Hingga Menjadi Kita
sudah gila?" Aku bermonolog di dalam kamar. Berjalan ke sana kemari han
gannya berada di pinggangnya, dan mata kami saling bertemu. Oh, Tuhan. Memba
terlibat kontak fisik. Sementara aku, selama ini berusaha untuk tidak bersentuhan dengan yang bukan mah
a bisa aku s
yang harus terkena risikonya. Apalagi kalau sampai friends list Facebook tahu aku mencontohkan hal tidak ba
si
r belum jug
amu'ai
u. Sebelum membukanya, aku menghela napas dalam
? Ada
k tahu menahu apa yang terjadi. Air yang turun makin deras. Aku kelimpungan menenangkannya. Dalam
lau itu membuat
annya. Kalau saja kami mahram, sudah kuhapus cairan bening itu sedari tadi, l
ilnya. Aku maj
apa? Ada yang
ay
ngkin kubiarkan ia hanyut bersama air mata itu, meski rasanya ingin kubawa ia dalam dekap
ang, ia meneruskan,
amit? Lamaran kerj
patkan di bagian keuangan. Ndak nyangka sama sekali," jawabnya,
lagi di rumah ini, tetapi aku senang karena pena
ai pendidikan. Juga itu buah da
anya mengangguk
di nangis sampai
terh
sedih berjauha
berserobok, ada sesuatu yang tidak bisa disembunyikan pada bo
an buatan tanganmu, nggak ada lagi yang cerewet mengingatkan kebaikan, nggak ada lagi yan
at sedih lagi. Dadaku ikut sesak, meski bukan kehilangan selamanya, tetapi jiwaku terasa hamp
tahi lalat di sisi bibirnya itu mewarnai duniaku? Hanya bebe
merindukan
iri juga akan merindukan kehangatan-kehangat
a bisa kerja mulai besok, makanya harus
mbil kunci mobil,
o,
ma
an. "Saya antar
a tanda-tanda yang mengikuti, kutengo
epot-repot, Yas. S
a ingin memastikan ia selamat sampai tujuan. Juga, memastikan bahwa ia tidak berbohong. Pamit kerja hanya alasan untuk menghindariku karena ti
duk di kursi belakang. Tidak mau di depan yang menurutnya itu tidak sopan. Padahal, baik aku atau Ma
*
li memang benar akan bekerja. Tidak bisa membayangkan
bersantai. Seperti biasa, aku membuka laman Fb. Men-scroll beranda, berkomentar, hingga berbalas pesan dari salah satu FL-tentu
logo F itu, satu notifikasi masuk. Berhubun
girimi Anda perm
at. Darurat. Aku tidak bisa membiarkannya. Bagaimanapun, ada sesuatu yang tidak bo
ap sombong. Toh, belum tentu ia tahu kalau itu akunku. Bisa jadi ia hanya iseng menekan tombol pertemanan
segalanya. Membaca isi dan pengirimnya, seketika badanku sul
di balik akun yang selama ini dikagumi, ternyata orang yang sama. Betul, orang yang dikagumi di dunia nyata ju
mu selalu berhasi