Hingga Menjadi Kita

embuatku makin gusar, Mama berlalu. Menaiki

kenalkan sebag

aktu itu, aku sudah menganggapnya teman, tidak lebih. Ia terlalu baik untukku. Menimbulkan insecure kalau kami adalah sepasang suami istri.

tapi semua berubah ketika kami memutuskan untuk mengejar mimpi masing-masing. Sekarang, saat ia ba

m hatiku? Sepertinya belum ada satu pun ya

nku. Segera kugeser tombol buka H

sesuatu yang mau saya omongin. Jam 6, tepat nggak boleh l

i

bibir agar ditarik ke samping. Hanya dikirimi pesan seperti itu saja, mampu mengerahka

as dengan ha

ikan tak akan t

Loncat-loncat dengan organ tubuh yang menggumpal berwarna merah yang terletak

aku tidak perlu lagi merasa bersalah seb

pesan, balasanku hanya dibaca, tidak dibalas sama sekali padahal ia terlihat online. Sakitnya. Aku menggeleng. Demi meng

*

urku hanya memiliki waktu tiga jam. Menyebabkan kantuk masih mendera dan ak

k polusi udara. Nyaris aku menggigil, meski sudah mengenakan jaket, tetapi bayangan segera bertemu gadis itu, mem

jam telah menunjukkan pukul 05.55, aku bergegas berjalan ke belakang kelasnya. Kelas keramat yan

akan ingkar janji sepert

berstatus guru, sudah kubawa ia ke tempat jauh. Ke kebun binata

ampaikan? Saya ngga

ar mendengar pengakuannya ya

Kayak yang bisa jawab saja kalau

r pada tembok dan satu kaki menyilang di depan, sungguh, seperti orang sedang mem

dan ratu di sekolah,” ucapnya dengan tegas, “itu a

n ludah susah payah.

a mundur

ngkan cint

diri yang saat ini terlihat sangat

n perhatian Bapak.” Ia menarik napas, kemudian mengembuskan kasar. “Sebagai sesama wanita,

ad

linya hancur. Saya janji nggak akan mengganggu lagi selayaknya siswa pada umumnya d

kedua alis

a. Meskipun itu mu

benar akan perg

n ada lagi yang mengesalkan. Tidak akan ada lagi y

engapa rasanya

k?] tanya Alesha melalui pesan W

engapa, mood-ku beberapa hari ini buruk. Sangat buruk. Lebih banyak menghabiskan waktu d

ar. Hatiku terasa kosong, padahal tidak sedang merana. Me

ah seseorang, yang mungkin sela

i

erlu dipikirkan soal siswi itu. Bukankah ia sudah memutuskan untuk mundu