icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Hingga Menjadi Kita

Bab 8 Gawat

Jumlah Kata:1011    |    Dirilis Pada: 22/06/2022

sudah gila?” Aku bermonolog di dalam kamar. Berjalan ke sana kemari han

gannya berada di pinggangnya, dan mata kami saling bertemu. Oh, Tuhan. Memba

terlibat kontak fisik. Sementara aku, selama ini berusaha untuk tidak bersentuhan dengan yang bukan mah

a bisa aku s

yang harus terkena risikonya. Apalagi kalau sampai friends list Facebook tahu aku mencontohkan hal tidak ba

si

r belum jug

amu’ai

u. Sebelum membukanya, aku menghela napas dalam

? Ada

k tahu menahu apa yang terjadi. Air yang turun makin deras. Aku kelimpungan menenangkannya. Dalam

lau itu membuat

annya. Kalau saja kami mahram, sudah kuhapus cairan bening itu sedari tadi, l

ilnya. Aku maj

apa? Ada yang

ay

ngkin kubiarkan ia hanyut bersama air mata itu, meski rasanya ingin kubawa ia dalam dekap

ang, ia meneruskan,

amit? Lamaran kerj

patkan di bagian keuangan. Ndak nyangka sama sekali,” jawabnya,

lagi di rumah ini, tetapi aku senang karena pena

ai pendidikan. Juga itu buah da

anya mengangguk

di nangis sampai

terh

sedih berjauha

berserobok, ada sesuatu yang tidak bisa disembunyikan pada bo

an buatan tanganmu, nggak ada lagi yang cerewet mengingatkan kebaikan, nggak ada lagi yan

at sedih lagi. Dadaku ikut sesak, meski bukan kehilangan selamanya, tetapi jiwaku terasa hamp

tahi lalat di sisi bibirnya itu mewarnai duniaku? Hanya bebe

merindukan

iri juga akan merindukan kehangatan-kehangat

a bisa kerja mulai besok, makanya harus

mbil kunci mobil,

o,

ma

an. “Saya antar

a tanda-tanda yang mengikuti, kutengo

epot-repot, Yas. S

a ingin memastikan ia selamat sampai tujuan. Juga, memastikan bahwa ia tidak berbohong. Pamit kerja hanya alasan untuk menghindariku karena ti

duk di kursi belakang. Tidak mau di depan yang menurutnya itu tidak sopan. Padahal, baik aku atau Ma

*

li memang benar akan bekerja. Tidak bisa membayangkan

bersantai. Seperti biasa, aku membuka laman Fb. Men-scroll beranda, berkomentar, hingga berbalas pesan dari salah satu FL—tentu

logo F itu, satu notifikasi masuk. Berhubun

girimi Anda perm

at. Darurat. Aku tidak bisa membiarkannya. Bagaimanapun, ada sesuatu yang tidak bo

ap sombong. Toh, belum tentu ia tahu kalau itu akunku. Bisa jadi ia hanya iseng menekan tombol pertemanan

segalanya. Membaca isi dan pengirimnya, seketika badanku sul

di balik akun yang selama ini dikagumi, ternyata orang yang sama. Betul, orang yang dikagumi di dunia nyata ju

mu selalu berhasi

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka