Kehadiran Orang Ketiga
at Mas Fahmi masih tidur di sebelahku. Segera aku bangun d
bangun. Mereka melakukan aktivitas wajib, yaitu membantuku membersih
ku selalu menyiapkan kopi untuknya. Masih dalam kondisi diam tidak bertegur sap
nya, mereka mandi bergantian. Aku pun m
di malam, tanpa ada percakapan. Be
rangkat, ya?
engantarkan Adiva sekolah, baru kemudian ia berangkat ke sekolah
nggilan dari Wita, adik perempuan Mas Fah
t..
t..
u dan menerima panggilan itu. Entah apa
mungkin biar aku mendengarnya. Aku segera menyingkir
yang aku suka, membaca komentar dulu, baru baca beritanya. Karena biasanya komentar lebih heboh dari berita. Aku tertawa sampai keluar air mata, benar-
,..
. Tangannya tetap memegang tanganku. Aku berusa
n berdiam diri seperti
ang memulain
malu sama a
Mas yang sudah n
maksu
saja se
rang sudah
waktu untuk istri dan anak-anaknya. Setiap ditanya selalu marah. Mas tahu, bukan hanya aku yang merasakan perubahan Mas, tapi juga anak-an
ar-benar
sengaja meny
hmi te
pat semakin membuatku terluka. Sekarang mas introspeksi diri. Berpikirlah dengan jernih, apa yang sudah terjadi. Ingat Mas, keharmonis
ela nafas
sih maunya Mas se
hanya te
gannya dengan oran
maksu
ng sedang puber. Dan aku yakin kalau Mas
barangan ka
n malam-malam. Lebih banyak menghabiskan waktu diluar, kalau ada di rumah tidak pe
paranoid. Kamu pik
ebelum semuanya terlambat. Ingat anak-anak sudah remaja, menuju ke dewasa. Mereka butuh figur A
n bangkai, pasti akan tercium juga. Apa mas sudah mulai jenuh dengan kami? Ingin menco
an aku berangkat ke sekolah. Setidaknya disana nanti banyak hiburan. Meliha
ng kacau. Keutuhan rumah tanggaku sedang dipert
*
epat waktu, ia berusaha mem
kita makan di luar," kata Mas Fah
s Fahmi kembali seperti dulu, seor
lam bersama. Kulihat anak-anak tampak ceria, terutama Adiva. Kalau Arya b
imana?" tany
ja, Yah," j
tanya Ma
ang penting mak
ngikut saj
nawari Ibu?" tanya Mas F
ggak mau ngajak Ibu ya?"
minta pendapat makan dimana. Soalnya
ngat bahagia. Akhirnya keluargaku seperti semula l
gganan. Kami mencari tempat yang masih k
menu makanan kami pesan, sesuai dengan selera masing-
iva tiba-tiba sambil menunjuk ke
leh ke arah yan
k Rizal adalah mantan kekasih Mbak Hani waktu kuliah. Mereka merupakan pasangan yang sangat serasi waktu itu, tapi aku tidak
ude Hani Itu, B
ngkin t
ang sudah menikah itu harus menjaga pergaulannya. Apalagi Bude Hani sedang bermas
kebanyakan nonton sinetron ikan terbang sih, makanya kamu berpikiran
Kak Arya." Mas Fa
pertinya belum puas dan masih penasaran. Te
mi makan dengan lahapnya. Dengan sedikit bercerita dan bercanda. Suasana begitu akrab, m
Fahmi yang sedang membayar di kasir. Ternyata Mbak Han
aku pada Mbak Ha
kamu?" tanya Mbak Han
mi dan anak-a
mu ya, Hani?" t
apa kabar?
h, baik," jaw
anya-tanya, tiba-tiba
mudian menoleh ke arah Mbak H
ama siapa, Mbak?"
i suaminya Hanum," kata Mbak Hani mem
Kak Rizal sa
jawab M
k sudah menunggu," kataku sam
sudah berdiri di dekat mobil. Sepanjang perjalanan suasana di
*
dengan Rizal. Ibu kenal ya?" tany
masih kuliah. Entah kenapa mereka akhirnya berpisah, padaha
enikah?" tanya
ya dua anak. Ngapain ya Mas m
Kenapa tadi
Mereka pasti nggak akan berkata jujur. At
ngomongin kakaknya
yang salah, akhirnya Mbak Hani pulang ke rumah Bapak. Sampai sekarang Mas Kevin dan N
mu memikirkannya? Su