icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Ketika Istriku Tidak Meminta Jatah Lagi

Bab 9 Episode Sembilan

Jumlah Kata:1041    |    Dirilis Pada: 24/06/2022

Habi

mengingat semua perkataan Ayah barusan. Segitu pentingkah Sheila un

i sambil mengacak-acak rambutku, h

g tidak asing lagi bagiku terdengar, Fanny menggeng

" tanyaku bingung melihat kehadira

i sengaja ikut

mua pertengkaran ak

ntai. Fanny membelai wajahku dengan lembut, dan ia mendaratkan ciuman di bibirku. Spontan aku mendorongnya secara ref

gat, lagipula sebentar lagi kita akan menika

lakukan hal itu sebelum kita m

iummu tidak ada maksud lain, lagipul

Jangan memperkeruh suasana, aku tuh lagi banyak

n, ia pergi tanpa mengucapkan salam dan senyuman. Mungkin

i, jika tidak urusannya pasti akan semakin runyam. Awalnya aku bertanya-tanya untuk apa Ayah kembali lagi, karen

mencari apa?"

sahutnya data

antu dan bangkit untuk membantu Ayah, tidak lama kemudia

kan kunci tersebut kepada Ayah. Beliau bergegas mel

n main rasanya hati ini melihat Ayah yang bersikap dingin, acuh tak acuh seolah aku

anapun juga kamu tetap anak Ayah dan Ibu. Sekarang pikirkan kembali masalahmu dengan Shei

eila, bagaimana bisa aku mencampakkan wanita yang sudah enam tahun bersamaku. Wanita yang selalu membimbingku ke jalan Allah, tidak bosan-

ua ucapanku yang selama ini menyakitinya. Aku diam dan berpikir sejenak dimana kira-kira aku

~

minggu ke

SHEI

kan orang yang tepat untukku. Tiba-tiba aku tersadar, bahwa kalung yang ditemukan bersamaku sejak bayi tertinggal di rumah Bang Habib. Duh, bodohnya diriku ini bagaimana bisa aku seceroboh ini. Sejak tadi aku hanya berj

h mengagetkan ku, spontan aku l

tin saja," ucap

i aku perhatikan kamu monda

gak pa

ak

jika aku kembali kerumah Bang Habib untuk mengambil kalung yang menurutnya tidak berharga itu. Aisyah adalah sahabatku yang paling

mu baik-baik dirumah." Aisyah berpamit

ucapku dan ia pun men

amuala

aikum

sih bingung perihal kalungku itu. Entah setan apa yang merasukiku, tiba-tiba saja aku langsung menuju garasi rumah dan mengambil sepeda motor. Kulajukan sepeda motor itu menuju rumah

" Aku terdiam sejenak tanpa kata, pikiranku mas

ng tidak asing lagi bagiku terdengar. Rasa sakit yang seharusnya

tu benar-b

gan segera ku stater sepeda motorku dan rasanya aku ingin segera menghilang dari situ, tetap

al dengan semua perbuatanku. Sekarang a

anya, pria dengan seribu kegengs

elaki itu, tetapi untuk saat ini aku tidak tahu harus menjawab apa. Disatu sisi aku sudah terlanjur sakit, dan bahkan aku sudah bisa bangkit dar

k akan mengecewakanmu, aku tidak akan mengingkari janji

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka