Hingga Menjadi Kita
annya itu. Aku baru sadar, ia sebelas dua belas dengan Nisa; ratu bucin. Bedanya, kalau Lili lebi
? Keduanya sama-sama wanita di luar kriteriaku. Bukan soal kasta atau
menggeleng, tidak mungkin. Ia sudah memiliki kekasih,
? Oh, belum tentu. Masih banyak
kerja tukang kebun atau suami Mb
il ke ru
a kasih," balasku
menaruh nampan di dapur sebelum
, kulihat wajah Lili ya
i ada masalah sama pacarnya?"
di meja keramik dengan keras. "Tahu be
perasaan
Sudah, sana keluar, d
aksud ucapannya. Ya, bukan ke-PD-an, lebih ke menebak saja. Kalau memang iya
u menggeleng cepat. Mungkin
il Mama, terse
depannya yang mendongak, lalu tersenyum ke arahku. Manis, sema
a?" bisikku, men
Kamu mau kenalan
arang masi
a yang kuketahui dari Mama itu me
sama Ma
ak, menatapku de
ertanyaa
sama mama
n dengan datar. Sepertinya ia menang
Ia pendiam, introvert sepertinya. Berbeda jauh dengan Nisa yang
malah ter
Mama, meninggalkanku dengan perempuan yang masih menunduk itu. Alasannya i
di rumah?" Akhirnya, Ales
tar tiga bul
O
ementara aku sibuk dengan pikiran sendiri, mencari topik untuk dibahas. Namun
sanya bukan menjadi
a cantik, aku
ang membawa tiga gelas minuman. "Kamu itu bia
embalas dengan satu kata pendek yang jelas, padat, dan singkat. Meman
atan Tante sendiri, loh." Mama duduk di sampingku,
jawab Alesha sa
bab yang diharap mampu menjaga harga dirinya, bis
pertinya. Belum tentu
s?" tanya Mama yang k
long temani Ale
is itu. Tak sengaja, mata kami berser
tkan," tolak Alesha. Lalu memand
ur, daripada berangkat sendiri. Tante yang ak
, Tante, supaya Mas
apa-apa. Kamu
enolak, tidak juga mengiyakan. Namun, dem
terse
perti takut ia akan ... ah, peduli apa? Kenapa harus muncul di saat-saat seperti ini? Lagi pu
nang saja, Lesha. Nggak a
aksudnya bi
aan. Tatapan Mama tajam, sedangka
ya? Kalau itu, aku belum siap
sa mengantarkan Alesha besok menghadiri seminar di
k bisa, sebaiknya Ale
Iya, ka
m .
Bisa
ah s
rang tua. Hanya mengant
pesan masuk melalui aplikasi h
Say
rimkan pesan tersebut. Tidak ada sopan sama sekali
e kamar. Beliau sempat memicingkan mata, teta
ng langit-langit yang terlukis estetik. Teringat
ia
kir
getar lagi. Segera kub
ura-pura nggak tau biar saya yang m
is
balik nomor tak dikenal itu pasti Nisa. Anak
fotonya dengan pose berdiri, sedan
kutekan tombol kembali. Pesonanya j
kata buat reply, ya? Jangan sungkan, hati saya terbu
u, membuat bulu
k sendiri, apalagi diajak jalan.
ada yang berdesi