icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Hingga Menjadi Kita

Hingga Menjadi Kita

icon

Bab 1 Ulah di Kelas

Jumlah Kata:1070    |    Dirilis Pada: 22/06/2022

nya!" seruku, pada gad

lalu menjawab dengan

api siswi rewel itu. Kadang bersikap sopan,

Hari ini kita akan mempelajari Ba

an Nisa. Ia malah sibuk menyisir rambut sebahun

t emosi, "fokus pelajara

ang dipegang, kini

tangan untuk menyita barang yang mengalihkan

dan sisirnya

a yang tertawa. "Kalau disita, Nisa pakai ap

is

urah seharga di bawah lima puluh ribu? Dompet sedang masa kritis,

Say

terlonja

pelawak yang patut ditertawakan? Kehidupanku saja su

langi!" desakku, membuat gadis itu men

aku tidak

Sayang', emang

Berani sekali

'Sayang'? Cukup panggil

emang aku guru apa? Cukup dikenal sebagai guru mata pel

knya sayang sama gurunya?" Pertanyaan

ak gitu caranya.

anya yang k

kah. Kelihatan manis," kataku

i saya,

lalu menatapny

, Pak. Masih ngg

Untung aku bukan kang rayu seperti buaya pada umumnya, hanya kang baper yang pura-pura cue

senyum, mengedip-ngedipkan matan

mungkin menahan malu atau marah. Peduli apa, memang begitu

*

. Selesai berdoa dan menyalamiku, para siswa berbondong keluar kelas, k

erminny

da

mendekat

tu pelajaran bawa barang begituan

k teladan?" tanyanya,

ajah masam. Sebenarnya manis, tetapi bukan seleraku. Di

saja aku lebih suka wanita yan

pa prestasi yang bisa k

aya, mencin

hu A

ah ini. Bagaimana bisa seorang siswa mencintai gurunya sendiri? Apalagi g

terlihat kalem-kalem. Berbeda jauh dengan

k Mbok Dami yang bekerja di ru

n, mendongak. "Sudah berapa kali

. Mau dibuatkan minum apa? Yang seger-seger kayaknya enak

h hangat

guk, lalu berbalik. Aku menatap pu

an berisi segelas air dan camila

asar. “Kenapa harus panggil nama lang

pa. Kan, say

erti itu, ia terlihat seperti di bawah umurku dan kalau aku mengantarnya ke

ggal beberapa tahun yang lalu. Dan sampai sekarang, Mama tidak ada niat untuk menikah

membuatku tersadar. “Nanti kalau ndak makan, malah ja

ang kuliah dari kota seberang dan memilih mengajar di kota kelahiran. Aku menahan t

bisa menghiburku yang sering pusing mengoreksi tugas anak-anak. Seperti gadis desa pada umumn

liah dan mengisi waktunya untuk menunggu panggilan kerja. Aku salut dengan kerja keras assisten Mama yang sudah beker

Kalau rindu, bilang. Ndak baik kalau dipendam." Setelah

menemani, tetapi kadung p

k Dami, mataku termanjakan oleh keindahannya. Dasar,

tidak terlalu mancung atau pesek, bibir tipis yang merona dari lahir, bentuk wajah oval, teta

tidak banyak omong atau protes. Sesimpel itu, tetapi nyatanya

ciri-ciri seorang Ilyas Aldevaro, bukan Aldebaran di sinetron i

putih, gegas kuambil, lal

ggal dulu ke belakang. Kalau rindu

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka