icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Nafkah Batin Yang Tak Tertunaikan

Nafkah Batin Yang Tak Tertunaikan

icon

Bab 1 Nafkah Batin

Jumlah Kata:1835    |    Dirilis Pada: 15/06/2022

setengah baya mengulang

Aku menjawab denga

pengecut. Mana berani aku membalas dengan pertan

*

ta lajang, ketika seorang p

a. Kehidupan di desa membuatku tak nyaman dengan celotehan-celotehan tetangga. Ditambah lagi Ibu yang membuka

apan nikah?" Jawab

Bapak selalu menguatkan, biarkan orang lain menghin

iku. Ustadz Yana yang tinggal di kampung sebelah data

saja benar cabe rawit, ingin rasanya ku ulek semua bibir mereka hingga d

hanya melangsungkan akad dirumah orang tuaku. Selesai akad, Kang Yana memboyongku ke rumah orang tuanya. Ba

leh Kang." Aku sed

adalah anak dari Pimpinan Pesantren Nurul Huda. Selain itu beliau adalah ustadz yang selalu berdakwah dari kampung hingga ke kota. Nama beli

harus menunggu berapa ratus purn

ng! Aa saja kan sekarang

u. Acara televisi pun tak kami hiraukan. Bahkan malah t

ntrol. Akupun tak bisa menyembunyika

ggendongku ke kamar nomor dua. Untung saja, Bapak sudah tidur. J

yang terpotong tadi. Kang Yana semakin gila. Aku tak menyangka pemud

isiknya tepat

apapun, aku ha

sempoyongan saat membuka sarungnya. Bering

akang kecap

ulai mengundang hasratku. Saat aku memuncak

*

, karena sudah terbiasa bangu

ur duluan setelah hatiku terasa ses

mi. Mungkinkah dia marah karena aku tid

gara-gara ke

ak keningku karena memikir

t kering. Ku beranjak ke d

uara aneh berasal dari kamar nomor ti

sepi. Disertai dengan suara-suara aneh dari dalam kamar,

sejauh mungkin, bersamaan dengan kecurigaan

njang yang terjadi didalam kamar. ingin kudobrak saja pintunya. Tapi tak mungkin, bagaimanap

gaku, hingga lenyap tak terdengar. K

tu dari dalam kamar merebak tepat diteling

enutupi seluruh tubuh. Kupeja

ket

ut. Kang Yana masuk ke kamar dan langsung pergi ke

annya tidak dengan rasa cinta. Cinta dihatiku sudah hilang seja

-biasa saja dan sudah mulai tak cantik. Mana ada ra

k. Perawan tua sepertiku apa pantas disand

i dinding membuat seluruh benda diruangan menjadi bayangan. Seharusnya malam ini adalah malam paling romantis se

di, aku jadi enggak mood

aku berani membuka gawai milik orang lain. Dengan hati-hati ku ambil. Mungkin saja ada sedikit jeja

diotakku. Tak pantas seorang istri yang baru

bat pikiranku terlalu banyak travelling. Hingga tak sadar Kang Yana

l

tadi di kamar itu Kang Yana. Ta

a yang tampan. Badannya yang tinggi. Bidang dada yang lebar . Belum lagi rambut

ya ada rasa jijik membayangkan dia sedang me

unyikan kecurigaan, aku turun dari kasur memakai sen

lin ya." Perhatiannya tak membuatku terharu. Malah membuatku berpik

iar aku ambil sendiri

tu, biar Aa

mengunciku. Tapi sebagai seorang istri aku harus tetap waspada. Mencuri

umah tangga yang baru beberapa jam yang lalu d

jatuh cinta

ntik, tapi harga diri merupakan harga

rti tak melakukan dosa apa-apa. Tangan kanannya merangkul pinggangku. Kami berjalan m

keramas lagi." Tanyaku tak sabar menghil

sepertiga malam itu banyak manfaatnya Ne

rtanya pura-pura antusias sambil me

haya, do'anya dikabul, terhindar dari orang yang berniat jahat. Mencerahkan mata. Bikin a

ya. Namun ada benarnya juga

ak tahan melihat tingkahnya yan

na mendudukkan badanku di kursi makan. A

tapku te

yum?" rasanya ingin ku

tiku lagi. Tak ada jarak

mengetahui apa yang disembunyikan Kang Yana. Suara-suara itu masih tern

. Pergi saja sana l

ke kamar. Langkahku terhe

aanku seolah menjurus pada kecurigaanku. Bisa-b

k dirumah, baca-baca aja semua kitab Aa, bu

kalau

u novel. Gak ada f

faedah justru aku banyak belajar dari novel.

Yana yang aneh didepanku. Apa dia menutupi se

i menepis semua prasangka

*

murid qari'nya. Awalanya aku diajak, "kita bulan madu," katanya. Tapi dengan segudang alasan aku me

tu. Memastikan seluruh teka-tek

erlalu menghilang dari pandanganku.

." Aku mulai geram. Kang Yana benar-benar menjebakku. Aku mencari cara

nya perpustakaan. Lalu apa semalam itu hanya halusinasiku? Berkali-kali aku m

menemukan celah sekecil apapun kesalahan yang dilakukan karya

ruangan sedemikian rupa. Sampai-sampai aku hampir tak sadar dengan ruangan itu. Rodanya pun tak nampak. Tampilannya seperti

tih. Bunga mawar terpajang disetiap pojok kamar. Kein

Kubuka lemari pakaia

erie berjejer dibagian lemari lain. Set bra cd

mpuan itu?" Ku remas satu lingerie

afas. Hatiku m

menikahiku. Kamu salah kang, aku tidak sebodoh yang kamu kira.

" Ku gertakkan g

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka