Hingga Menjadi Kita
ak
nuhi telinga. Aku yang sudah hafal dengan suar
engentak-entakkan kaki dengan wajah masam di depanku. Heran. Sikap dua perempuan aneh-ke
pa jangan-jangan benar kalau Bapak sebentar lagi mau menika
enuduhku seperti itu, sedangkan apa yang ia lihat itu belum tentu benar. Maksudnya, sudah pas
erarti dugaanku sel
Memajukan badan, lantas berkata, "M
caya. Biar saja, salah siapa sepagi ini sudah membahas hot topic. Aku juga tidak
ain, aku mudah panas? Bukan Ilyas sekali. Aku tidak ada pe
g lain, ya enggak papa
tnya oleh perkataan yang meluncur melewati bibir tipisnya. Entah k
gemetar, aku berta
siapa
ktu itu. Hah! Sebenarnya apa urusanku dengannya? Aku masih sangat waras, tidak mungk
sa saja. Ya,
ih siapa-siapa." Aku men
ilih siapa-siapa, k
a seperti hari-hari kemarin. Mendadak aku kehilangan seorang ciri khas Nisa-s
a, serupa menunggu angkot lewa
is?" tanyaku
a memilih
e
, dan ringan,
tu semua? Bukankah kita memang tidak ada apa-apa. Jadi, usahalah un
ni sulit
gapa ada yang pa
" pamitnya, tanpa
juga misterius. Tidak lagi
ak berhak melarang atau menanyakan lebih dalam. Siapa memang si Ilyas? Hanya seorang
siswa di sini. Tentang perasaan gadis itu, biarlah begitu. Ia masih dalam masa remaja dan pencarian jati diri,
ang jadwalnya, tetapi rasanya menolak mengajar. Jika biasanya karena
a, Pak. N
kali ini berbeda. Ekspresinya datar, seperti berbeda ke
e toilet. Pe
empat melihat matany
riku adalah alas
hun kurang, belum punya apa-apa, rumah pun milik Papa. Gimana kalau
ipegang Om kamu. Kurang apa lagi, Ilyas? Kamu ganteng, sehat, cerdas, nggak ada satu wanitakah
l, alasan yang kukatakan itu nyaris sekakmat. A
menjadi imam, Ma
anya seperti sedang berhadapan dengan hakim. Memutuskan sidan
Mama carik
natap wajahnya ya
kalah baik, Mama sama Papa temen dekat orang tuany
yang melahirkanku itu suda
a-sama punya butik dan ada banyak cabang. Nggak usah ragu, orang tuanya
lebih ke ... merenungi hidup sebagai putra
kan maksa kalau kamu nggak suka perjodohan. Tapi beri
ingin pingsan saja kalau tidak mengingat bahwa seorang Ilyas anti lemah fisik. Jangan dita
a bisa diam saat mereka menceritakan tentang cucu, menantu, besan, dan anak-a
tu, Ma. Ilyas lebih kasihan kalau nanti Mama mendapat menantu ya
hu lagi harus dengan kata apa menghinda
sambil berkata, "Mama tetap ingin yang terbaik untukmu. Tingkatkan dalam memperbaiki d