Nafkah Batin Yang Tak Tertunaikan
setengah baya mengulang
Aku menjawab denga
pengecut. Mana berani aku membalas dengan pertan
*
ta lajang, ketika seorang p
a. Kehidupan di desa membuatku tak nyaman dengan celotehan-celotehan tetangga. Ditambah lagi Ibu yang membuka
apan nikah?" Jawab
Bapak selalu menguatkan, biarkan orang lain menghin
iku. Ustadz Yana yang tinggal di kampung sebelah data
saja benar cabe rawit, ingin rasanya ku ulek semua bibir mereka hingga d
hanya melangsungkan akad dirumah orang tuaku. Selesai akad, Kang Yana memboyongku ke rumah orang tuanya. Ba
leh Kang." Aku sed
adalah anak dari Pimpinan Pesantren Nurul Huda. Selain itu beliau adalah ustadz yang selalu berdakwah dari kampung hingga ke kota. Nama beli
harus menunggu berapa ratus purn
ng! Aa saja kan sekarang
u. Acara televisi pun tak kami hiraukan. Bahkan malah t
ntrol. Akupun tak bisa menyembunyika
ggendongku ke kamar nomor dua. Untung saja, Bapak sudah tidur. J
yang terpotong tadi. Kang Yana semakin gila. Aku tak menyangka pemud
isiknya tepat
apapun, aku ha
sempoyongan saat membuka sarungnya. Bering
akang kecap
ulai mengundang hasratku. Saat aku memuncak
*
, karena sudah terbiasa bangu
ur duluan setelah hatiku terasa ses
mi. Mungkinkah dia marah karena aku tid
gara-gara ke
ak keningku karena memikir
t kering. Ku beranjak ke d
uara aneh berasal dari kamar nomor ti
sepi. Disertai dengan suara-suara aneh dari dalam kamar,
sejauh mungkin, bersamaan dengan kecurigaan
njang yang terjadi didalam kamar. ingin kudobrak saja pintunya. Tapi tak mungkin, bagaimanap
gaku, hingga lenyap tak terdengar. K
tu dari dalam kamar merebak tepat diteling
enutupi seluruh tubuh. Kupeja
ket
ut. Kang Yana masuk ke kamar dan langsung pergi ke
annya tidak dengan rasa cinta. Cinta dihatiku sudah hilang seja
-biasa saja dan sudah mulai tak cantik. Mana ada ra
k. Perawan tua sepertiku apa pantas disand
i dinding membuat seluruh benda diruangan menjadi bayangan. Seharusnya malam ini adalah malam paling romantis se
di, aku jadi enggak mood
aku berani membuka gawai milik orang lain. Dengan hati-hati ku ambil. Mungkin saja ada sedikit jeja
diotakku. Tak pantas seorang istri yang baru
bat pikiranku terlalu banyak travelling. Hingga tak sadar Kang Yana
l
tadi di kamar itu Kang Yana. Ta
a yang tampan. Badannya yang tinggi. Bidang dada yang lebar . Belum lagi rambut
ya ada rasa jijik membayangkan dia sedang me
unyikan kecurigaan, aku turun dari kasur memakai sen
lin ya." Perhatiannya tak membuatku terharu. Malah membuatku berpik
iar aku ambil sendiri
tu, biar Aa
mengunciku. Tapi sebagai seorang istri aku harus tetap waspada. Mencuri
umah tangga yang baru beberapa jam yang lalu d
jatuh cinta
ntik, tapi harga diri merupakan harga
rti tak melakukan dosa apa-apa. Tangan kanannya merangkul pinggangku. Kami berjalan m
keramas lagi." Tanyaku tak sabar menghil
sepertiga malam itu banyak manfaatnya Ne
rtanya pura-pura antusias sambil me
haya, do'anya dikabul, terhindar dari orang yang berniat jahat. Mencerahkan mata. Bikin a
ya. Namun ada benarnya juga
ak tahan melihat tingkahnya yan
na mendudukkan badanku di kursi makan. A
tapku te
yum?" rasanya ingin ku
tiku lagi. Tak ada jarak
mengetahui apa yang disembunyikan Kang Yana. Suara-suara itu masih tern
. Pergi saja sana l
ke kamar. Langkahku terhe
aanku seolah menjurus pada kecurigaanku. Bisa-b
k dirumah, baca-baca aja semua kitab Aa, bu
kalau
u novel. Gak ada f
faedah justru aku banyak belajar dari novel.
Yana yang aneh didepanku. Apa dia menutupi se
i menepis semua prasangka
*
murid qari'nya. Awalanya aku diajak, "kita bulan madu," katanya. Tapi dengan segudang alasan aku me
tu. Memastikan seluruh teka-tek
erlalu menghilang dari pandanganku.
." Aku mulai geram. Kang Yana benar-benar menjebakku. Aku mencari cara
nya perpustakaan. Lalu apa semalam itu hanya halusinasiku? Berkali-kali aku m
menemukan celah sekecil apapun kesalahan yang dilakukan karya
ruangan sedemikian rupa. Sampai-sampai aku hampir tak sadar dengan ruangan itu. Rodanya pun tak nampak. Tampilannya seperti
tih. Bunga mawar terpajang disetiap pojok kamar. Kein
Kubuka lemari pakaia
erie berjejer dibagian lemari lain. Set bra cd
mpuan itu?" Ku remas satu lingerie
afas. Hatiku m
menikahiku. Kamu salah kang, aku tidak sebodoh yang kamu kira.
" Ku gertakkan g