icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Kehadiran Orang Ketiga

Bab 2 Vertigo

Jumlah Kata:1422    |    Dirilis Pada: 23/05/2022

tir, nanti aku pasti akan bersikap adil," ka

u mau menikah lagi?" sahutku

Aku yang salah, tidak

gan keras, dunia

Kudengar suar

aku, ternyata hanya mimp

dah sadar. Tadi Ibu pi

adi. Oh, iya tadi aku bangun dari tempat tidur,

pa?" tanya Mas Fahmi, s

erkata dengan sesenggukan. Sempat kuliha

ucap Mas Fahmi untuk meng

ata Adiva anak keduak

ta Adiva lagi. Ia menyerahkan teh pa

it ya? Mana yang sak

tku. Aku terharu dengan perh

erutnya hangat," kata Mas Fahmi

h yang disodor

bakar untuk sarapan kalia

iva sambil berjalan

angkit dari

? Tiduran saja,

ap-siap berangkat

a dulu. Istiraha

sendirian

gempa bumi. Aku langsung memegang pundak

u?" tanya

a muter

aja, nggak usah kemana-

ku di rumah ya?" ka

ia ada janji dengan seseorang di telepon tad

u di tempat kerja, aku pingsan ada yang menolong. Kal

hmi. Segera aku berjala

uk

pusing, dan dunia terasa berput

au berjalan." Mas Fahm

ing dan semua terlihat berputar. Jadi nggak ke

lihat. Aku sangat kesal dengan Mas Fahmi, sepertinya ia tidak me

nya Arya yang baru ke

ngsung muncu

l." Mas Fahmi ber

jalan mencari kotak P3K, kemudian muncul dihadapanku lagi dengan betadin

sih ya, Na

-sama

urusan, nggak bisa menemani Ibu. Kalau Ibu sendirian di rumah dengan kondisi

a-apa. Tapi Ibu yang meminta izin sam

rjadi antara Arya dan ayahnya. Aku akan menggu

nemani Ibu di rumah. Hari ini Ayah iz

gkar kalau seharian aku dan Arya ada di rumah. Aku tersenyum penuh ke

*

i, tapi pintu kamar mandi tidak ditutup rapat. Kata Mas Fa

sakit, ya? Mau periksa ke dokter. Tadi sudah

televisi sambil memegang hpnya. Pasti ia tidak mendengar pintaku tadi, karena

?" kataku dengan s

ahmi

u?" jawab Mas Fah

edang berbalas pesan dengan seseorang dan memanggilnya sa

li dengan hp. Istri ngomong d

n tidak masuk kerja. Ibu tadi

u ke rumah sakit. Tadi s

akit, dan ia adalah teman baikku. Na

as. Aku tahu kalau ia kesal, karena aku pa

*

Opik. Aku biasa seperti ini, tanpa ke pendaftara

Opik cantik," aku

cat sekali. Dengan siapa kamu k

" ucapku dengan

?" tanya Opik

a?" ta

ertanya. Kamu lagi ada ma

hati dan pikiranku. Tapi ma

g ket

ku, kalau aku ada masalah, pasti ia bi

bah. Kapan pun kamu siap berbica

kasih,

is. Jangan gitu lah. N

k memeriksaku dengan seksama. Tak lam

okter," kata Mas Fahmi menggo

rputar-putar terus. Kalau sedang berjalan terus merasa berputar-putar, harus berhenti.

ya mengangguk

sanya vertigo akan kambuh. Vertigo bisa dicegah dengan beberapa cara, antara lain: tidur dengan posisi kepala lebih tinggi, duduk diam sejenak saat bangun tidu

kasih,

kit, aku mengajak Ma

o roti Queen. Pengen beli kue

han, aku tersenyum. Akhirn

kue sus saja," kata Mas Fahmi ketika meliha

oko kue, takut kalau aku nanti

ni kan kue kesukaan anak-anak. Tahu dan ri

rasa sakit mendengar ucapannya. Seperti tidak ik

kenal, keluar dari mobil bersama dengan perempuan cantik. Merek

tapi perempuan yang bersamany

bisa timbul fitnah. Siapa tahu

laki-laki. Mas kalau jalan sama Adiva, mau nggak seperti itu.

urusan mereka, ngg

il dan mulai berjalan perlahan. Aku mas

selingkuh dengan suami orang? Pasti shock dan marah besar. Laki-laki memang suka seperti itu. Sering membiayai perempu

am saja, dengan ma

goceh nggak karuan git

Semoga kena batunya," sungutku dengan ke

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Mengancam2 Bab 2 Vertigo 3 Bab 3 Curiga 4 Bab 4 Bucin5 Bab 5 Sebuah Rencana 6 Bab 6 Puber Kedua 7 Bab 7 Berdebat8 Bab 8 Berbohong 9 Bab 9 Fakta Yang Mengejutkan 10 Bab 10 Sakit11 Bab 11 Sidang Keluarga 12 Bab 12 Fakta Baru 13 Bab 13 Terungkap 14 Bab 14 Nasihat Mertua 15 Bab 15 Khilaf 16 Bab 16 Paranoid 17 Bab 17 Kurang Bersyukur 18 Bab 18 Keributan 19 Bab 19 Diusir20 Bab 20 Jujur21 Bab 21 Shock22 Bab 22 Pertengkaran 23 Bab 23 Fahmi Sakit24 Bab 24 Di Rumah Sakit25 Bab 25 Masih Di Rumah Sakit 26 Bab 26 Sebuah Pengakuan27 Bab 27 Pulang 28 Bab 28 Bertengkar Hebat29 Bab 29 Ibu Mertua30 Bab 30 Bimbang 31 Bab 31 Hamil 32 Bab 32 Keputusan 33 Bab 33 Beradaptasi 34 Bab 34 Tidak Bahagia 35 Bab 35 Kebahagiaan Arya36 Bab 36 Keguguran 37 Bab 37 Klarifikasi 38 Bab 38 Di Restoran 39 Bab 39 Konsultasi 40 Bab 40 Depresi41 Bab 41 Karma 42 Bab 42 Sebuah Rencana43 Bab 43 Jatuh Cinta 44 Bab 44 Video Viral45 Bab 45 Semakin Seru46 Bab 46 Bertemu Dinda47 Bab 47 Kedatangan Fahmi48 Bab 48 Surat Panggilan 49 Bab 49 Bertemu Ray50 Bab 50 Bersama Ray51 Bab 51 Sadar Diri 52 Bab 52 Kondangan53 Bab 53 Arya Berkelahi 54 Bab 54 Menemui Duta55 Bab 55 Fahmi Mengamuk56 Bab 56 Status Baru 57 Bab 57 Teman Baik58 Bab 58 Melaporkan Ke Polisi 59 Bab 59 Resiko Menjadi Janda 60 Bab 60 Bukan Urusanku61 Bab 61 Orang Tua Dinda62 Bab 62 Ikatan Batin 63 Bab 63 Sengaja Menghindar64 Bab 64 Buktikan!65 Bab 65 Puber 66 Bab 66 Bertengkar 67 Bab 67 Berdebat Lagi68 Bab 68 Kejutan69 Bab 69 Masa Lalu Ray70 Bab 70 Memantapkan Hati71 Bab 71 Menemui Camer72 Bab 72 Luka Lama73 Bab 73 Beban Pikiran 74 Bab 74 Setuju75 Bab 75 Lea Kabur76 Bab 76 Hal Penting 77 Bab 77 Separuh Jiwa78 Bab 78 Minta Restu79 Bab 79 Move On80 Bab 80 Cemburu 81 Bab 81 Minta Maaf 82 Bab 82 Ada Yang Cemburu 83 Bab 83 Melakukan Berbagai Cara 84 Bab 84 Sidang RT85 Bab 85 One Step Closer86 Bab 86 Panggil Mama87 Bab 87 Menantu Kesayangan 88 Bab 88 Bersama Mama89 Bab 89 Saling Memaafkan 90 Bab 90 Saling Menggoda91 Bab 91 Drama Jessica 92 Bab 92 H-193 Bab 93 Sah94 Bab 94 Melakukan Sesuatu 95 Bab 95 Manipulatif96 Bab 96 Ke Rumah Sakit 97 Bab 97 Pernah Membencinya98 Bab 98 Tidak Mau Membebani99 Bab 99 Survivor Kanker 100 Bab 100 Butuh Waktu