Istri Bayaran Untuk Bos Galak
Gadis itu meremas pelan ujung roknya, dengan netra bergerak ge
uat gadis itu tenang. "Jangan gugup, bersikap sopan," bisikn
ecil berikan. Ia pun tersenyum ki
gabung di meja makan. Namun sebelum itu,
, ini Cecil, cal
gan Cecil di rumahnya. "Saya Utari, maman
angan Adi dan Utari. "Saya
perti tidak asin
nnya tidak enak. Apa ada
ancar jelas dari sorot matanya. Ada apa ini?
Hutama dan Nira Hutama, Om. Maaf
Tidak menyangka, semudah itu dirinya b
ilakan Cecil untuk duduk agar obrolan bisa lebih
nyumnya, meski ia masih sedikit
um Wira, kan?" tanya Adi memastikan sekali lagi, jika yang bera
, Om. Kenapa ya? Apa Om perna
perti sekarang ini juga berkat almarhum ayahmu. Dulu, saya dan almarhum adalah sahabat baik, hingga suatu ketika perusahaan yang saya bangun menjadi b
yang sudah Wira berikan. Cecil sendiri tak kuasa. Ia ti
gkrut. Waktu itu saya mendengar berita burung jika kalian sekeluarga pindah ke luar kota. Sejak saat itu, saya tidak
ika dunia tak selebar daun kelor. Gadis itu tersen
temu dengan sahabat Ayah. Kalau ibu
Utari membuat Cecil tersenyum getir. Ia melirik sekilas pada Devan yang
liau koma dan harus melakukan perawatan int
an keluarga Hutama menjadi semalang ini. "Astaga ... kasihan sekali nas
a sudah berusaha menahannya. "Tapi Ibu belum siuman, T
ndisi Ibu Nira. Kamu juga gak perlu sungkan di rumah ini. Anggap kami seperti orang tuamu ya, Nak. Toh, sebenar lagi kamu dan D
a sangat nyaman. Mama Devan memang t
nte." Senyum Ceci
manja kepala Cecil. "Siapa yang suruh ma
pada mama Devan atas sikap putranya selama ini. "Ma, Mas D
enar, Dev apa yang Cecil bilan
da Devan, kala sang calon mertua lebi
semakin kesal. "Mas, Mas. Kam
aja kalau menyebut kata saya di depan orang tua
t, Mas," jawab
a!" gera
an dulu. Nanti keburu
n dan Cecil. Akhirnya mereka pun makan b
ajak dua sejoli itu untuk berunding, membah
ama Mama bisa mengantar kalia
rgerak cepat seperti ini. "Emmm ... Om, eh, Pa. Maaf sebelumnya, apa ini
. Ia tidak mau terburu-buru. Tapi dirinya juga mera
ia mempercepat pernikahannya. Devan sendiri tidak mau ikut ca
akin, ibu kamu juga pasti bisa memaklumi. Beliau juga pasti akan
elirik sang putra. "Menurut kam
nya. "Terserah Mama.
Cecil, "Gimana, Ceci
aimanapun, ia harus menepati janjinya pada Devan, menjadi istri bayar
kah sama Mas Devan. Mama
suaminya. "Semuanya akan segera Mama p
buatin Papa cucu, ya? Papa rindu ta
menatap Devan tajam. Bagaimana ini? Belum apa-
uluh juga Devan pasti s
a hanya bisa meringis saat papa Devan m
terpampang di hadapannya. "Oke, pernikahan kalian dilakukan Minggu depan.
ngang mendengar pernyataan Utari. "