icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ketika Istriku Tidak Meminta Jatah Lagi

Bab 10 Episode Sepuluh

Jumlah Kata:1060    |    Dirilis Pada: 24/06/2022

aku bisa mempercayai janji orang yang sudah jel

muanya semakin runyam. Jika dengan mudah aku tergoda, mungkin saja

l Shel," lirihnya terus memelas di hadapanku, antara hibah atau muak aku m

ali. Dan maaf jika kedatanganku mengganggu, sebenarnya aku juga tidak ingin menginjakkan ka

n Shel ma

uka yang kamu toreh tentu saja tidak secepat itu bisa sembu

anku untuk merayu nya dahulu, tetapi ia selalu dingin dan bahkan menolak ku mentah-mentah. Tak terasa air mataku

wa aku tidak pernah memakai lipstik berwarna merah muda, apalagi Ibu mertuaku. Karena hanya ada dua wanita yang kemungkinan berkunjung kerumah Bang Habib, yaitu aku mantan istri nya dan juga Ibunya. Setelah ku ingat-ingat

on. Aku mencoba kembali menjernihkan isi kepalaku dan kembali keluar dari rumah itu, aku

hwa aku telah keluar dari rumahnya. Spontan

apa." Aku merentangkan kedua tanganku, agar Bang Habib bisa melihat

ri tersenyum tipis. Rasanya aku ingin muntah mendengar ucapanny

untuk menghibur diri. Sungguh lelaki itu sangat lucu, entah memang sifatnya

an penuh. Sudah muak rasanya aku melihat pria itu, sekarang aku makin sadar lel

ganku. Setelah pertemuan terakhir kami di rumahnya, ia menghilang bagaikan ditelan bumi entah kemana. Hari itu aku berdiri di balkon rumah sambil menikmati angin malam yang segar, ak

akan lah!" seru Aisyah denga

ngupas nanas sih? Makan nanas itu enaknya siang pas lagi panas cuaca

hampir busuk. Makanya ini mumpung lagi ingat j

a lagi ini nanas manisnya

ih

skan. Spontan aku menghentikan makanku, Aisyah sangat panik saat melihatku kesakitan dan dengan cepat ia langsung memanggil Umi. Keringat dingin mengucur dari dahiku dengan der

i khawatir, wanita paruh baya itu memang sanga

la jangan makan nanas ya. Karena nanas bisa menggugurka

mulutku tidak bisa berkata apa-apa lagi. Disaat aku dan Bang Habib sudah bercerai aku baru hamil, wa

sembari mengusap perutku. Aku tau apa yang dirasakan Umi, kini

h penasaran, sahabatku itu sejak tadi hanya diam mematung t

gas membereskan barang-barangnya dan pergi meninggalkan kami, kini hanya ada aku, Umi, dan juga Aisyah. Sementara Umi sejak

mik wajahnya berubah, bulir-bulir

kan memberitahu Habib masalah kehamilan mu

au pasti harus bagaimana." Ak

uami itu pasti berat, apalagi anak kamu pasti membutuhkan sosok Ayah. Kasihan dia jika nasibnya menjadi seperti kita," kata Aisyah sembari mengusap kepalaku dengan lembut, ia mengulas se

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka