Hingga Menjadi Kita
ak bisa!]
ggak bisa
l
, nilainya kukurangi. Salah sia
ong. Penting
ng ap
da janji sama
kut mengecewakannya. Kalau dia nekat,
mat bagaimana perasaannya. Siapa suruh d
aja, Pak
keras kepala. Apaka
g, bicarakan
embersihkan diri. Meraih handuk yang tergantu
os putih dan celana santai. Duduk di sa
ap kiri yang artinya sebelah belakang. Berhadapan langsung deng
ng ternyata ada panggilan tak terjawa
api jari malah meneka
gsung. Ini menyangkut hati, perasaan,
les? Udahlah, bi
ak
Say
karma? Oh, jangan-jangan mau ngasih kejutan besok ya. Makanya
am enam pagi di alun-a
Tuh
tu memang terlalu berani. Te
bagiku mencintai siswa. Bagiku, ia atau siapa pun siswa itu masih memiliki masa de
, bukan cinta buta seperti ini yang kumaksud. Bukan merasa sok-sokan dengan jabatan ata
gatakan penolakan perasaannya. Aku ingin dia menjauh. Tidak pantas rasanya seorang
aat. Setelahnya, berzikir dilanjut membaca al-qur'an. Semua itu kulak
reka. Aku memang berbeda dengan guru yang lain. Selalu memberi tugas dadakan melalui grup. Namun, tet
k. Menyapa teman-teman FL atau di grup menulis besar. Tak jarang
*
u menggeliat, mendengar
a,
wudu. Seperti biasa, setelah salat Subuh, olahraga di samping kamar. Jadi,
. Kebiasaan ini sudah kumulai sebelum
siap-siap mengantar Alesha, ku
ggu Alesha dari ta
pada perempuan yang
es
hitam serta jilbab lebarnya. Belum lagi
h, anak itu, semoga tidak nekat datang ke alun-alun. Bukan salahku,
" perintah Mama,
ngebut-ngebut
ob
u? Apa kata mama Alesha nanti, Yas. Masak wanita s
napas. Lagi-lagi harus m
bus jalanan kota yang padat kendaraan. Maklum, ini h
sampai. Mobil kuparkirkan di depan p
ih, ya
jempol samb
, silakan. Nanti saya
gu. Ini pe
ah, saya masuk dulu, M
aikumu
uka pintu mobil dan
*
Meski bosan karena hanya duduk seraya mendengarkan murotal, aku akan tetap di sini. Kala
tebak itu souvenir dari panitia seminar. Ia sempat celingukan mencari mobilku
nggu saya
kanmu harus mencari di mana-mana,
erima
bil, lalu membel
esha ke Perpustaka
is
parkiran perpustakaan. Aku memutuskan menemanin
kan salat Zuhur di musala gedung ini. Awalnya tenang, tetapi lama-lama sepi
15.00. Aku menengok pada gadis itu yang
ore. Pul
ongak, lalu
an mobil. Membelah air yang turun membasahi bumi.
an begini sepertinya enak makan yang hangat-h
pulang melewat
a. Aku turun mobil, lalu mendekati p
gkus, ya," ucapku, d
ang mengalihkan perhatian. Gadis yang duduk di b
i
kali mengucek mata dan mencari ce
e
Benar. Perem
... ia menungg