Nafkah Batin Yang Tak Tertunaikan
a alm
ana membisikkan itu tepat ditelinga kananku. Lantas dia memberik
t menaiki mobil. Kulihat sekeliling memperhatikanku yang bertingkah seperti wanita diputusin pacarnya mungkin. A
Sekarang kebencianku sudah benar-b
k bersamamu lagi?" Gerutuku sambil berjalan
nya. dia berani menjebakku dengan tidak menandatangani surat cerainya. Pokoknya aku tetap tak ak
engikuti amarahku ya allah kuatkan imanku agar
darimu. Aku hanya ingin kamu jujur dan minta maaf atas
ih menghadapi semua kejadian yang telah menimpaku. Andai saja Kang Yana tak pe
telah sekian lama kesedihan dan keputusasaan mengikat diri. Aku pikir dia yang mengetuk pintu hati
jukan. Pelukan kehangatan yang menyelimutiku dalam ketenanga
elak kita akan terus bersama. Aa janji
lalu saja terng
utahu cerai itu halal tapi tidak disukai Allah. Namun, keteguhanku tentang tidak berbag
ahim Suci. Tentu pernikahan yang k
*
rasa luka sebelum kembali memeluk ibu. Masih takut menoreh
ja membiarkan Kang Yana
kukan?" Tanyanya dengan nad
yang lagi hamil. Buat apalagi coba, dia tidak menyetujui perceraian yang kuajukan?" Aku mondar-mandir merasa ke
ini" Dia me
s balas dendam." K
ndam. biar Allah yang membalas mereka. Kamu fokus saja pa
Kang Yana masih saja muncul didepanku. Tambah lagi
lalu kutunjukk
ak mengerti apa-apa. Karena dia belum pernah menikah. Jadi, mana mungkin dia tah
anya me
ja keras." Kupeluk tubuhku sendiri mencoba terseny
ukku mengusap-u
ja pembalasanku." Kuhampir
na Af
a." Kubisikkan perkataan itu tepat di telinga Soraya i
ada surat itu. Karena sampai kapanpun aku akan menjadi suaminya. H
triku ketika membuka surat cerai yang tidak kutandatangani. Ini berar
erjuangkan cintaku pada Soraya dan membuka matanya ba
tetap menjadi istriku dan agar Suci menjauh dari kehidupanku. Sekali lagi Allah yang membuat
yang menghindar dari masalah. Aku hanya ingin memastikan semua akan kembali seperti semula. Hanya saja menunggu
hkan dia bisa sampai seyakin itu kalau Suci mengandung anakku. Sekeras apapun
ntahlah aku benar-benar tidak faham dengan
dia tetep saja bersikukuh mendekatiku. Kupikir mungkin ini saatnya aku harus menyelidik
habatnya Shena. Sorayasemoat mengenalkan Shena padaku. Katanya dia pun
mengetahui dimana dia tinggal sekarang. Saat inu aku tak me
ita berpakaian resmi dengan blazer hitam
aya
ukan untuk meminta ampun dari seorang istri. Kesempatan itu selalu tak ada. So
. Nyaris kehilangan jejak So
ke perumahan yang
luar. Tak ingin membuang waktu lagi,
alik melihat kearahku. Ekspresinya seperti terkej