Ketika Istriku Tidak Meminta Jatah Lagi
gera ku lajukan sepeda motor untuk pulang kerumah. Baru saja aku memarkirkan motor, tiba-tiba saja aku sudah disambut oleh sheila yang aneh. Entah
k?" tanyaku dengan
g suka sama penampilan
erah kam
ku melangkah masuk kedalam rumah diikuti dengan sheila, dengan segera kurebahkan tubuhku di sofa untuk bersantai sembari menunggu
kesukaanku, ia selalu memasak apa yang aku suka karena memang kebutuhan rumah tan
ih dahulu. Bisa dikatakan dia adalah wanita yang hampir mendekati sempurna, tetapi hatiku tidak dapat dibohongi, aku sama sekali tidak mencintainya. Sh
ek?" tanyaku sambil meletakkan sendok di
anterin Aisy
de
n bagaimana bisa ia mengenal Aisyah. Aku benar-benar terkejut seteng
au dari mana?" tany
samping rumah Aisyah, jadi gak sengaja
aimana dia secepat itu bisa kembali pulang kerumah, dan untuk apa belanja sayur harus jauh-jauh kesana. Aduh
aruf dengan Aisyah ya B
wab apa aku," g
Bang...
tadi bilan
a tadi kamu ditawari untuk
Kamu tau d
sih dengan wajah Ibu angkatku? Ibunya Ais
ima tawarannya lagi, pasti Ibu itu sedang menguji kesetiaanku kepada Sh
ampu melayaniku diranjang. Janga
iya i
nar merendahkan ku dalam urusan ranjang. Ku akui memang aku belum bisa mengimbanginya, t
tersinggung ya? Aku
ng apa
ngan ajak ngobrol aku te
mulutku ini." Sheila mengac
ah demo sejak tadi, tetapi Sheila tidak mengerti dan malah mengajakku bicara panj
ar bisa menikahi Aisyah, tetapi sayangnya itu hanya angan-angan semata. Aku tidak mengerti mengapa aku sangat bosan dengan pernikahan ini, ya mungkin karena sudah lima tahun pernikahan kami, tap
ngin sekali
embisu, dirinya yang masih bicara panjang
a buat kamu tersing
narik tanganku, mulutku terbuka lebar melihat tingkahnya. Astaga, mengapa ia malah menjadi salah mengerti. Padahal maksud omonganku bukan untuk k
ekuat tenaganya, tetapi aku enggan beranjak dari tempat duduk. Spontan s
kamu kerjain terus, tapi nyatanya kamu gak hamil-hamil.
apanku, air matanya mengalir membasahi kedua pipi mungiln
la menolak sentuhanku, pasti ia sangat sakit hati dengan kata-kataku. Aku ingat betul dengan kata-kata Sheila, ia akan memaafkan segala kesalahanku, tetapi tidak untuk berselingkuh atau pun d
ti anak yatim piatu itu, Ibu dan Ayahnya sudah menyakiti dia dengan cara membuangnya, kini aku suaminya pun malah tidak bisa membahagiakan nya. Lelaki macam apa aku ini? A