Pelakor Sebaya
ringatnya membanjiri seluruh tubuh. Padaha
tenaga dia berusaha bangun dari ranjang. Niat awal yang henda
ong
an
berpegangan, justru menyenggol segelas air di
am
h masuk kamar langsung menu
adis SMA itu meminta pert
ak bangkit dan segera menghambur keluar kamar. Lelaki itu lan
," ucap Pelangi pelan dan khawa
Mami ke R
ong sang mami
wa papi, satunya
ruang tengah. Dia menatap
ke m
rgi dari
ir. "Ayo, kamu pegan
k mo
ya
tidak membawanya ke Rumah Sakit. Namun tubuh dan tenaganya terlalu lemah. Dia hanya bisa pasrah saat Lang
ang mami erat sembari merapatkan selimut ke tubuh sang mami.
ng mendapat pertolongan. Langkah Langit dan Pelangi dicegat petugas Rumah Sakit yang membawa s
" tanya Langit pada Pela
eleng. "Nggak
telah sang mami lelah menunggu. Samar-samar Langit juga mendengar percakapan kecil orang tuanya. Percakapan khas orang dewa
*
ampingnya. Kulit mereka yang tanpa penghalang bersentuhan.
elan. Jemari lentiknya mengusap lembut dada sixpack
panas, udah
as beringsut untuk menaiki tub
Punya istri tapi n
hnya. Posisi mereka kini bergantian. Satriyo mera
! Kan a
Mas lagi pengen aja?" Janic
k, dong,
er
ar,
da tahu hubungan kita? Atau ..
han dia merebahkan tubuh. Janice merasa bersalah
Aku
pa-apa,
antas diam dan memejamkan mata. Dia lelah. Entah karena ma
*
omplikasinya. Ini resepnya, silahkan ditebus," ucap seorang dokter wanit
ian tidak terlalu
ang mami yang sudah dipindahkan ke ruang rawat. Manda diharusk
ke m
iberikan Manda pada kedua anaknya
gi dari s
r rumah setelah subuh. Bahkan papi mereka tidak mengimamo shalat berjam
lpon papi be
lananya. Namun tangan lemah Manda menggapai le
ak u
arus tahu kalau
leng. "Nggak apa-apa, Nak.
Pelangi yang mengurut pelan lengan sang mami. Wanita yang terlihat pucat itu me
ap apapun di rumah. Meski Pelangi sempat menggoreng telur untuk sarapan mereka. Gadi
sepagi buta? Langit juga terus memikirkan sikap papinya yang semakin hari semakin berubah. Lelaki yang selama ini menjadi panuta
a satu porsi, ya. Minumnya teh anget tiga dan air
sekeliling. Orang-orang yang mungkin saja sama sepertinya. Menu
mobil yang sangat dia kenal. Matanya menyipit dan sedikit memiringk
n telapak tangan di dahi sebagai perlindungan dari cahaya matahari. Dia menunduk, memperbaiki posisi ka
gerangan si pengemudi. Mungkin saja itu orang yang dia kenal. Sama sepe
i,
ayarnya. Selesai membayar, dia kembali menatap parkiran, berharap orang yang dicurigainya masih ada di sana.
il papi,"
.