Istri Bayaran Untuk Bos Galak
song. Kantin rumah sakit ini terlihat sangat ramai. Banyak dar
menatap lesu sang atasan. Perutnya sudah keroncongan, ditambah tidak
kekasih tengah beranjak dari tempat duduknya. Dengan cepat, Devan mengambil
jajarkan langkahnya dan Devan. Gadis itu sampa
saat keduanya berhasil m
rus meringis menahan sakit. Ia pun hanya melirik sekilas pada Devan, lalu dudu
atif untuk memesankan makanan karena kasihan melihat Cecil yang
? Kan Bapak yang berkuasa atas hidup saya," ujar Cecil
suka membangkang. Tidak mudah ditebak. "Good! Tetap jadi b
mesan dua porsi nasi goreng dan dua gelas teh hangat, l
langsung mengambil sikap tegap setelah tadi di
ujar Devan, lalu dud
. Semoga saja, Devan tidak pesan makanan laut
ama es teh," u
aki-laki itu harus tetap terlihat stay cool. "Syukurlah. Saya alergi makanan laut soalnya,
il sendiri tak mau membuka percakapan lagi. Ia lupa jika bos galaknya ini san
besar berisi dua porsi nasi goreng beserta minumannya. Sesampainya di meja Cecil dan De
ati, Kak," ujar
um tak kalah rama
ada keduanya, karena masih ha
sa masakannya juga nikmat. Selain itu, pelayanannya pun terbilang cukup cepat, meski pembeli sangat ramai. Andai ini adalah warung maka
Devan saat mulut Ce
Cukup Devan saja yang melihatnya urakan seperti ini. Jangan sampai hal ini terja
," ujar Cecil
a saya lihat kamu urakan seperti itu. Apa yang keluarga say
ng. Ia harus bisa meredam
juga pernah jadi orang kaya, tapi perasaan ng
saat Cecil tak kunjung menjawabnya. Gadis
langinya lagi. Sekali lagi, saya minta
is itu sekilas, lalu melanjutkan makannya lagi.
samping Cecil. Gadis itu terlihat buru-buru, takut-takut jika ibunya sudah
itatapnya jari jemari yang semakin memerah dan mengabaikan rasa sakit yang i
kaki menyeker. Ia mengabaikan tatapan
g baru menyadari adanya kejanggalan di kaki Ce
an, Pak. Jadi mer
r cer
memilih untuk terus berjalan ta
kosong. Benar saja yang Cecil khawatirkan,
ritahu dirinya kalau pasien sudah dipinda
Pak Devan mau pulang, pulang saja," ujar Cecil samb
a ik
sebenarnya? "Kenapa Bapak masih mau di sini? Pak Devan pulang saja. Saya bisa jaga Ibu sendirian. Lagian, b
?! Mau saya pulang ataupun tidak, itu hak sa
rakkan kedua bahunya naik turun lalu membiarkan Devan berbuat semaunya. "Terserah Bapak sa
nta
, Cecil pun meninggalkan Devan da
, langsung mengambil langkah seribu dan
!" Teriak De
engaja. Dendamnya kini terbayar lunas, k
" Cecil terkes
dalam dan disusul oleh Devan. Gadis itu tersenyum samar setelah melihat
a, lalu dibawa ke dalam dekapan. "Ibu cepat sadar dong, Cecil rindu senyum Ibu, rindu o
guh, Cecil tak kuasa menahan tangisnya. Kalau boleh memilih, lebih baik dirinya yang terbarin
iarkan gadis ini menangis. Ia
yang berdiri mematung di sampingnya. Ia tidak ingin terlihat lemah
Tidak perlu minta maaf. Menangis saja kalau itu bisa membuat perasaan kamu jauh lebih lega. Tidak
nya kembali meluruh saat tangan mun
entuh. Gadis itu memang benar-benar menyayangi ibunya. Bahkan
menuju sofa mini yang tersedia di sana, lalu mendudukkan diri sambil bermain ponsel. Tak lupa ia mengh
piri Devan dan duduk di
l tulus, meski pandangann
beralih menatap horor pada
teknya. "Terima kasih karena Bapak sudah bersedia membantu saya membiayai operasi Ibu, menjaga Ibu, mengant
dulu! Jangan lupa de
ubur, menyesal pun tak ada guna. Yang penting, ibunya bisa selamat. "Bapak tenang saja. Saya tidak mungk
unggu besok di ruangan jam 10. Setelahnya, kamu dandan yang cantik,
sih belum sadar." Cecil benar-benar tidak paham dengan apa yang
k dalam hati. "Saya rasa, itu tidak masalah. Semakin cepat, maka
hanya ingin membuatnya takluk dan tidak bisa berbuat apa pun.
uk duduk di samping ranjang ibunya daripad
*
erus bergerak. Tidak terasa
am
semakin berat. Tiba-tiba saja, Devan beranjak da
jar Devan yang kini tenga
di sebelahnya dengan mata memicing.
p VIP ini dan mengisyaratkan agar Devan segera mereb
n dagu, lalu ia menggeleng cepat, "Di sana hanya
embus kasar. Tidak heran jika
apa yang ada, kalau tidak mau, pulang saja!" u
aya! Kamu jad
aan, Devan ini! Mentang-mentang bos, bukan
Kamu ke
a ini? Tentu saja g
lak perintah bosnya tanpa membuat laki-laki itu tersingg
ngu dengan motif bunga-bunga itu, terlihat tidak terlalu sempit. Devan pun menar
yang dirasa sangat konyol.à "Emmm ... saya tidur di sofa saja. Biar Bapak bisa tid
itu bisa berpikir dua kali untuk memintanya tidur bersama. Yang benar sa
. Saya bisa mengunci pergerakan kamu deng
a membuat seribu alasan sekalipun, laki-laki angkuh itu
ngkuh!" makin
engan rapi. Ia kemudian menggiring langkah menuju ke arah yang ditunjuknya. Sementara Ceci
a, ia melepas sepatu mahalnya terlebih dahulu, kemudian b
terlihat mematung, mem
i? Cepat naik!"
hal yang tak senonoh. Masalahnya, ruang inap VIP ini terlalu private, kalaupun ada
ik napasnya sebentar, lalu mulai bercelote
khirnya gadis itu pun menurut. Perlahan, ia mulai melakukan pergerakan, naik di ata
alikan gadis itu. Ia mendekatkan tubuhnya, lalu
ya. Tangan itu sudah bertengger di perut Cecil dan kakinya pun tengah
ya gak b
terlalu
. Bahkan, laki-laki itu sengaja menyembunyikan wajahnya di
buah dengkuran halus yang masih bisa tertangkap pendengaran Cecil. Gadis itu terseny
ak kunjung menyerang. Ia bingung sekaligus gelisah. S
anti. Apa lelaki itu akan melakukan hal yang sama setiap harinya? Menjadikan
un. Ia tahu jika calon i
n suara seraknya. Bagi Devan, ini
rsentak kaget. "Bapak, nga
perinta
jur. Tangannya bergerak memili
isi gadis itu beralih menghadapnya. Devan menyembunyikan wajah Ceci
g Devan maksud. Bukannya takut, gadis itu malah menanta
pergerakan Cecil dengan kaki panjangnya. Ia sudah bersiap men
mejamkan matanya, lalu menutu
... Say
terjadi s