Istri Bayaran Untuk Bos Galak
ang memberi tahu jika kondisi ibunya semaki
angan yang masih menunjukkan pukul 3 sore. Itu
a harus bergegas pergi ke rumah sakit k
pulang lebih awal dari jam pulang kantor. Ia tidak peduli kalau Devan me
h, Cecil berjalan mene
.. to
ntu yang
as
intah, Cecil pun lan
apnya ragu dengan r
di pergelangan tangannya. "Ini masih jam berapa, Cecilia Hutama?! Kenapa jam seg
ebelum akhirnya ia memohon unt
lancang untuk pulang di jam kantor. Tapi saya mohon, kali ini saja izinin saya pulang lebih awal, Pak. Kondisi ibu saya semakin menurun. Baru
n. Ia sungkem pada lelaki itu
il," perintah
n sebelum Devan memberinya izin. "Nggak, Pak. Saya
ngan pendiriannya,
rdiri!" pi
nggeleng, hingga m
a sendiri yang antar kamu ke
a, Cecil pun berdiri dar
ngkah Devan agar b
kiran, Devan mengh
! Saya ambil kunc
terlihat bersemangat. "Biar saya sa
saku celana bagian depan deng
mengambil kunci mobil yang ada di saku celana
Cecil pun segera membuka pin
ka pintu belakan
asuk lah, Pak. Tadi Bapak bilang mau antar saya? Kalau nggak ikhlas, mending
ngan keras, dan ia bernia
n langkah Cecil. Ia membuka pintu penumpang bagian d
as
adu Cecil saat kep
amu! Enak saja main
l saat dirinya sudah berhas
ngsung menutup pintu Cecil dan seg
etalik itu berbaur dengan pengemudi lain d
Devan saat mobil sudah mela
engan harap-harap cemas. Pikirannya tidak
Cecil alami, ia pun berniat menegur. "Bisa te
, setelahnya ia berusa
alihkan fokusnya pada pemandangan daripada memikirkan ke
suki area parkir rumah sakit. Tanpa basa-basi
akan Devan, hingga membuatnya mengelus dada untuk beberapa kali. "Astaga! Bisa lem
mewah itu, dengan perasaan dongkol. Ia pun menin
napnya!" teriak Devan saat Cecil
arkan langkahnya dengan Cecil. Meski dengan n
gak?!" ucap Devan
natap laki-laki itu tajam. "Nggak! Saya nggak bisa santai lihat ibu
osnya, Cecil terus berjalan
ah kamar bertuliskan Mawar 07. Ia pun semakin me
ikum," salam
berjas putih yang sedari tadi menemani ibunya
l kehadiran Devan
ens. Ia merasa heran karena sebelumnya Cecil tidak pernah mengajak sia
Ini bos saya, Dok. Namanya Devan. Kebetulan, b
engajak Cecil dan Devan untuk du
bangan ibunya, tanpa basa-basi, gadis itu langsung
k? Apa sudah ada perkembanga
ana? Nak Cecil sudah berhasil melunasi biaya administrasi? Sepertinya, kita sudah tida
t menetes. "Saya belum berhasil mendapatkan uang itu, Dok. Apa tidak bisa
at apa-apa. "Maaf, Nak. Selama administrasi belum terlunasi, operasi tidak akan bisa dimulai. Ini sudah menjad
wajahnya gusar. Ia tidak tahu
ya, dan semuanya a
lamunan Cecil. Gadis i
anget nyuruh saya nikah sa
a-pura saya. Saya tahu, kamu tidak akan mungkin terpesona dengan saya. Den
sama pernikahan. Saya cuman mau
ter hanya bisa menyaksikan perdeb
cil! Semua keputusan ada di tangan kamu sekarang. Mau meneri
apa? Kedua pilihan itu sama-sama sulit, tapi membiarka
berat, mau tidak mau, ia harus menerim
at yang lainnya menyusul. Yang penting, Pak Devan sekarang harus melunasi semua biaya administr
tidak punya pilihan lain. Entah apa yan
at apa-apa. "Maaf, Nak. Selama administrasi belum terlunasi, operasi tidak akan bisa dimulai. Ini sudah menjad
wajahnya gusar. Ia tidak tahu
a, dan semuanya aka
lamunan Cecil. Gadis i
nget nyuruh saya nikah sama
a-pura saya. Saya tahu, kamu tidak akan mungkin terpesona dengan saya. Den
sama pernikahan. Saya cuman mau
ter hanya bisa menyaksikan perdeb
cil! Semua keputusan ada di tangan kamu sekarang. Mau meneri
apa? Kedua pilihan itu sama-sama sulit, tapi membiarka
erat, mau tidak mau, ia harus menerima
at yang lainnya menyusul. Yang penting, Pak Devan sekarang harus melunasi semua biaya administr
tidak punya pilihan lain. Entah apa yan