Kehadiran Orang Ketiga
am segini seharusnya semua sudah ada di rumah. Tida
lam. Di ruang keluarga, ada Arya yang sedang menon
pulang,"
Mana Adiv
kamarn
ah, Ibu mau
, sepulang dari rumah Mas Kevin. Kemudian menuju ke kamar untuk mandi. Jam sudah menun
ka perlahan pintu kamarnya. Tampak ia sedang tertidur dengan berselimut. Aku mendeka
ma
asa karena keningnya kusentuh. K
enapa?"
edinginan, Bu
la
m obat?" ta
ah,
yang dim
etamol
adi, pusing n
ket nyuruh Adiva pulang. Jadi tad
u sedang ada di rumah Mas Kevi
dianta
ngnya cepat, makanya Adiva minta pulang ce
da urusan, makanya pulang telat
iva kambuh, akhirnya aku berin
Arya,"
yang tergopoh-gopoh
, Bu?" t
Adiva berobat. Kamu pesan taksi dulu,
ganti pakaian, kemudian ke kamar Adiva lagi. Menuntunnya unt
sudah datang
nci pintunya,
a,
s Fahmi lagi. Yang aku pikirkan sekarang adalah Adiva. Sebelum pergi tadi aku sem
i klinik juga, kami me
a Savina," pa
l memapah Adiva untuk berj
gu disini ya?" p
a,
masuk juga k
," sapa Opik
ters
ring dulu,
rbaring di tempat tidur. Op
n sakitnya?
in, Tante,"
nderita tifus ya? Bener n
h dirawat k
gi, jadi di cek dulu d
engambil obat yang diresepkan oleh Opik. Ha
i klinik, Arya mas
. Katanya nelpon Ibu ng
mau mengangkat t
i lagi, ya?" k
era meme
k di teras. Ia tidak membawa kunci ruma
masuk menuntun Adiva menuju ke kama
is itu minum obat,"
akan, mulut
kin pahit. Makan sedikit saja ya? A
u. Roti
nuju ke ruang makan, mengambil rot
emberikan roti pada Adiva. Kupandangi
pa? Kok malah m
sing sekali," sahut Adiva sambil
u memberikan obat pada
a?" kataku sambil menyelimu
buk dengan hpnya. Aku hanya diam saja. Selesai berganti pakaian, aku menuju ke ruang makan untuk menyiapka
getuk pintu dulu sebelum masuk ke kamar. Setelah ia mempersilahkan, baru aku masuk. Ar
a makan somay, jadi masih agak kenyang. N
a, kemudian duduk
ada masalah apa? Ibu l
, mungkin ia menahan sa
amu kan tahu, Adiva itu sakit sedikit saja pasti merengek-rengek kesaki
ikirin. Nanti kalau dia su
akal nga
ya? Ibu takutnya ia punya masalah d
Besok Arya
ihat Mas Fahmi ada di ruang keluarga, dan
tanya kalau tertuju ke hp terus," ucapku pada Ma
a, Bu?" tan
rus," ucapku dengan kesal, "Apa ngg
jalan menuju
makan?" tany
ar katanya
ggak m
untuk merebahkan diri di tempat tidur. Badan terasa capek, s
*
arti aku tadi tertidur. Mas Fahmi tidak ada di sampingku. Aku keluar untuk melihat ke
h sumber suara. Ternyata
kamar membawa hp karena mau pindah tidur di kamar Adiva. Segera aku reka
....
dengan Hanum. Tenang saja, dia nggak nanya-nanya waktu
....
dong. Iya, apa sih y
....
hmi dari tadi. Ingin rasanya aku pukul dia pakai
g kebetulan ada di dekatku. Ia menoleh, dan bisa dibayangkan
kuh itu memang indah kok, Mas. Apalagi kalau nggak ketahuan. Silahkan Mas gugat cerai aku, Mas kan sudah mulai bosan denganku. Atau aku yang
hmi te
pi ngalah-ngalahin yang
li tidurnya. Aku merebahkan tubuhku di samping Adiva. Pikiranku sang
terbangun, kudengar Adiva berkata-ka
ng kami lagi, hu...hu...hu."
k." Aku berusaha m
va..
atanya. Ia tampak meliha
Bu?" tan
u bangunkan. Sudah, sekarang tidur l
t ayahnya jahat. Kalau besok aku tanyain pasti nggak bakal ngaku. Lagian mimpi itu hanya sebagai bun
memikirkan ayahnya. Makanya sampai terbawa mimpi. Atau