akhirnya berjalan lebih
uang tamu Itu mendongak. Tatapannya terlihat ka
lah satu tamu Pak Moko, yang hanya ditanggapi dengan senyuman saja oleh pak Moko dan i
ap Cakra sambil meletakk
u bisa mengambil hatinya. Buat ia sembuh sepert
a," Cakra menjawab tegas. Membuat semua tamu itu mengangguk-an
lnya ada penolakan halus, tetapi lama-lama gadis itu pasrah. Mengikuti saja langkah Ca
akan yang kosong. Lintang telah tak ada lagi di sana. Gadis itu mengang
si dari dalam mesin penanak nasi. Tinggal sedikit. Tak akan cukup u
penasaran. Ingin mengenal lebih jau
menunjuk ke arah mangkuk berisi s
?" Tanya Cakra lagi. Gad
guatkan dugaan Cakra, bahwa selama
membulatkan mata, mendengar pertanyaan dar
n. Aku
Tanya Cakra se
nduk dalam. Ada wajah ketakutan dan kemarahan di san
an berbuat jahat sama kamu," ucap Cakra meyakinkan. Gadis itu awalny
nggak
kannya di sini, ya. Nggak perl
itu mengangguk samar. Membuat senyum t
noleh. Suara Bu Moko terdengar menyap
. Bu Moko melirik ke arah Cakra
n yang dikerjakan mertuanya, bukan?" Suara Bu Moko tak sejudes tadi pagi. Ca
. Ibuk te
cap lirih, sambil beranjak. Namun, Cakra masih m
gadis itu saat ini. Cakra mempercepat proses makannya, karena selera tak
tadi. Pemuda itu langsung menuju ke tempat cuci piring, mulai mencuci semau perabotan
Ia bahkan bisa mengerjakannya lebih cepat lagi, hingga tak a
tadi. Jika hanya untuk menanak nasi di mesin Cakra bi
iasanya, yang menjadi pusat perhatian adalah Bima, menantu super kaya menurut Bu Moko. Itulah sebabnya
ini, Bima?" Tanya Pak Moko di
ir ke beberapa sekolah yang ku bantu t
ag
u di rumah ini, sebagian gajiny
rpandangan, fokus mer
*