Kehadiran Orang Ketiga
engan mengendarai motor, aku mampir ke toko kue dan toko
h mengajar di sebuah SMP swasta. Setelah aku hamil anak kedua, yaitu Adiva, aku mengundurkan diri dari SMP tersebut. Karena mengurus dua anak yang
ada, aku berusaha semangat mengajar di TK. Arya termasuk siswa angkatan pertama di TK yang aku kelola. Aku bekerja sambil mengasuh dua anak. Untung saja pihak yayasan
udah sampai di d
ucapku sambil mem
m. Sudah sehat?" tanya I
lillah,
il meletakkan makanan yang ak
egiatan hari itu. Aku sangat merindukan masa-masa itu. Ketika Mas Hanif, Mbak Hani dan aku masih sekolah di s
emana lagi kalau nggak ke sawah,"
aku sambil mencomot maka
nya pergi, ada sedikit urusan. Ya kaya
al dengan kela
nasib rumah ta
ani ada di rumah ini. Padahal maksud Ibu itu baik. Selesaikan dulu masalah rumah tan
Bapak baga
ncana, entah kapan. Sepertinya dalam waktu dekat, biar nggak berl
sendirian atau
ya send
man, Hanum mau
Ibu sam
an. Tak terasa azan Zuhur berkumandang. Ak
ulang," kata Ibu ketika m
enyerahkan bungkusan pada Ibu. Ternyata b
lah tadi langsung
n salat dulu, y
wah. Bapak baru beberapa bulan ini pensiun, beliau adalah guru SD. Untuk menyibukka
favorit kami sekeluarga. Masakan Ibu luar biasa enak. Beberapa kali aku mencoba memasak pepes ikan, rasanya tak seenak masakan Ibu
ang keluarga. Menonton te
u saja selesai salat Zuhur. Bapak sering memanggilku dengan sebu
, Pak, sudah s
ters
kalah dengan Bapak yang sudah tua
dan bugar. Rahasianya kata Bapak, menikmati hidup, jangan banyak pikiran yang negatif. Jika kita selalu berpiki
" tanyaku dengan hati-hati. Takut nanti dibi
ng cerita ya?
butuh teman, aku b
ana ini pada siapapun ya? Termasuk suamimu, apalagi
nggak boleh bilang sa
angan bebankan suamimu dengan permasalahan keluarga kita. Kasihan dia, sudah terlalu banyak beban.
na dalam berbicara dan bertindak. Semoga selalu sehat cinta pertamaku, menci
*
saji yang ada di meja makan. Untuk melihat makanan apa yang dihidangkan. Aku memang tidak membiasakan anak-anak terlalu
menggoreng tahu tempe. Lauknya pepes
," sapa Adiva yang ba
ebiasaan langsung buka tudung
awab Adiva sam
lu, cuci tanga
, Bu
a pulang. Kami pun makan bersama. Kalau Mas Fahmi hanya sarapan dan makan m
ejadian di sekolah atau tentang yang lainnya. Sungguh
sore terus. Apakah memang banyak kerjaan ya? Ingin bertanya dengan Pak Yanuar, tapi aku sungkan. Nanti dikirany
kepulangan Mas Fahmi.
ertinya? Apakah ada
Pulang cemberut salah, pulang dengan ceria
ung menghujam jantungku.
ggak perlu bentak gitu. Kalau ak
angsung masuk ke kam
ore terus? Banyak kerjaan ya d
li. Aku kan baru pulang dari kantor,"
ur selalu memberitahu. Tapi sekarang kok tidak pernah lagi. Kalau sudah waktunya pul
lem
hari ya? Lemb
ari lembur
omong kalau Mas sudah pulang dari jam dua.
ndadak pucat. Ia j
ang begitu." Mas Fahm
ng angkat. Berarti lemburnya nggak sam
h banyak tanya. Mau
pa harus marah? Biasa aja kali?" kataku m
istri, saking sibuknya lembur di kantor. Atau jangan-jangan Mas mau dipromosikan jadi Kabid atau bahkan kadis
r pemerintahan, yaitu kepala bidang. S
nya ada suara sendok yang beradu dengan piring. Kami seperti orang asing yan
piring. Kolaborasi yang indah antara seorang Ibu dan dua anak. Tapi sa
k duduk di ruang keluarga sambil menonton televisi. Aku tidak fokus dengan acara yang
ana. Tidak ada permintaan maaf atau sekedar meny
akan selalu diliputi perasaan ini? Perasaan yang sangat penasaran ak